Ada seorang pemuda yang mempunyai impian tinggi berasal dari Sabang berkelana ke kota Metropolitan. Keinginannya untuk membuktikan ke dunia ingin membawa perubahan pada negeri ini membuat dia berpacu melawan waktu.
Jakarta merupakan kota yang keras penuh tantangan dan tidak mudah untuk ditaklukan. Namun, pemuda itu memiliki mimpi setinggi langit, dan berkeinginan kuat demi mewujudkan satu hal yang tersimpan dalam angannya.
Selama 2 tahun lamanya kerja keras banting tulang berkerja dari pagi sampai malam demi menyambung hidup sehari-hari sembari menabung untuk masuk kuliah. Shift pagi sampai sore pemuda X berkerja di Alfamart sedangkan, malamnya pemuda X bekerja menjaga Toko dekat kosannya.
Keinginan berkuliah begitu besar demi mewujudkan marwah yang ada di kalbunya. Pemuda X akhirnya berhasil mengumpulkan biaya masuk kuliah dan ahirnya berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Beasiswa adalah yang pemuda X kejar, hingga namanya meroket menjadi Mahasiswa yang populer dengan intelektual yang tinggi. Selama kuliah dari semester 2 sampai semester 7 Pemuda X mendapatkan beasiswa dari BUMN lantaran prestasinya menulis, dan menerbitkan buku-buku fenomenal. Singkat cerita ia lulus jurusan ilmu hukum dengan gelar SH. dengan kelulusan terbaik summa cum laude.
Latar sebagai anak hukum membuat Pemuda X menengok bidang lain, yaitu berwirausaha kecil-kecilan dengan modal pas-pasan. Akhirnya, setelah berkali-kali gagal membuka usahanya bahkan hampir menyerah dan putus asa, pemuda X merasa ada yang salah dalam hidupnya, setelah apa yang diperjuangkan tak kunjung menuai hasil.
Baca Juga: Kiat-Kiat Untuk Mewujudkan Impian
|
Kegentingan hati Pemuda X mendorong dirinya untuk mencari solusi atas kegelisahan dalam kalbunya. Ahirnya, Pemuda X mudik ke Sabang tempat kelahirannya, suatu tempat memulai mimpi setinggi langit itu. Tempat yang menjad cikal bakal semangat berkobar untuk selalu menggapai mimpi itu.
Terketuk hati dan pikirannya untuk menemui Sang Legendaris preman kelas kakap di sekolah waktu SMA di Sabang, walau itu hanya anggapan bagi para haters yang memang mendeskripsikan dengan julukan itu. Namun, siapa sangka motivasi dan kata-kata bijaknya mampu membelah lautan Nusantara.
Pemuda X sangat rindu hingga membuat bergegas menemui Sang Legendaris. Hingga ahirnya bertemu, mengobrol berdua dengan serius tanpa basa-basi. Sang Legendaris berpesan, “penuhilah janjimu seperti apa yang kau ucapkan kala itu”. Kata-kata itu membara dan terniang dalam angan Pemuda X.
Memang Pemuda X pernah berjanji bahwa suatu hari akan kembali beragama Islam. Dulu ketika orang tuanya masih hidup pemuda X dilarang pindah dari agama Kristen. Setelah 2 tahun lalu, orangtuanya meninggal karena kecelakaan di Lampung dan berpesan kepada Pemuda X untuk berprilaku bijaksana.
Hal tersebut merupakan wasiat sebelum meninggal ketika kedua orangtuanya yang sempat kritis di rumah sakit. Ternyata wasiat itu baru bisa diterjemahkan dalam nalar pikirnya hari itu. Dari hal itu semuanya membuat pemuda X yakin seyakin-yakinnya untuk bermuallaf sebenar-sebenarnya, kembali beragama Islam.
Banyak bekal yang dia miliki, pemuda X pernah belajar secara diam-diam di tempat Pamannya yang waktu itu Pemuda X masih sekolah SMA. Memang rumah Pemuda X jauh dari tempat sekolahan SMA Prima dengan jarak 20 kilometer sehingga Pemuda X harus numpang di rumah pamannya yang dekat dengan sekolahan.
Pemuda X belajar agama Islam pun tidak diketahui oleh Pamannya, kala itu karena dia belajar dari mendengarkan saat Pamannya mengajari ngaji anak-anak sekitar rumah. Pamannya seorang Petani sekaligus Guru Ngaji yang tanpa pamrih memberikan ilmu kepada anak-anak harapan bangsa itu.
Cara belajar pemuda X sangat unik, dengan mendengarkan dan belajar di tempat lain bersama murid Pamannya yang tergolong pintar bernama Fahmi. Pemuda X yang sebelumnya beragama Katolik dan pindah beragama Islam mulai gelisah. Sehingga semenjak SMA kelas 12 setelah memutuskan beragama Islam dia jujur kepada Pamannya mengenai status Agamanya.
Dari situlah pemuda X belajar semakin dalam agama Islam, walau pun akhirnya Ayahnya murka kepada Pemuda X lantaran mengetahui pindah kepercayaan berlainan dengan Ayahnya yang beragama Katolik kala itu. Dari situlah Pemuda X berikrar apabila sukses akan masuk Agama Islam kembali.
Lantaran waktu itu “uang” yang melunturkan iman dalam dirinya karena Ayahnya mengancam tidak membiayai sekolahnya. Kini keadaan berbeda setelah 7 tahun berlalu, mengalami masalah yang kelam membuat Pemuda X tumbuh sebagai pemuda yang kuat dan pantang menyerah.
Wirausaha yang pemuda X rintis ahirnya dia lanjutkan berkat motivasi dan saran Sang Legendaris. Dengan iman Islam yang tertanam di hati, perkataan, dan perbuatan dalam setiap usahanya setelah sekian kali gagal, bahkan tercatat 96 kali kegagalan.
Ternyata kegagalan itu berbuah keberhasilan, wirausaha Martabak Jogja yang dimodifikasi pun berkembang sangat pesat setelah berjalan 3 tahun pasca kegagalan yang menghampiri. Bahkan sudah mampu membuka cabang usahanya sudah ada 190 outlet di Indonesia dan 2 cabang di Singapura dan Malaysia.
Kesuksesan itu tidak membuat pemuda X Jumawa tetapi, justru hal itu menjadikan dirinya semakin mendekatan diri kepada Allah. Itu terbukti dari sistem usahanya yang syariah dan kedermawanan pemuda X terhadap masyarakat yang tidak mampu. Kesuksesan pemuda X terdengar oleh Sang Legendaris sampai ahirnya mereka bertemu kembali di gedung MONAS dan memutuskan membangun sistem bisnis modern.
Editor: Hadi Wiryawan
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂
Anda juga membaca kumpulan cerpen menarik lainnya di sini!
Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju cerpen ini menarik!
Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
One Comment