Aba Guru di Mata Anak Didiknya (Kisah Inspiratif dari Kampung Sangaji, Ternate)

Kerja saja dengan baik dan ikhlas, taat saja kepada pimpinan kamu, insya Allah jalan terbaik selalu bersamamu.4 min


1
1 point

H. Abdurrazak Abubakar. Beliau adalah sosok yang sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat sebagai seorang pengajar, pendakwah dan juga seorang imam di salah satu kampung yang ada di kota Ternate, yakni di kampung Sangaji. 

Keseharian beliau tak lepas dari misi dakwah untuk mengajarkan dan mendidik anak-anak di kampung tersebut bahkan di kampung tetangga agar mengetahui baca dan tulis al-Qur’an hingga menanamkan nilai-nilai Islam kepada mereka sejak dini. Ada sebuah wejangan yang selalu beliau utarakan kepada setiap anak didiknya, yakni, “kecil teranja-anja besar terbawa-bawa”.

Salah satu semboyan yang mengiringi setiap langkah untuk dapat mengajarkan dan mendidik setiap anak yang beliau didik untuk dapat menjadi anak-anak yang sukses ke depan dengan berlandaskan pada ilmu-ilmu keislaman yang beliau berikan kepada mereka.

Beliau biasa disapa “Aba” oleh anak-anak dan para murid-muridnya, bahkan masyarakat di sekitar kelurahan. Aba merupakan lulusan Pendidikan Agama di STAIN Ternate, di mana beliau pada waktu itu merupakan salah satu mahasiswa terbaik, yang tatkala pada saat beliau melaksanakan KKN di daerah, beliau dikenal dengan mahasiswa yang baik dan juga cerdas juga sangat suka melukis, hingga masih terpampang hasil lukisannya di salah satu daerah di Maluku Utara, tepatnya di daerah Halmahera Utara hingga kini.

Aba adalah sosok yang sederhana dengan kecintaan beliau terhadap seni, terutama pada seni kaligrafi, di mana dari tangan beliau telah lahir beberapa kaligrafer-kaligrafer andal termasuk anak beliau yang telah banyak berprestasi dan mengharumkan nama Maluku Utara tentunya, dengan hanya menggunakan media kapur dan papan tulis hitam yang menjadi sebuah sarana mengajar beliau untuk anak-anak didikannya.

Di waktu senjanya, beliau masih saja terus bersemangat untuk mengajar dan mendidik anak-anak didiknya untuk belajar agama, walaupun tubuhnya sudah tak kuat seperti dulu lagi, namun hal itu bukanlah sebuah halangan bagi beliau.

Kadang di malam hari, beliau selalu memainkan jarinya pada sebuah gitar yang telah usang pada saat beliau selesai mengajarkan anak didik, memainkan tangannya untuk memukul gendang tak bertuan mengikuti irama orang pasir, melantunkan lagu-lagu syahdu demi menghibur diri dan anak didiknya, bahkan Aba juga selalu memainkan lengannya, mengayun kuas dengan lembut, sekadar melukis pemandangan di tembok atau media tripleks untuk sebuah karya tanpa batas yang juga sebagai sarana belajar bagi anak-anak didiknya dalam bidang seni.

Aba juga merupakan orang yang selalu ingin memotivasi setiap anak-anak yang beliau ajar dan didik untuk menjadi orang yang berguna kelak, yang tentunya lewat bidang keilmuan yang beliau dalami yakni bidang seni dan agama. Dalam bidang seni, Aba dikenal sebagai orang yang mempunyai banyak prestasi, baik itu seni Islam maupun seni pada umumnya.

Banyak hal yang sudah Aba hasilkan lewat tangan yang begitu berbakat, beliau juga yang telah memenangkan dua logo yang digunakan pada seluruh pegawai provinsi Maluku Utara dengan moto “marimoi ngone futuru” dan logo Kabupaten Halmahera Utara dalam kerangka “hibua lamo”, juga beberapa karya-karya kaligrafi yang begitu indah, ditambah lagi Aba adalah orang yang sering membuat banyak sekali dekorasi panggung-panggung kegiatan MTQ dan STQ yang sekarang telah dilanjutkan pada anak-anaknya.

Pada bidang keagamaan Aba mempunyai sebuah cita-cita tentang bagaimana anak-anak yang ada di kelurahan bahkan sampai di seluruh Maluku Utara mengenal nilai-nilai Islam dan menerapkannya pada kehidupan mereka.

Aba juga dari masa mudanya telah bergelut di bidang keagamaan dilihat dari beliau pernah menjadi kepala KUA, yang “alhamdulillah” pada masa itu merupakan sebuah puncak prestasi tertinggi beliau dalam karier, hingga mengantarkan kepala kantor urusan agama (KUA) yang beliau pimpin sebagai kecamatan teladan tingkat Provinsi Maluku kala itu, yang walau sebagian orang menganggap prestasi ini hanya kicauan kecil tak berarti apa-apa. Namun hal itu adalah sebuah prestasi yang sangat berkesan bagi beliau.

Aba juga sering menjadi dewan hakim atau tim penilai pada ajang MTQ pada bidang kaligrafi, yang mana walaupun tubuh beliau yang sudah tak kuat lagi, namun semangat dari beliau yang masih terus ada di dalam dirinya, hanya untuk menebarkan nilai-nilai Islam di bumi Moloku Kie Raha.

Keinginan beliau untuk mengajarkan ilmu-ilmu keislaman pada setiap generasi, membuat beliau membuka sebuah TPQ yang sangat sederhana di rumahnya dengan media belajar seadanya. TPQ tersebut dibuka dan Aba pun mulai mengajarkan baca tulis al-Qur’an serta nilai-nilai Islam yang dibantu dengan Istri juga anak-anaknya.

Sebuah TPQ yang dibuka dengan nama “TPQ Al-Ikhlas” yang dimaksudkan bahwa apa yang diberikan oleh beliau, baik itu ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, beliau berikan dengan penuh keikhlasan kepada anak-anak santri yang belajar di TPQ tersebut. Aba juga tidak meminta bayaran sedikit pun dari anak-anak didiknya, dikarenakan keikhlasan dari beliau untuk mengajar dan mendidik para anak-anak didikya tersebut.

Aba pernah berkeinginan agar membuat sebuah gedung TPQ yang layak untuk para santrinya tanpa harus membebankan pembangunan tersebut kepada anak-anak santri, dikarenakan sudah mulai banyak anak-anak santri yang mau belajar bahkan tatkala santrinya tersebut belajar di bawah kolong meja makan di rumah beliau.

Hal itu kemudian diusahakan beliau dengan berbagai cara dengan penuh kesabaran dan keteguhan, sampai pada suatu waktu, jalan untuk membuat TPQ pun terbuka dengan adanya sumbangan tanah wakaf dari salah satu keluarganya untuk membuat sebuah TPQ untuk anak-anak santrinya.

Hal tersebut membuat beliau semakin semangat dan akhirnya bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak di kalangan masyarakat pun terus berdatangan. Walhasil, apa yang telah menjadi keinginannya pun terwujud dengan berdirinya sebuah bangunan TPQ yang beliau idam-idamkan sejak lama sebagai sarana untuk anak-anak didiknya belajar tentang baca tulis al-Qur’an dan ilmu pengetahuan agama.

Walaupun masih belum rampung semuanya, namun beliau tetap bersyukur atas apa yang diberikan dari berbagai pihak dari pemerintah bahkan masyarakat yang ikut membantu beliau.

Aba Guru terbukti mampu mendidik setiap anak-anak santri yang beliau ajar menjadi orang-orang yang sukses, Aba juga mempunyai sebuah dedikasi yang sangat besar bagi Maluku Utara terkhusus pada masyarakat kampung Sangaji di mana dengan kegigihan dan semangat dalam membumikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat, membuat setiap anak-anak yang lahir di kelurahan sangaji dan sekitarnya dapat belajar dan tahu tentang baca tulis al-Qur’an juga ilmu-ilmu Islam yang dapat menjadi sebuah bekal untuk kehidupan yang mereka jalani ke depannya.

Tentu hal ini merupakan salah satu hal yang dapat menjadi sebuah contoh teladan yang baik bagi kita semua, lewat semangat, kegigihan, ketekunan, dan juga keikhlasan hati dari Aba dalam mengajar dan mendidik generasi muda untuk dapat belajar al-Qur’an dan ilmu-ilmu Islam ini.

Itulah “Aba” Sang Guru kami, seorang ustadz, pendakwah, juga seorang motivator yang selalu mengajarkan anak-anak didiknya tentang arti sebuah keikhlasan dalam bekerja, belajar dan mengajar juga menjalani hidup ini, di mana sesuai dengan moto ikhlas beramal pada Departemen Agama yang pernah digeluti dalam hidupnya.

Prestasi beliau besar bagi kami, walau dihargai tak seberapa oleh negeri ini, tapi bukan itu ukurannya, keinginan besar beliau hanyanyalah agar setiap keturunannya dan anak didiknya dapat menghargai hasil karya orang lain dan selalu menghargai setiap pemimpin dalam tugas yang diemban, menjadi anak-anak yang berguna bagi bangsa dan negara.

Terima kasih “Aba Guru” atas apa yang telah diberikan kepada kami, dengan didikanmu, semua ilmu pengetahuan yang telah disalurkan kepada kami, semoga dapat menjadi amal kebaikan bagi dirimu. Insyaallah apa yang diharapkan darimu untuk setiap anak didikmu, dapat dilaksanakan dan diimplementasikan pada setiap kehidupan kami.

Semoga cerita singkat ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi kita semua, khususnya para generasi muda, lewat semangat dan kerja keras dari beliau yang ikhlas dan sangat luar biasa lagi baik dalam menjalani kehidupan baik itu bekerja maupun dalam rangka menebarkan ilmu pengetahuan kepada semua orang.

“Kerja saja dengan baik dan ikhlas, taat saja kepada pimpinan kamu, insya Allah jalan terbaik selalu bersamamu,” pesan Aba Guru untuk anak-anaknya.

Wassalam


Like it? Share with your friends!

1
1 point

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
1
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
3
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
1
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
M. Sakti Garwan
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals