Aplikasi Parenting Style ala Al-Qur’an: Upaya Mempersiapkan Generasi Beretika di Media Sosial

Salah satu keistimewaan yang dimiliki Luqman adalah terletak pada pola asuhnya (parenting style) yang luar biasa terhadap anaknya.3 min


Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget
Ibu yang Mendidik Anaknya (sumber: dancow.co.id

Beberapa tahun belakangan ini, teknologi dan informasi berkembang dengan sangat pesat. Kondisi ini menjadikan internet sebagai alat komunikasi utama yang semakin diminati oleh masyarakat. Salah satu platform yang berkembang pesat adalah media sosial. Media sosial bahkan bisa menjadi ‘senjata baru’ dalam berbagai macam bidang.

Berdasarkan data  Weare Social dan Hootsuite per Januari 2020, dari total 7.75 miliar populasi dunia, 4.54 miliar di antaranya adalah pengguna internet secara umum. Kemudian 3.80 miliar di antaranya adalah pengguna aktif media sosial. Data ini menunjukkan bahwa lebih dari 60% penduduk dunia telah melek dengan perkembangan digital (baca di). Sayangnya, penggunaan media sosial yang cukup banyak itu tidak diiringi dengan pemanfaatan secara tepat.

Dari keseluruhan pengguna, 97% pengguna menjadikan media sosial sekedar sebagai media berkirim pesan saja. Pada tahap berikutnya, pesatnya perkembangan di media sosial berdampak pada krisis etika yang melanda jagat maya. Mengutip informasi yang dilansir techno.okezone.com, ditemukan 6.895 akun media sosial yang terlibat pelanggaran UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik).

Oleh karena itu, pendidikan etika saat ini menjadi sesuatu yang sangat urgen. Tidak dipungkiri, media sosial semakin lama menjadi dekat dengan dunia nyata. Sehingga etika yang diagung-agungkan di dunia nyata, hendaknya pun menjadi perhatian serius di media sosial. Namun, sangat disayangkan jika pendidikan etika dilakukan saat usia memasuki remaja-dewasa, karena sekitar usia itu akan lebih sulit daripada saat usia dini.

Baca juga: Menjadikan Media Sosial Sarana Melaksanakan ‘Sunnah’ Nabi

Berdasarkan hal itu, dalam rangka menghadapi perkembangan internet dan media sosial secara khusus, maka dibutuhkan pendidikan etika yang diterapkan dalam pola asuh anak sejak usia dini. Hal ini sejalan dengan sejumlah hadis Nabi tentang pendidikan anak maupun teori psikologi Tabula Rasa milik ilmuwan Jhon Locke. Menariknya, jika kita mencoba sedikit merenung dapat dengan mudah kita temukan tuntunan beretika sosial yang baik dalam Al-Qur’an.

Pola asuh dan didikan yang dilakukan Luqman sangat tepat untuk dijadikan sebagai panduan bagi para orang tua saat ini dalam mendidik anak-anaknya. Khususnya di tengah maraknya penyebaran konten negatif melalui media sosial, nasihat dan teladan etika sangat diperlukan.

Bukan kebetulan jika ternyata apa yang dilakukan Luqman ribuan tahun silam relevan untuk diterapkan untuk generasi saat ini yang mulai mengalami krisis etika.

Dalam Al-Qur’an surat Luqman, dapat kita temukan kisah teladan tentang Luqman. Salah satu keistimewaan yang dimiliki Luqman adalah terletak pada pola asuhnya (parenting style) yang luar biasa terhadap anaknya.

Dalam mengasuh sang anak, ia kerap kali memberikan nasihat, contoh perilaku dan pembiasaan semenjak awal usia. Nasihat-nasihat yang diberikan Luqman pun sangat menyentuh karena beliau menyertainya dengan tamsil dan contoh melalui perilaku langsung.

Berikut poin-poin nasihat Luqman:

1. Menjadikan Iman Sebagai Landasan Utama

Saat itu, Luqman menyampaikan nasihat pertamanya kepada anaknya. Ia menyeru anaknya agar menjadi orang yang beriman. Dalam kapasitasnya sebagai individu, keimanan merupakan landasan utama sehingga tindak tanduk yang dilakukan tidak melampaui koridor ajaran agama. Sementara dalam kapasitasnya sebagai anggota lingkungan sosial baik nyata (real world) maupun maya (virtual world), keimanan akan memberikan batas-batas yang tegas namun di sisi lain juga cukup fleksibel.

2. Mengontrol Setiap Tingkah Laku

Prinsip ini diajarkan Luqman kepada anaknya melalui nasihat agar selalu memiliki kontrol diri (self control) dalam setiap tindakan. Dengan prinsip ini, maka penggunaan media sosial yang belakangan berkembang ke arah yang negatif akan dapat dengan mudah ditanggulangi. Setiap individu yang aktif berselancar di dunia maya melalui sejumlah media sosial, platform, penyedia halaman web dan sejumlah situs akan selalu memiliki tanggung jawab untuk senantiasa beretika.

Baca juga: Pendidikan dan Etika

3. Amar Makruf Nahi Mungkar

Term amar makruf nahi mungkar kerap kali dikaitkan dengan term dakwah. Hal ini mengingat keduanya saling berkaitan erat. Kegiatan dakwah tidak akan terlepas dari amar makruf dan nahi mungkar. Melalui prinsip ini, para pengguna media sosial, seyogyanya mampu menganjurkan kebaikan dan melarang kebaikan tiap kali menemukan konten-konten yang tidak sesuai dengan tuntunan agama dan norma sosial.

4. Sederhana Dalam Bertindak

Dalam kaitannya dengan lingkungan sosial baik nyata maupun maya, didikan demikian berfungsi untuk menghindarkan dari tindakan angkuh dan berlebihan dalam bersikap. Selain itu, juga dapat menjadi bekal untuk mencegah individu dari menyebarkan ataupun menikmati konten yang memiliki preferensi bombastis, propaganda dan memiliki skema yang kongruen dengan dua hal tersebut. Kesederhanaan dalam bertindak menjadi rem pengontrol individu dari sikap berlebihan (over action) dan reaksi berlebihan (over reaction).

Jika hal tersebut diilhami dengan baik, maka dapat mewujudkan suasana yang kondusif dalam struktur sosial (sosial structural condusiveness). Kondusifitas yang terwujud walau tidak menyeluruh, namun setidaknya dapat mempengaruhi lingkaran sosial individu yang berkait. Pada tahap berikutnya, masing-masing anggota lingkaran tersebut akan melakukan hal yang sama dalam komunitasnya masing-masing layaknya efek contagion suatu virus.

Perkembangan teknologi tidak dapat dipungkiri menjadi angin segar bagi siapapun yang bijak dalam menggunakan. Di sisi lain, juga dapat menjadi bumerang bagi oknum-oknum yang minim etika. Oleh karena itu, nilai-nilai etika –terlebih yang berlandaskan agama– hendaknya diilhami dengan baik sehingga dapat menjadi penuntun kita agar bisa bijak serta beretika dalam media sosial.

Editor: Andika S

_ _ _ _ _ _ _ _ _
Bagaimana 
pendapat Anda tentang artikel ini? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! 

Anda juga biisa mengirimkan naskah Anda tentang topik ini dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
1
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
0
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
Wafiroh

Master

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals