Media sosial merupakan fasilitas yang tidak terpisahkan dari sesorang. Dengan kemajuan teknologi, kita dapat mengakses media sosial hanya dengan satu ketukan jari. Hampir setiap orang di dunia ini memiliki akun media sosial. Bahkan, tidak sedikit dari orang yang memiliki lebih dari satu media sosial yang ada diberbagai aplikasi.
Penelitian yang dilakukan Syamsoedin (2015), remaja bisa menghabiskan waktu 3 sampai 4 jam untuk media sosial. Begitu dekatnya media sosial dengan sesorang, media sosial sering menjadi hal yang pertama kali dilihat ketika seseorang bangun dari tidurnya, sebelum melihat anaknya, atau tugas pekerjaannya.
Begitu banyaknya waktu seseorang yang dihabiskan untuk media sosial. Media sosial sering dipandang menjadi sesuatu hal yang negatif. Banyak sekali penelitian yang menghubungkan antara media sosial dengan perilaku negatif.
Di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh yang dikutip oleh Kompas (4/4/2018) yang menyatakan bahwa seseorang yang menghabiskan waktu terlalu banyak di media sosial memiliki resiko depresi tiga kali lipat dibandingkan orang yang jarang menggunkan media sosial (“Batasan Wajar Menggunakan Media Sosial Dalam Sehari Halaman all. – Kompas.com,” t.t.).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Syamsoedin, Bidjuni, dan Wowiling (2015) menunjukan semakin lama durasi penggunaan media sosial semakin mudah seseorang dapat terkena insomnia.
Media sosial dapat menjadi sarana untuk melakukan beberapa perilaku buruk. Seperti fenomena hari ini, tidak sedikit orang yang menggunakan media sosial untuk menghujat, mengolok, melakukan bullying dan bahkan tidak sedikit kasus yang menjadikan media sosial untuk melakukan pelecehan seksual.
Namun, di balik banyaknya dampak negatif yang muncul disebabkan media sosial, sebenarnya banyak pula dampak positif yang bisa dimanfaatkan dari penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial secara individu dapat menjadikan peluang bagi seseorang untuk melaksanakan kebaikan yang sesuai dengan Sunnah Rasul. Yang pertama adalah dengan menjadikan media sarana untuk berbagi kebiakan. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim no. 1893:
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم:مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Aplikasi dari hadits di atas akan lebih mudah dilakukan dengan adanya media sosial yang memberikan akses kemudahan hanya dengan duduk kita dapat berbagi kebaikan yang kita miliki. Walaupun kebenaran akan tulisan menjadi problem lain yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum dibagikan.
Media sosial memperluas cakupan kebaikan yang diberikan. Apabila hanya melalui lisan mad’u ataupun orang kita da’wahi hanya akan berputar sekitar daerah yang kita tinggali atau yang kita kunjungi. Sedangkan media sosial dapat memperluasnya hingga keluar daerah bahkan antar negara dengan waktu yang sangat cepat.
Peluang kebaikan yang ditawarkan media sosial selanjutnya adalah silatu-ar-rahim. Merupakan suatu keniscayaan bahwa manusia membutuhkan makhluk lain untuk hidup. Menjalin hubungan yang baik merupakan kunci bagi manusia untuk dapat hidup berdampingan dengan baik. Namun, terkadang jarak menjadi hambatan bagi seseorang untuk melaksanakan silaturahmi ini yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Media sosial mampu menghapus jarak yang menjadi salah satu hambatan silaturahmi. Walaupun beberapa di antara orang ada yang akhirnya memutuskan hubungan yang bersifat nyata, demi memenuhi hubungannya yang ada pada dunia maya. Pelaksanaan sunnah berkaitan dengan silaturahmi dapat dipermudah dengan adanya media sosial dan memebawa manusia kepada keutamaan dari silaturahmi tersebut.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: أن رسول الله قال (( مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ)) متفق عليه
Dari studi di atas, dapat diketahui bahwa media sosial memang memiliki dua sisi jalan yang akan memberikan banyak pahala atau sebaliknya memberikan banyak dosa. Pilihan dari keduanya, tetap dikembalikan kepada setiap individu yang akan memutuskan ke mana arah langkah kaki diayunkan.
Setiap hal selalu memiliki dampak positif dan negatif yang tak bisa ditolak secara brutal ataupun ditelan secara mentah-mentah. Kembali pada kebijakan manusia untuk berfikir ‘arif menentukan sikap terbaik dari hal baru yang dihadapi seperti media sosial.
Daftar Pustaka
Batasan Wajar Menggunakan Media Sosial Dalam Sehari Halaman all. – Kompas.com. (t.t.). Diambil 6 Oktober 2019, dari https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/04/053800120/batasan-wajar-menggunakan-media-sosial-dalam-sehari?page=all.
Syamsoedin, W. K. P., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2015). Hubungan durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 Manado. Jurnal Keperawatan, 3(1).
0 Comments