Paradigma Dikotomi dalam Dunia Pendidikan Islam

Ketertinggalan Pendidikan Agama Islam dari Bidang Pendidikan Lainnya2 min


Pada zaman modern saat ini, pendidikan Islam sangatlah penting dalam rangka usaha pengubahan sikap dan tingkah laku masing-masing peserta didik dengan menanamkan ajaran-ajaran agama Islam dalam proses pertumbuhannya menuju terbentuknya kepribadian yang berakhlak mulia, di mana akhlak mulia merupakan hasil pelaksanaan ajaran Islam yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai negara yang mayoritas muslim, pendidikan Islam mempunyai andil yang besar di Indonesia dalam pengembangan karakter, sehingga tercipta cerminan masyarakat yang Islami. Dengan demikian akan terwujud agama Islam yang benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Namun hingga kini pendidikan Islam masih dihadapkan pada permasalahan kompleks, dari permasalahan konseptual-teoritis hingga persoalan operasional-praktis. Jika hal ini tidak diatasi dengan baik, maka akan menjadikan pendidikan Islam benar-benar tertinggal dengan bidang pendidikan umum lainnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “kelas dua”. Hal ini pun menyebabkan banyaknya generasi muslim yang justru menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non-Islam.

Menurut Muhaimin, ketertinggalan pendidikan Islam dari bidang pendidikan lainnya dikarenakan adanya penyempitan terhadap pemahaman pendidikan Islam yang hanya berkisar pada aspek ukhrowi yang terpisah pada kehidupan duniawi, atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Hal inilah yang disebut cara pandang dikotomik.

Di samping itu, pendidikan Islam pun menghadapi permasalahan yang serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus-menerus semakin cepat, terlebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir tidak memedulikan lagi sistem suatu agama.

Terjadinya pemilihan-pemilihan antara ilmu umum dan ilmu agama inilah yang membawa umat Islam pada keterbelakangan dan kemunduran peradaban. Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu, begitupun ilmu tidak memedulikan adanya agama.

Dari berbagai problematika di atas dapat ditarik benang merah yaitu: masih adanya problem konseptual-teoritis atau filosofis yang kemudian berdampak pada persoalan operasional praktis; persoalan konseptual-teoritis ditandai dengan adanya paradigma dikotomi dalam dunia pendidikan Islam, antara agama dan bukan agama, wahyu dan akal, serta dunia dan akhirat; kurangnya respon pendidikan Islam terhadap realitas sosial sehingga peserta didik jauh dari lingkungan sosio-kultural mereka. Pada saat mereka lulus, mereka akan mengalami social shock;  penanganan terhadap masalah yang ada yang hanya sepotong-sepotong, tidak integral dan komprehensif.

Dari berbagai problem yang dihadapi, mau tidak mau persoalan mengenai konsep dualisme-dikotomik pendidikan harus segera dihentikan dan dituntaskan, baik pada tingkatan filosofis-paradigmatik maupun teknis-departementel. Pemikiran filosofis menjadi hal yang sangat penting, karena pemikiran ini akan memberikan pandangan pada dunia yang menjadi landasan ideologis dan moral bagi pendidikan.

Pandangan filosofis menjadi poin penting dalam pemikiran sistem pendidikan Islam integratif, karena pada dasarnya permasalahan pendidikan terletak pada dua aspek, yaitu filosofis dan praktis. Persoalan filosofis ini menjadi landasan pada ranah praktis pendidikan. Ketika ranah filosofis terbangun kokoh, maka ranah praktis akan berjalan dengan sistematis. Dengan demikian, filsafat integralisme nantinya akan menjadi landasan ideologis dalam pengembangan sistem pendidikan Islam yang integratif.

Menurut seorang ahli, Zainal Abidin Ahmad, ketertinggalan pendidikan Islam dari pendidikan lainnya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu: pendidikan Islam sering terlambat dalam merumuskan diri untuk merespon perubahan dan kecenderungan masyarakat sekarang dan yang akan datang; sistem pendidikan Islam kebanyakan masih lebih cenderung mengorientasikan diri pada bidang-bidang humaniora dan ilmu-ilmu sosial ketimbang ilmu-ilmu eksakta semacam fisika, kimia, biologi, dan matematika modern; usaha pembaharuan pendidikan Islam sering bersifat sepotong-potong dan tidak komprehensif, sehingga tidak terjadi perubahan yang essensial; pendidikan Islam kurang bersifat future oriented, yaitu tetap berorientasi pada masa silam ketimbang berorientasi pada masa depan; sebagian pendidikan Islam belum dikelola secara professional baik dalam penyiapan tenaga pengajar, kurikulum, maupun pelaksanaan pendidikannya.

Agar keluaran pendidikan menghasilkan SDM sesuai yang diharapkan, untuk itu perlu dibuat sebuah sistem pendidikan yang terpadu, pendidikan tidak hanya terfokus pada satu aspek saja, sistem pendidikan harus mamadukan seluruh unsur pembentuk sistem pendidikan yang unggul.

Adapun hal yang harus diperhatikan, yaitu: sinergi antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Ketiga hal ini ini menjadi unsur pendidikan yang integral; kurikulum yang tersruktur dan terprogram dari jenjang pendidikan TK hingga PT; berorientasi pada pembentukan kepribadian Islam, tsaqofah Islam, dan penguasaan IPTEK serta keterampilan.

Pada hakekatnya pendidikan Islam bertujuan untuk melahirkan generasi manusia yang mampu mengelola, memakmurkan, menguasai dan menerapkan menerapkan hukum aturan Allah swt di muka bumi ini. Menciptakan manusia sebagai insal kamil yang berakhlak mulia, berpribadi luhur, serta terampil dalam berbagai aspek bidang kehidupan.

Di era modern saat ini, hendaknya kita tetap berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi tidak pula menutup diri terhadap pembaharuan yang ada; memperbanyak kumpul dengan para ulama, agar tidak terjerumus dalam paham radikal, serta tetap berada di jalan yang lurus yang diridhoi-Nya.


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
3
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
3
Wooow
Keren Keren
2
Keren
Terkejut Terkejut
2
Terkejut
Jamilatun Nisa'
Seorang mahasiswa IAIN Kudus yang berasal dari Rembang dan mengambil fakultas tarbiyah dan keguruan dengan jurusan Pendidikan Agama Islam

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals