Verba volant, scripta manent – Kata-kata lisan lenyap menguap, sementara tulisan abadi menetap. Demikian ungkapan kearifan Yunani yang sangat masyhur. Menurut Helen Keller, para pujangga semua negara adalah penerjemah keabadian.
Benjamin Franklin pernah berpesan, “Jika tak ingin dilupakan setelah meninggal dunia, lakukanlah sesuatu yang patut ditulis atau tulislah apa yang patut dibaca.” Senada dengan itu, Pramoedya Ananta Toer berkata, “Menulislah, jika tidak menulis, engkau akan tersingkir dari panggung peradaban dan dari pusaran sejarah.” Sayyid Quthb menulis, “Sebuah peluru hanya bisa menembus satu kepala, sedangkan sebuah buku dapat menembus ribuan, bahkan jutaan kepala.”
Seperti halnya setiap gram emas berharga, begitu pula setiap jam waktu kita. Setiap orang selalu punya waktu untuk melakukan apa yang disukainya. “Hidup ini seperti orang naik sepeda. Supaya terjaga keseimbangannya, Anda harus berjalan,” kata Albert Einstein. Semua orang tahu jalan menuju sukses, tetapi tidak setiap orang menempuhnya. Siapa yang mampu tetapi tak mau ia telah merendahkan Tuhan.
Menurut William Wordsworth, bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baik dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. “Jangan pernah berhenti meyakini bahwa hidup ini akan menjadi lebih baik, bagi kehidupan Anda sendiri maupun bagi kehidupan orang lain,” tulis Andre Gide.
Hidup sekali, hidup yang berarti. Kebahagiaan itu dalam berbagi. Orang hebat ialah siapa saja yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik dan lebih berfaedah bagi sesama. Kazuo Inamori menulis, kemampuan kita untuk meraih sukses dalam perjalanan hidup yang panjang ini tidak tergantung hanya pada inteligensia.Norman V Peale mengemukakan empat bekal sukses: kerja dan doa, berpikir dan yakin.
“Kebanggaan terbesar seorang guru ialah jika muridnya mengungguli dirinya,” kata Friedrich Nietszche. Jadilah guru atau murid kapan saja dan di mana pun engkau berada. Guru yang bijaksana menghargai dan mendoakan muridnya. Guru yang berhenti belajar berhenti mengajar. Siapa yang tak punya tak dapat memberi.
Semua profesi perlu guru. Hampir-hampir guru menjadi rasul. Satu teladan lebih berpengaruh daripada sepuluh nasihat. Orang yang tidak mempunyai contoh selain dirinya sulit maju. Bilamana engkau berjumpa dengan orang hebat dan mengagumkan, ketahuilah bahwa ia telah melakukan apa yang belum engkau lakukan.
Membaca mendahului menulis. Menurut Buya Hamka, penulis harus lebih banyak membaca daripada menulis. Membaca itu memenuhi dahaga keingintahuan, meluaskan cakrawala, mengembangkan pikiran, merangsang kreativitas, dan mencapai perubahan, serta menguatkan kepribadian. “Tiba-tiba Anda memahami sesuatu yang telah Anda mengerti sepanjang hidup, tetapi dengan cara berbeda. Itulah artinya belajar.” Demikian petuah Doris Lessing.
Segala pesan bisa disampaikan dengan tulisan. Menulis itu menyeleksi dan menyerap informasi, merangkum dan memetakan pokok bahasan, meningkatkan penyimpanan informasi, memudahkan penggalian informasi, menghindarkan godaan media sosial, dan memfokuskan perhatian, serta memahami lebih baik.
Untuk menulis kita hanya butuh kemauan dan kesungguhan. Kemauan meningkatkan kemampuan. Bakat tak lain adalah kesabaran dan ketekunan yang lama. Tulislah ilmu walau satu buku selama hayatmu. Menulislah laksana Allah berfirman dan Nabi Muhammad bersabda. Menulis buku dengan kalbu.
Kita belajar berjalan dengan berjalan.
Kita belajar berenang dengan berenang.
Kita belajar bersepeda dengan bersepeda.
Kita belajar membaca dengan membaca.
Kita belajar menulis dengan menulis.
Menulis adalah perjuangan menuju keabadian. Menulis meninggalkan warisan untuk dunia. Menulis dengan kritis, analitis, reflektif, dan kontemplatif. Menulis itu berat bagi orang yang enggan melakukannya. Menulis dengan bahasa yang baik, benar, indah, dan santun.
Menulis adalah menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran. Menulis untuk mengikat makna, menghimpun, dan menebar gagasan. Menulis buku tanda syukur dan terima kasih kepada guru. Penulis tahu betapa banyak kehidupan berubah karena buku. Penulis menciptakan haus pengetahuan dan memandu pemenuhan. Penulis mengasah kalbu sepanjang waktu.
Penulis membantu pembaca menemukan rencana Tuhan untuk maju. Sehari selembar tulisan, setahun sebuah buku. Andaikata seluruh pikiran, pengetahuan, perasaan, dan perbuatan, serta pengalaman kita ditulis, niscaya memerlukan lebih dari 1000 halaman.
Buku adalah guru dan sumber ilmu.
Buku adalah kepanjangan tangan guru.
Buku yang bervisi tak akan pernah mati.
Buku adalah teman setia di setiap ruang dan waktu.
Buku adalah jendela dunia, barometer zaman, dan penggerak perubahan.
PIKIRAN membuahkan perkataan.
PERKATAAN membuahkan perbuatan.
PERBUATAN membuahkan kebiasaan.
KEBIASAAN membuahkan kepribadian.
KEPRIBADIAN membuahkan nasib.
“Berhenti, tak ada tempat di jalan ini.
Sikap lamban berarti mati.
Siapa bergerak, dialah yang maju ke depan.
Siapa berhenti, sejenak sekali pun, pasti tergilas.”
(Mohammad Iqbal).
“Kesadaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakrawala.
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.”
(WS Rendra).
Bunga melati tumbuh di taman
Membuka hati bertambah teman.
Bunga mawar harum mewangi
Banyak ikhtiar menambah rizki.
Baca tulisan-tulisan Muhammad Chirzin lainnya: Kumpulan Tulisan Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag.
3 Comments