Mengenal Tafsir Al-Bayaan, Tafsir Kedua Karya Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy

karya kedua yang dikarang oleh Hasbi Ash Shiddieqy selepas karyanya yang pertama yaitu Tafsir an-Nur4 min


Sumber ilustrasi: pecihitam.org

Seiring dengan perkembangan zaman, semangat untuk memahami Al-Qur’an semakin besar, ditambah pula dengan kondisi sosial masyarakat yang semakin kompleks sehingga muncullah berbagai karya tafsir. Tafsir al-Bayaan merupakan karya kedua yang dikarang oleh Hasbi Ash Shiddieqy dalam bidang penafsiran Al-Qur’an selepas karyanya yang pertama yaitu Tafsir an-Nur yang diterbitkan pada tahun 1956.

Spesifikasi Tafsir al-Bayaan 

Penyusunan Tafsir al-bayaan oleh Hasbi, bertujuan untuk melengkapi sistem terjemahan dalam Tafsir an-Nur, juga bertujuan untuk meluruskan kembali terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang telah beredar pada masanya, dia mendapati bahwa terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di tengah-tengah masyarakat pelu dikaji dan ditinjau kembali dan disempurnakan.

Al-Bayaan yang dinamakan oleh Hasbi adalah bermaksud “Suatu penjelasan bagi makna-makna Al-Qur’an dan suatu terjemahan ringkas baginya”. Oleh karena itu, maka Tafsir al-Bayaan lebih didominasi oleh terjemahan Al-Qur’an berdasarkan lafal dan maknanya.

Baca juga: Memahami Kitab Tafsir Al Tafsir Al Bayani Lil Quran Al Karim Karya Aisyah Bint Syathi’

Karya Hasbi Ash Shidieqy yang kedua ini lebih tepatnya dibandingkan dengan terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar antara tahun 50-an hingga tahun 80-an, sebab dalam penyusunannya bertujuan untuk menyempurnakan terjemahan-terjemahan Al-Qur’an antara tahun tersebut.

Meskipun demikian, tetap dapat dinyatakan, bahwa Tafsir al-Bayaan bila ditinjau dari segi penerjemahannya, merupakan pelengkap atas terjemahan dalam Tafsir an-Nur, dan bila ditinjau dari segi penafsirannya, maka ia merupakan ringkasan dari Tafsir an-Nur.

Adapun penyusunan Tafsir al-Bayaan Pertama tentang sejarah Arab pra kelahiran Muhammad SAW., sejarah Nabi Muhammad SAW., dan pembahasan seputar Al-Qur’an yang meliputi: Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur; hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dan uslub-uslub dakwah Al-Qur’an; Sejarah nuzul Al-Qur’an dan pengumpulannya; pembahasan seputar penafsiran dan penerjemahan Al-Qur’an; ada membaca dan mendengarkan Al-Qur’an; Ilmu Qiraat, dan kamus Al-Qur’an.

Selanjutnya, Hasbi menguraikan terjemahan dan penafsiran atas ayat Al-Qur’an yang bermula dari surah al-Fatihah dan berakhir pada ayat ke 75 dari surah al-Kahfi.

Berikut Hasbi juga menguraikan dengan memulainya dari surah Al-Kahfi ayat ke 75 dan berakhir dengan surah An-Nas yang disertai dengan terjemahan dan tafsirannya masing-masing. Setiap surah, Hasbi menyebutkan tempat turunnya surah (apakah surah tersebut Makkiyah atau Madaniyah), penjelasan umum tentang nama, maksud dan jumlah ayat dalam surah, serta hubungan antara surah dengan surah sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Hasbi dalam bentuk muqaddimah (pendahuluan).

Selain itu, ayat-ayat dalam satu surah dipisahkan dengan judul yang merupakan pembahasan dari surah tersebut. Contohnya, ketika Hasbi menguraikan terjemahan dan tafsir singkat dari surah Al-Anbiyah, di dalamnya ia menyebutkan tiga judul pembahasan: Pertama, ocehan kaum musyrikin terhadap Muhammad serta wahyu yang dibawanya dan penolakan Al-Qur’an atasnya.

Baca juga: Perjalanan Tafsir Nusantara (Dari Klasik Hingga Modern)

Pembahasan ayat Al-Qur’an dalam surah Al-Anbiyah tentang masalah ini dimulai dari ayat ke-1 sampai dengan ayat ke-20; kedua, bukti-bukti kesalahan kepercayaan orang-orang musyrikin. Pembahasan ayat Al-Qur’an tentang masalah ini dalam surah Al-Anbiyah terbentang dari ayat ke-21 sampai dengan ayat ke-47; Ketiga, Kisah beberapa Nabi. Pembahasan tentang masalah ini terbentang dari ayat ke-48 sampai dengan ayat ke-112. Pada bagian akhir dari setiap surah, Hasbi menyuguhkan pembahasan tentang kandungan umum isi surah yang diistilahkan dengan Khatimah (penutup).

Contohnya, ketika menjelaskan kandungan umum Q.S An-Nas 1-6 dia mengatakan: Surat An-Nas ini menyuruh kita berlindung kepada Tuhan yang memelihara, memiliki, menguasai jiwa manusia dari kejahatan para penggoda yang menimbulkan berbagai macam godaan di dalam dada kita baik mereka dari golongan jin yang tidak kelihatan maupun dari golongan manusia.

Selain itu, dalam tafsir al-Bayaan setiap juz oleh Hasbi diberikan keterangan akan hizib dan rubu’ masing-masing. Contohnya, ketika menerangkan hizib dan rubu’ dari juz ke-26, dia menyatakan, bahwa juz ini terdiri dari dua hizib, hizib pertama dari ayat 1 Surah 46 (al-Ahqaaf) hingga ayat 17 Surah 48 (al-Fath), hizib kedua dari ayat 18 surah 48 (al-Fath) hingga ayat 30 surah 51 (al-Dzaariyaat).

Hizib pertama dibagi kepada empat rubu’: pertama, dari ayat 2 hingga ayat 20 surah 46 (al-Ahqaaf); kedua, dari ayat 21 surah 46 (al-Ahqaaf) hingga ayat 9 surah (Muhammad); ketiga, dari ayat 10 hingga ayat 32 surah (Muhammad); keempat, dari ayat 33 surah 47 (Muhammad) hingga ayat 17 surah 48 (al-Fath).

Hizib kedua dibagi kepada empat rubu’: pertama, dari ayat 18 surah 48 (al-Fath) hingga ayat 1 surah 49 (al-Hujurat); kedua, dari ayat 2 hingga ayat 13 surah 49 (al-Hujurat); ketiga, dari ayat 14 surah 49 (al-Hujurat) hingga ayat 26 surah 50 (Qaaf); keempat, dari ayat 27 surah 50 (Qaaf) hingga ayat 30 surah 51 (Adz-Dzaariyaat).

Ini menunjukkan bahwa Hasbi dalam menyusun al-Bayaan didasarkan pada urutan juz atau dengan metode penerjemahan sebagaimana lazimnya terjemahan-terjemahan Al-Qur’an lainnya.

Kedua dari Al-Bayaan, dijumpai bahwa Hasbi melengkapi karya keduanya ini dengan ungkapan-ungkapan pokok isi Al-Qur’an, yang dimaksud dengannya adalah sub pembahasan dan tema-tema yang terkandung dalam setiap kelompok ayat dalam satu surah.

Contohnya, ungkapan pokok Al-Qur’an dalam Q.S. al-Syams surah 9, dia menyebutkan bahwa surah ini dua sub pembahasan dan atau tema dari ayat-ayat yang terdapat di dalamnya, yaitu; keharusan membersihkan jiwa dan azab yang pasti akan menimpa orang-orang yang mendustakan kebenaran. Bagian ini bertujuan untuk memudahkan para pembacanya mengetahui pokok pembahasan dalam setiap kelompok ayat dalam setiap surah.

Baca juga: Dialektika Tafsir “bi Al-Ma’tsur” dan “bi Ar-Ra’y” (Kajian Al-Âshil dan Ad-Dâkhil)

Contoh PenafsiranHasbi Ash-Shiddieqy

Di dalam Q.S. Taha: 20: 132. Dan suruhlah keluarga engkau bersembahyang dan bersabarlah atasnya. Tidak kami minta kepada engkau suatu rezeki. Kami yang memberi rezeki kepada engkau. Dan akibat yang terpuji-bagi segala amal orang-orang takwa. 

Dari terjemahan ayat ini Hasbi menyatakan: Allah menghendaki bahwa kita mengibadati Allah tiada menghendaki supaya kita memberi rezeki kepada-Nya. Adz-Dzariyaat. Ya’ni: hadapilah shalat bersama keluarga engkau dan pergunakanlah shalat sebagai alat untuk mencari pertolongan kepada Allah.

Di sini, Hasbi berusaha menjelaskan penafsiran atas Q.S. Taha: 20: 132, dengan mengaitkan penafsirannya dengan ayat dalam Q.S. al-Dzariyaat: 51: 56 dan 57, Allah SWT Berfirman: Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

Hasbi mengaitkan kata ibadah dalam ayat ini dengan kata shalat yang terdapat dalam Q.S. Taha di atas bahwa shalat adalah ibadah itu sendiri. Dia juga mengaitkan kata “Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan” dalam ayat ini dengan kata “Tidak kami minta kepada engkau suatu rezeki”

Editor: Ahmad Mufarrih
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂

Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!

Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!

 


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
2
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
1
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
1
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals