Al-Quran adalah permulaan Islam dan manifestasinya yang terpenting. Al-Quran petunjuk bagi manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Al-Quran serat yang membentuk tenunan kehidupannya. Ayat-ayat Al-Quran benang yang menjadi rajutan jiwanya.
Allah swt menurunkan Al-Quran mula-mula pada bulan Ramadhan, sebagai petunjuk bagi semua umat manusia, penjelas atas petunjuk itu, dan pembeda antara yang benar dan yang salah.
Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan. Mereka yang beriman kepada wahyu yang disampaikan kepadamu dan yang disampaikan sebelum kamu, dan dalam hati mereka yakin akan Hari Akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan dan mereka yang akan berhasil. (QS Al-Baqarah/2:2-5).
Tha ha. Kami tidak menurunkan Al-Quran kepadamu supaya kamu menderita, tetapi sebagai peringatan bagi mereka yang takut kepada Allah. Suatu wahyu dari Dia Yang telah menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Allah Maha Pemurah Yang tegak kukuh di atas singgasana kekuasaan. (QS Thaha/20:1-5).
Demikianlah Kami turunkan Al-Quran dalam bahasa Arab dan Kami terangkan di dalamnya beberapa peringatan, agar mereka bertakwa atau membuat mereka ingat kepada Allah. (QS Thaha/20:113).
Al-Quran adalah jamuan Tuhan. Rugilah orang yang tidak menghadiri jamuan-Nya, dan lebih rugi lagi yang hadir tetapi tidak menyantapnya. (Nabi Muhammad saw).
Ayat-ayat Al-Quran bagaikan intan; setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dari apa yang terpancar dari sudut-sudut lain. Dan tidak mustahil, jika Anda mempersilakan orang lain memandangnya, ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat. (Abdullah Darraz).
Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas. Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru; tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal (Mohammed Arkoun).
Tak seorang pun dalam Islam yang mengklaim dirinya sebagai otoritas atas dan penjaga pemahaman yang tepat mengenai Al-Quran. Seluruh umat Islam bertanggung jawab terhadap pengabadian, pengembangan pemahaman, dan implementasi ideal-ideal Al-Quran. (Muhammad ‘Ata al-Sid).
Al-Quran adalah “karya keagamaan”, kitab petunjuk. Tetapi bagaimana kita bisa mencapai petunjuk itu? Kita harus menafsirkannya. Al-Quran adalah pesan Tuhan yang memiliki kode dan “saluran” berupa bahasa Arab. Untuk meretas kode yang digunakan, kita membutuhkan analisis teks yang lebih dari sekadar disiplin filologi. Analisis ini menempatkan Al-Quran sebagai teks poetik yang terstruktur. Al-Quran tidak masuk kategori teks puisi, sebaliknya ia tetap sebagai teks keagamaan yang memiliki banyak fungsi. (Navid Kermani).
Al-Quran mengandung prinsip-prinsip umum sains, dalam artian seseorang dapat menurunkan seluruh pengetahuan tentang perkembangan fisik dan spiritual manusia dengan bantuan prinsip-prinsip tersebut. (Musthafa Al-Maraghi).
Al-Quran memiliki keampuhan bahasa yang tidak tertandingi, lebih dari sekadar bentuk atau gayanya, tetapi juga karena isi pesan yang dikandungnya. Kekuatan penggerak bahasa Al-Quran terletak pada kemampuan dan keampuhannya menghadirkan ide-ide ketuhanan, kemanusiaan, dan wawasan kosmik, yang sama sekali baru dari kepercayaan paganisme Arab, yang sulit diingkari kebenarannya oleh nalar sehat dan hati yang jernih dan terbuka. (Komaruddin Hidayat).
Tak seorang pun tahu rahasia
Hingga seorang mukmin
Ia tampak sebagai pembaca
Namun Kitab itu ialah dirinya sendiri.
(Mohammad Iqbal)
80% kosakata seluruh ayat Quran itu terdapat pada surat al-Baqarah. (Muhammad Roem Rowie).
Tak seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini telah memainkan “alat” bernada nyaring yang demikian mampu dan berani serta demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya seperti yang dibaca Muhammad: Al-Quran. (H.A.R.Gibb).
Al-Quran adalah kitab sastra terbesar.
Al-Quran adalah kitab peradaban terbesar.
Al-Quran adalah kitab pendidikan terbesar.
Cintailah Al-Quran, niscaya Allah mencintaimu.
Al-Quran adalah lautan tak bertepi; sumur tanpa dasar.
Bacalah Al-Quran seolah-olah ia sedang diturunkan kepadamu.
Rengkuhlah Al-Quran, niscaya Pemilik Al-Quran merengkuhmu.
Pembinaan baca-tulis Al-Quran perlu mempertimbangkan tahapan/level membaca Al-Quran berikut.
1. Bisa membaca Al-Quran.
2. Membaca Al-Quran dengan baik.
3. Membaca Al-Quran dengan benar.
4. Mengetahui arti ayat Al-Quran yg dibaca.
5. Mampu menyimpulkan pesan ayat Al-Quran yg dibaca. 6. Mampu menafsirkan ayat Al-Quran yg dibaca.
7. Mengamalkan ayat-ayat Al-Quran yg telah dibaca.
8. Mengajarkan baca Al-Quran.
9. Menggerakkan umat mengamalkan ayat-ayat Al-Quran.
Untuk merealisasikan butir ke-4 dan seterusnya perlu ada paket kegiatan, “Maca Quran sak maknane – membaca Al-Quran beserta arti/terjemahannya.”
Ketika ditanya tentang apa yang dilakukan agar terus dikenang oleh generasi-generasi sesudahnya, Nabi Muhammad saw menjawab, “Membaca Al-Quran.”
Allahummarhamna bil-quran. Waj’alhu lana imaman wa nuran wa hudan wa rahmah. Allahumma dzakkirna minhu ma nasina wa ‘allimna minhu ma jahilna. Warzuqna tilawatahu ana’allaili wa athrafannahar. Waj’alhu lana hujjatan ya rabbal ‘alamin…
0 Comments