-
Syukron Jazila published “Story” 4 bulan, 2 minggu lalu
-
Syukron Jazila published “Story” 4 bulan, 3 minggu lalu
-
-
Syukron Jazila published “Story” 5 bulan, 1 minggu lalu
-
Syukron Jazila wrote a new post, Islam dan Status Quo 5 bulan, 1 minggu lalu
Sejak awal kelahirannya di Hijaz, sebuah wilayah yang didominasi oleh gurun pasir yang luas; di mana musim kemarau berembus sangat lama sepanjang tahun, Islam sebagai ajaran baru telah berada dan memposisikan diri […]
-
Syukron Jazila wrote a new post, Membincang Islamisme dan Keberagamaan Kaum Muda 4 tahun, 1 bulan lalu
“Kita rupanya sebagai bangsa harus belajar dari sejarah, supaya lebih arif, dan tidak terperosok dalam lubang yang sama.”
–Kuntowijoyo (Identitas Politik Umat Islam, 1997)
Peristiwa-peristiwa penting di tahun- […]-
Roni Ramlan, M.Ag membalas 4 tahun, 1 bulan lalu
Satu kata untuk tulisan ini; Keren Bung! Penjelasannya juga sistematis, berpijak pada batu pijakan yang kokoh.
Saya setuju dengan penegasan; “dokrin agama menjadi alat untuk melawan ketidakmampuan umat beragama dalam menjawab tantangan modernitas”. Ruju’ Ilal Qur’an wa sunah itu tidak lain adalah dalil-dalil ampuh untuk mengesampingkan sikap kritis, kemauan untuk menalar keberagamaan nya secara epistemologis. Pendek kata, redukionis itu sebenarnya lebih nampak saling melengkapi pola pikir instan yang dicetak dan melulu jadi jamuan yang dipersembahkan oleh media sosial.Kalau saya meminjam istilahnya prof. Sumanto Al-Qurtuby dalam status FB beliau, keadaan itu tidak lain menunjukkan betapa ‘gampangan’ umat muslim dalam menerima solusi yang belum final. Alih-alih berupaya mencapai titik ideal dalam beragama namun menjadi nalar dan cara pandang yang akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Ah, saya jadi teringat dengan pandangannya Paul Stange yang memotret maraknya kemunculan kalangan spiritual di Jawa tatkala masa perjuangan menuju kemerdekaan tidak lain adalah wujud ketidakmampuan menerima kenyataan akan ketertindasan dan penjajahan Belanda-Jepang. Makanya mistisme yang berkembang tatkala itu tidak lain hanyalah bentuk eksapisme belaka.
Oh, iya, saya juga berjenggot Lo mas Aziel tapi bukan simbol yang hendak menegaskan islami, melainkan fashion semata-mata.
Saya juga anti pacaran, tapi bukan karena saya terpapar radikalisme agama, melainkan karena ada kontruksi kesadaran diri bahwa akibat hubungan pacaran yang tidak sesuai harapan ideal (red; kandas) bisa merusak relasi sosial, hablum minannas, hablum minal ‘alam dan hablum minalllah.. heuheuheu…
😅
-
-
Syukron Jazila's profile was updated 4 tahun, 2 bulan lalu
-
Syukron Jazila wrote a new post, Menakar Kembali Kejernihan Media Massa Kita 4 tahun, 11 bulan lalu
Perkembangan terakhir perjalanan kenegaraan dan kebangsaan kita terusik oleh peristiwa mengejutkan. Insiden penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, pada Kamis […]
-
Margi Santoso membalas 4 tahun, 11 bulan lalu
Hidup dari iklan, media jadi impoten jika ancaman itu berbunyi : pemasang iklan tarik diri. Memanggi Pemred ke kantor untuk diintimidasi, udah g jaman. Cukup melarang pengiklan pasang iklan, maka media akan bungkam.
-
-
Syukron Jazila's profile was updated 4 tahun, 11 bulan lalu
-
Syukron Jazila's profile was updated 4 tahun, 11 bulan lalu
-
Syukron Jazila mengubah gambar riwayat mereka 5 tahun, 7 bulan lalu
-
Syukron Jazila's profile was updated 5 tahun, 10 bulan lalu
-
Syukron Jazila wrote a new post, Milenialisme dan Gerak Pendidikan Kita 5 tahun, 10 bulan lalu
“Indonesia sekarang turun, dan selama tantangan sejarahnya belum dapat dijawabnya, ia akan hancur.” -–Soe Hok Gie (Desember 1959)
Sejak digulirkannya istilah baru beberapa waktu terakhir di media massa, or […]
-
Syukron Jazila's profile was updated 5 tahun, 11 bulan lalu
-
Syukron Jazila mengubah gambar riwayat mereka 5 tahun, 11 bulan lalu