Gak ada akhlak?

Komentar "gak ada akhlak" secara teori kurang tepat. Namun, secara kontekstual sah-sah saja menggunakan kalimat ini dengan tujuan memang untuk lucu-lucuan saja.3 min


Sumber foto : www.popmama.com

Belakangan ini, jagat sosial media sering dihiasi komentar yang nyeleneh nan unik dari para warganet. Di antara komentar tersebut yaitu ngadingadi, monmaap nih, memeable, link pemersatu bangsa, suamiable, dan gak ada akhlak.

Sebenarnya masih banyak lagi komentar warganet yang nyeleneh dan tak jarang membuat terhibur. Salah satu komentar yang menarik adalah “gak ada akhlak”. Komentar ini biasanya ditujukan pada suatu unggahan yang terdapat peristiwa lucu yang memang kurang baik atau kurang sopan. Benar gak sih sebenarnya maksud komentar “gak ada akhlak” itu?

Baca juga: Negeri itu Bernama “Sosial Media”

Gak ada akhlak” berarti tidak memiliki akhlak. Apa itu akhlak? Term akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaaqu, bentuk plural dari khuluq, yang mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”.

Menurut Al-Ghozali dalam karyanya yang fenomenal, Ihyaa ‘Uluumuddiin, akhlak adalah “ibaratun an haiatin fin nafsi raasikhatun anha tashduru al-afalu bisuhuulatin wa yusrin min ghairi haajatin ila fikrin wa ruyatin”. Artinya, akhlak adalah sifat tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan.

Senada dengan pendapat al-Ghazali, Ibnu Maskawaih dalam Tahdzib Al-Akhlak wa Thathhir Al-A’raq-nya berpendapat bahwa akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran dan perencanaan.

Berdasarkan dua pendapat ahli tentang akhlak di atas, dapat digarisbawahi bahwa akhlak adalah respon kita terhadap segala hal, baik respon dalam bentuk perbuatan, perasaan dan perkataan, yang bersifat spontanitas.

Misalnya, ketika kita tiba-tiba terpeleset dan jatuh ketika berjalan. Kemudian kita langsung memberi respon mengucap innalillahi, aduh, atau mengumpat dengan kata-kata kasar. Respon kita yang spontan ketika dalam bentuk ucapan itulah disebut akhlak.

Dari contoh di atas juga dapat diambil kesimpulan lain yaitu bahwa akhlak terbagi menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak tercela. Apabila ketika kita terjatuh lantas mengucapkan innalillahi atau ucapan baik lainnya, maka itulah akhlak mahmudah atau terpuji atau baik.

Namun, apabila mengucapkan kata-kata kasar, maka itulah akhlak madzmumah atau tercela dan atau buruk. Jadi, akhlak itu mesti dimiliki setiap orang. Lalu, bagaimana menentukan akhlak terpuji dan tercela?

Indikator akhlak terpuji di antaranya: pertama, perbuatan yang diperintahkan oleh ajaran Allah dan Rasulullah SAW yang termuat dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Kedua, perbuatan yang mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Ketiga, perbuatan yang meningkatkan martabat kehidupan manusia di mata Allah dan sesama manusia.

Terakhir adalah perbuatan yang menjadi bagian dari tujuan syariat Islam, yaitu memelihara agama Allah, akal, jiwa, keturunan dan harta kekayaan. Beberapa perilaku yang termasuk akhlak terpuji yaitu jujur, sabar, ikhlas, menepati janji, dermawan.

Adapun indikator akhlak tercela: pertama, perbuatan yang didorong oleh hawa nafsu. Kedua, perbuatan yang dimotivasi oleh ajaran yang lebih mendatangkan kerugian diri sendiri dan orang lain. Ketiga, perbuatan yang membahayakan kehidupan di dunia dan merugikan di akhirat. Keempat, perbuatan yang menyimpang dari tujuan syariat Islam yaitu merusak agama, akal jiwa, dan harta kekayaan.

Kelima, perbuatan yang menjadikan permusuhan dan kebencian. Keenam, perbuatan yang menimbulkan bencana bagi kemanusiaan. Ketujuh, perbuatan yang menjadikan kebudayaan manusia menjadi penuh dengan keserakahan. Beberapa perilaku yang termasuk akhlak tercela yaitu bersikap egois, kikir, dusta, mengolok-olok, khianat, aniaya, sombong dan dengki.

Kok penentuan akhlak berbau ajaran Islam, ya? Karena akhlak memang ajaran Islam. Secara bahasa juga memang kata akhlak diserap dari kosakata Bahasa Arab yang digunakan dalam khazanah Islam sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Sumber dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Baca juga: Agama Adalah Akhlak yang Baik

Apabila diselami lebih dalam lagi, maka didapati bahwa ajaran Islam itu tujuan utamanya adalah menyempurnakan akhlak yang baik. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, sebagai pembawa Islam sekaligus teladan utama dalam ajaran Islam, dalam hadis-nya yang masyhur: “Sungguh, aku diutus menjadi rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik”.

Lalu, apakah akhlak bisa dibentuk agar menjadi akhlak yang baik dan terhindar dari akhlak yang buruk? Tentu bisa. Pembentukan akhlak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu insting, pembiasaan, lingkungan, suara hati, kehendak dan pendidikan.

Menurut hemat penulis, pembentukan akhlak yang paling utama adalah melalui pendidikan, baik pendidikan di keluarga, masyarakat dan sekolah. Metode pembentukannya pun beragam, bisa dengan nasehat, keteladanan, pembiasaan, pemberian reward dan punishment.

Jadi komentar “gak ada akhlak” secara teori kurang tepat. Hal ini karena setiap orang mesti memiliki akhlak atau berakhlak, baik itu terpuji atau tercela. Secara kontekstual, kalimat “gak ada akhlak” ini rasanya ditujukan bagi perilaku seseorang yang tergolong dalam akhlak tercela, sehingga sah-sah saja menggunakan kalimat ini yang sedari awal tujuannya memang untuk lucu-lucuan saja.

Baca juga: Bercanda Boleh, Asal Berakhlak

_ _ _ _ _ _ _ _ _
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan hubungi [email protected]

Jadi, bagaimana pendapat Anda tentang artikel ini? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! 

Anda juga bisa mengirimkan naskah Anda tentang topik ini dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
2
Sedih
Cakep Cakep
1
Cakep
Kesal Kesal
1
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
1
Tidak Suka
Suka Suka
2
Suka
Ngakak Ngakak
1
Ngakak
Wooow Wooow
6
Wooow
Keren Keren
1
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut

2 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals