Ada begitu banyak perbuatan sunah yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Satu di antaranya adalah kesunahan memanjatkan doa buka puasa. Tentang hal ini, Imam al-Nawawi (w. 676 H) telah merangkum dalam kitab al-Adzkar sejumlah bacaan doa buka puasa Rasulullah saw.
Pertama:
ذَهَبَ الظَّمأ، وابْتَلَّتِ العُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
Dzahabaz-zhamâ`u, wabtallatil-‘urûqu, wa tsabatal-ajru in syâ`a-Allahu ta’âla
(Lenyap sudah rasa haus dan dahaga, juga urat-urat tubuh telah menjadi basah, serta imbalan pahala ditetapkan kalau Allah swt menghendaki.)
Doa ini bersumber dari riwayat Ibnu ‘Umar (w. 73 H) yang terdapat dalam kitab hadis Sunan Abu Dawud (no. hadis: 2357) dan Sunan al-Nasa`i (no. hadis: 299).
Baca juga: Nasehat Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari tentang Kenyataan, Keinginan, dan Doa
Kedua:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allohumma laka shumtu, wa ‘ala rizqika afthartu
(Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rezeki dari-Mu aku berbuka.)
Doa ini ada dalam hadis Sunan Abu Dawud (no. hadis: 2358) yang diriwayatkan dari seorang tabi’in (generasi setelah sahabat) bernama Mu’adz bin Zuhrah al-Dhabbi. Itu sebabnya kemudian hadis tersebut digolongkan hadis mursal, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh para tabi’in langsung dari Nabi saw. Padahal, tabi’in tidak pernah ketemu langsung dengan Nabi.
Ketiga:
الحمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ
Al-hamdu lillâhi-lladzii a’ânanî fa shumtu, wa razaqanî fa afthartu
(Segala puji bagi Allah yang telah memberikanku inayat (pertolongan) sehingga aku dapat berpuasa, dan yang menganugerahiku rezeki untuk berbuka.)
Imam Nawawi mengutip doa ini dari kitab Ibnu al-Sunni (w. 364 H) dengan nomor hadis 470 yang juga melalui periwayatan Mu’adz bin Zuhrah al-Dhabbi.
Baca juga: Doa Hamba dan Kemesraan Tuhan
Keempat:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Allahumma laka shumnâ, wa ‘ala rizqika aftarnâ, fa taqobbal minnâ, innaka antas-samî’ul-‘alîm(u)
(Ya Allah, kami berpuasa karena Engkau, kami pun berbuka dengan rezeki pemberian-Mu, maka terimalah puasa kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.)
Imam Nawawi juga mengutip doa ini dari kitab Ibnu al-Sunni (no. hadis: 481). Sedangkan Ibnu al-Sunni meriwayatkan hadis tersebut melalui sanad yang bersumber dari cerita Ibnu ‘Abbas (w. 68 H). Untuk dipahami bahwa sanad adalah rentetan para rawi/periwayat hadis sampai kepada Nabi Muhammad saw.
Kelima:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ
Allahumma innî as`aluka bi-rahmatika-llatî wasi’at kulla syai`in an taghfira lî
(Ya Allah, aku benar-benar memohon kepada-Mu, dengan segenap rahmat-Mu yang memenuhi segala sesuatu, supaya Engkau berkenan mengampuni aku.)
Abdullah bin Abu Mulaikah (w. 117 H) meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, bahwa Rasulullah pernah membaca doa ini tatkala beliau berbuka puasa.
Demikianlah beberapa bacaan doa buka puasa Rasulullah yang dapat ditulis di sini. Sebelum menyudahi tulisan ini, baiknya kita menyimak hadis berikut,
عنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ مُلَيْكَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ العَاص رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
Dari Abdullah bin Abu Mulaikah, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash—semoga Allah meridai keduanya. Bahwa ‘Abdullah bin ‘Amr mengaku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya doa orang yang berpuasa yang ia panjatkan di saat berbuka puasa tidak akan pernah ditolak.” (H.R. Ibnu Majah dan Ibnu al-Sunni).
Baca juga: Doa yang Didengar Allah
Aduhai, jika sudah Rasulullah saw yang memberikan garansi seperti itu, maka tunggu apa lagi? Mari kita berdoa dengan bacaan doa buka puasa Rasulullah di atas ataupun yang lain. Anda dapat pula menambahkannya dengan doa pribadi Anda.
Insya Allah, jangankan permohonan agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, lebih dari itu pun tentu akan Allah kabulkan. Itu juga selagi Anda benar-benar memohon kepada-Nya dengan penuh keyakinan. Bukankah dalam sebuah hadis qudsi, Allah swt telah menandaskan:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ
Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku…. (H.R. Muslim, al-Tirmidzi, dan Ahmad). []
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Bagaimana pendapat Anda tentang artikel ini? Apakah Anda menyukainya atau sebaliknya? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom bawah ya!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments