Your worth is not measured by your productivity.
Ketemu kalimat ini di Facebook yang diposting sama temen bule. Di postingannya, doi bilang intinya kita ini manusia, bukan robot. Kita melalui hari sesuai dengan kemampuan dan bagaimana kehidupan membawa kita. Bukan untuk menghasilkan sesuatu yang harus dapat diukur dengan indra atau target kebanyakan orang.
Nah, dipikir-pikir bener juga. Beberapa waktu merasa kok hidup ini stuck, boring dan gini-gini aja ya? Pengen kali punya prestasi dan menghasilkan sesuatu yang berarti gitu.
Namun, setelah ketemu kalimat itu, gak lagi merasa begitu. Ya bukan hanya kalimat itu sih, there are another reasons juga yang suddently change my mind.
Misal nih, setiap orang harus produktif seperti contoh yang diagung-agungkan orang banyak, menghasilkan ini, dapat piagam ini, buat karya itu, jadi populer, lalu bla bla bla…
Wait, emangnya manusia itu robot? Bisa disetel gitu? Lagi pula setiap manusia punya jalan hidup yang tak sama. Orang berprestasi tersebut bisa bilang kita sama, tapi apakah benar? Jalan hidup kita saja berbeda gaes…
Detilnya nih, si fulan berprestasi di bidang olahraga. Ortunya sangat mendukung dan mereka menyediakan dana untuk itu. Sedangkan si fulan lainnya hidup dalam kesulitan ekonomi, yang mengharuskannya bekerja. Bagaimana mereka bisa sama dalam hal prestasi tersebut?
Atau contohnya si fulanah memutuskan untuk bekerja dan menghasilkan karya lewat kerajinan tangannya. Hidupnya memang terbiasa dan tidak ada hambatan berarti baginya untuk melakukan itu.
Sedangkah si fulanah yang lain tidak dapat bekerja karena mungkin dia memutuskan langsung menikah dan punya banyak anak. Apakah dia harus berkarya menghasilkan kerajinan tangan juga? Pastinya itu sangat merepotkan. Sehari-hari dia harus mengurus anak, rumah dan suaminya.
Sekarang kita ungkap produktivitas itu sendiri. Apakah harus menghasilkan sebuah karya? Nyata? Kelihatan? Dapat digunakan banyak orang? Bernilai ekonomis? Apakah berupa materi? Dapat diukur?
Jawabannya adalah tidak.
Nilai manusia bukan hanya menghasilkan hal-hal tersebut. Bisa jadi dengan mengurus anak, rumah dan suaminya itu sudah bernilai. Karena jika tidak diurus sebagian tatanan masyarakat akan terbengkalai. Walaupun itu hanya rutinitas kecil yang bagi orang dianggap biasa. Padahal manusia punya alur hidup yang berbeda dan dinamis, maka harus ada artian yang berbeda. Kita bukanlah robot yang bisa menghasilkan sesuai dengan keinginan manusia alias target hitung-hitungan.
Di balik itu Sang Pencipta sudah mengaturnya dengan sempurna. Bahwa nilai manusia itu sesuai dengan taqwanya. Taqwa itu bukanlah hasil atau materi. Tidak semua orang bertaqwa dapat menghasilkan materi yang banyak atau terukur.
Meskipun dia tidak menghasilkan apa-apa dari segi materi yang terukur tapi dia menjalankan apa yang berarti bagi dirinya dan masyarakat berdasarkan konsep ketuhanan dari Allah yang dianutnya. Di situlah nilai manusia yang sesungguhnya. Berbuat sesuai kadar kemampuannya dan sesuai dengan tujuan penciptaannya.
0 Comments