Dosa sihir dan syirik berada pada dasar niatan yang bertentangan dg ruh Ketuhanan tidak mesti pada tampilan.
Itu membelenggu menguasai kesadaran meluas keberbagai bidang kehidupan.
Karenanya, cirinya bukan karena memiliki berbagai pusaka atau mantra ajimatan kearab-araban.
Melainkan, karena eksistensi kenegatifannya sejak direlung sifat-sifat kekejian (ke-fahsya’-an).
Seperti, hasad bakhil ‘ujub tamak dan riya’ adalah biangnya keegoisan.
Egois artinya, suka mentang2: dumeh dupeh mumpung, pengin menange dewe, pengin benere dewe, pengen butuhe dewe.
Itu semua sumber kejahatan molimo: main (judi), madon (zina), madat minum (narkoba) dan maling (mencuri) itu jenis2 kemungkaran.
Fahsya’ wal mungkar inilah ladang lahirnya berbagai macam bentuk sihir denganpowernya siluman.
Hanya tampilannya selalu bertingkat: tebaltipis, remang-remang jelas, sementara atau telatif dan mutlak selama-lamanya. Yang terakhir itu taktermaafkan.
Hanya ngelmu dengan ruh powernya berbasis ketauhidan yg mampu menghancurkan sihir kesyirikan.
Ngelmu demikian itu dapat menjaga kesucian keimanan melahirkan kesalehan sosial kemasyarakatan.
Amin !
Salam hangat kulo daryono
0 Comments