“Seperti pedang yang bermata dua”. Begitulah kiranya ungkapan yang bisa digunakan untuk mengibaratkan sesuatu yang memiliki dua sisi yang berpotensi menjadi kebaikan maupun keburukan dalam satu hal sekaligus. Mungkin peribahasa tersebut tepat untuk mengibaratkan dampak media massa di era digital saat ini.
Media massa yang fungsi dasarnya sebagai perantara atau penghubung kini lebih banyak tersedia dalam bentuk elektronik. Banyaknya pilihan media yang ada semakin memanjakan para pembacanya yang jumlahnya terus bertambah. Apalagi pendistribusian secara online mempercepat media sampai ke tangan pembaca. Dengan suguhan rubrik, konten, dan kemasan yang inovatif, media massa bertahan dan terus berkembang memenuhi kebutuhan dan selera pasar.
Media massa memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Media massa dapat membentuk sekaligus mengubah cara pandang seseorang terhadap masyarakat, lingkungan, dan permasalahan yang ada. Dengan demikian, pengaruh tersebut juga berpotensi mengubah cara hidup (lifestyle) seseorang.
Perempuan sebagai salah satu segmen pembaca yang ditarget oleh media massa pun tak luput dari perhatian. Banyak menu informasi terkait perempuan seperti tren busana, kuliner, kecantikan, dan karir disuguhkan. Banjir informasi tersebut tidak bisa dibendung. Semuanya secara otomatis sampai kepada pembaca. Sehingga, pembaca sendiri yang harus cerdas memilah dan memilih bacaan yang baik dan tepat untuk dikonsumsi. Karena tidak semua informasi yang disajikan mengandung hal positif.
Sebenarnya, pemerintah telah membuat panduan mengenai fungsi pers yang dituangkan dalam UU No. 40/1999. Bahwa pers berfungsi untuk menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan pengawasan sosial (social control). Akan tetapi, masih banyak media yang menyalahgunakan fungsi tersebut. Selain itu, kontrol dari pemerintah sendiri pun belum maksimal.
Dengan dalih keterbukaan informasi, seringkali media massa menulis berita yang bersifat tabu, vulgar, atau mengerikan. Bahkan berita-berita seperti itu disajikan dengan sangat apik sehingga menarik perhatian pembaca. Padahal, berita yang dikemas dengan apik belum tentu baik untuk dikonsumsi karena kandungan isinya yang tidak sehat.
Berita kriminal, perilaku menyimpang, atau hal negatif lainnya kadang justru menginspirasi para pelaku lainnya. Informasi tersebut memberikan ide bagi calon pelaku lainnya untuk melakukan hal atau modus serupa yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Selain itu, iklan yang semakin menjejali media massa juga seringkali menjerumuskan pembaca yang tidak jeli menerimanya. Bahkan penipuan berkedok iklan pun kerap terjadi.
Namun demikian, media massa juga memberikan banyak hal positif. Pembaca banyak mendapat manfaat dari membaca media massa, mulai dari yang bersifat hiburan sampai peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kemudahan dalam berdakwah juga menjadi hal positif lainnya yang dapat dimanfaatkan melalui media massa.
Menjadi perempuan yang cerdas di era digital bukanlah hal yang rumit, meskipun juga tidak terlalu mudah. Bijak dalam memilih bacaan merupakan syarat mutlak bagi para pembaca khususnya perempuan. Sebagai ibu, perempuan tidak hanya dituntut untuk bijak memilih bacaan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk anak-anak dan keluarganya. Karena apa yang dibaca oleh anak-anak akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter si anak. Sehingga, baik dan buruknya bacaan ikut menentukan kualitas kepribadian anak tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perempuan dalam mengkonsumsi bacaan adalah yang pertama, memfilter bacaan. Tidak semua bacaan layak dan baik di konsumsi oleh calon pembacanya. Sehingga hanya bacaan-bacaan yang berkualitas baik saja yang akan dikonsumsi secara bijak.
Kedua, untuk siapa bacaan diperuntukkan. Sehingga pembaca akan mendapatkan bacaan yang tepat sesuai dengan segmentasinya. Anak-anak tidak seharusnya membaca bacaan orang dewasa. Selain itu, pengawasan dan bimbingan para ibu terhadap anak harus terus dilakukan, terutama, penggunaan gadget di luar kontrol menjadi ancaman negatif bagi para penggunanya.
Ketiga, perempuan yang cerdas mengetahui tujuan mereka dalam memanfaatkan media massa. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam pemanfaatan media massa. Mereka yang sadar dan tau akan tujuannya akan selektif terhadap suguhan menu yang tersedia. Hanya bacaan penting yang relevan saja yang akan mereka cari dan hanya ide dan informasi yang bermanfaat saja yang akan mereka tulis.
Selain itu, pemanfaatan media massa secara bijak di era digital sekarang memberikan banyak keuntungan kepada perempuan. Dalam hal berbisnis, perempuan yang jeli menagkap peluang dapat memanfaatkan media-media yang ada dengan mudah. Kemudahan beriklan dan bertransaksi secara online memberikan kesempatan perempuan untuk berbisnis tanpa harus berinteraksi secara langsung. Hal tersebut juga mengurangi frekuensi pertemuan dengan konsumen atau mitra kerja laki-laki yang bukan mahram.
Sebagai medan dakwah, media massa di era digital adalah area terbuka yang dapat diisi oleh siapa saja. Melalui media massa, syiar akan dengan sangat mudah tersebar. Pemanfaatannya sebagai sarana dakwah menjadi pilihan yang tepat dan cerdas dalam mengkampanyekan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Pada dasarnya media apa pun bisa menjadi ladang dosa maupun pahala. Hal itu bergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Pemanfaatan secara positif akan menjadi amal baik dan memberikan dampak yang baik pula. Sebaliknya, menggunakannya untuk hal yang negatif akan menambah daftar panjang kesalahan dan dosa kita. Akhirnya, bijak dalam memanfaatkan media, cerdas dalam memilih bacaan dan berita, serta waspada terhadap pengaruh negatif yang selalu ada adalah kunci cerdas perempuan dalam memanfaatkan media di era digital yang mendunia.
0 Comments