Al Qur’an dan Hadis menjadi pedoman dalam berprinsip, tentunya memiliki ibrah serta hikmah di balik keberkahan silaturahmi, yang insyaallah akan penulis paparkan hadis yang menjadi dalil silaturahmi.
Dalam kehidupan, keberkahanlah yang dicari. Tidaklah berguna hidup berpuluh-puluh tahun , tapi tidak mendapat hidayah serta keberkahan dari Allah Swt. Rezeki yang banyak namun tidak berkah, malah membawa kepada malapetaka yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Hakim Yang Maha Adil.
Harta berlimpah, umur yang panjang dan nikmat yang banyak, tetapi tidak menjalankan perintah-Nya, malah melakukan yang dilarang-Nya, maka inilah yang sering kita dengar dengan sebutan Istidraj.
Mengejar jumlah rupiah yang banyak, umur yang panjang, namun tidak membawa berkah selama tidak digunakan dan diperoleh di jalan-Nya. Fatamorgana perhiasan dunia yang menipu itu seperti makan kuaci, kenyang tidak didapat, hanya kelelahan tanpa ada hasil yang memberikan tunjangan untuk kehidupan akhirat. Sibuk dengan pekerjaan sampai mengabaikan hak keluarga dan tidak memedulikan lingkungan sekitar.
Sebelum kita membahas keberkahan dalam silaturahmi, terlebih dahulu memaparkan, apa makna silaturrahmi?
Baca juga: Menjaga Tali Persaudaraan |
Menurut M. Quraish Shihab, beliau adalah ulama sekaligus Mufassir termasyhur di Indonesia, mengungkapkan makna silaturahmi dan silaturahim. Kedua kata tersebut memiliki substansi yang sama walaupun sebenarnya itu berbeda. Apabila kata “rahim” merujuk pada peranakan, kemudian kata “rahmi” itu menunjukkan pada rahmat.
Menurut pendapat beliau, silaturahim itu menyambung hubungan kekeluargaan yang putus. Tidak ada yang disambung, kecuali putus. Menyambung silaturahim itu menyambung hubungan kekeluargaan yang putus. Sedangkan silaturahmi menyambung hubungan kasih sayang dengan semua makhluk. Terpenting substansinya adalah pada silah yaitu menyambung.
Saat kita memiliki banyak saudara, itu artinya kita memiliki banyak jaringan. Persamaan iman dan perjuangan membuat kita menjadi pasukan Allah dalam memakmurkan bumi untuk mencapai kemashlahatan bersama. Menyebar tali kasi sayang berarti telah memperluas persaudaraan, yang dimana bukan hanya dengan orang yang kita kenal, juga dengan saudara yang belum kita kenal dengan niat dan tujuan mencapai kemashlahatan bersama.
Semakin luas jangkauan silaturrahmi itu terjalin, maka semakin banyak pula orang yang membantu kita, yang dapat mempermudahkan langkah dan usaha kita. Baik itu dalam usaha kemakmuran didunia maupun usaha meningkatkan bekal untuk perjalanan akhirat, inilah yang dimaksud dengan dunia dalam genggaman.
Dalam perjalanan sejarah Islam, akan selalu ditemui musuh Islam yang tidak senang bila kita sesama Muslim bersatu dalam Ukhuwah Islamiyah yang kokoh. Di zaman yang digandrungi teknologi canggih, berbagai cara mereka dalam upaya agar kita umat Islam terpecah. Dengan silaturrahmi kita menjalin serta mengokohkan dalam upaya mencegahnya. Walaupun dalam Islam itu sendiri terdapat perbedaan pendapat, maka silaturrahmi diharapkan dapat membantu kita untuk saling memahami dan menghargai atas perbedaan yang ada. Hak preogatif Allah memberikan imbalan yang telah Dia janjikan bagi hambanya yang senantiasa menjaga serta mempererat silaturrahmi.
Al Raghib juga mengutip sabda Nabi saw. yang menyebutkan, “ketika Allah Swt. menciptakan rahim, lalu berfirman, “ Aku Rahman dan engkau al rahim, Aku ambil namamu dari nama Ku, siapa yang menghubungkan padamu Ku menghubungkannya dan siapa yang memutuskan denganmu Aku memutuskannya”. Ini memberi isyarat bahwa rahim rahim mengandung makna al – Riqqatu (belas kasihan) dan al Ihsan ( dermawan dan kemurahan hati).
Indah serta berkahnya silaturrahmi yang telah Allah Swt. abadikan dalam Kalam-Nya yaitu: QS. An-Nisa (4) : 1, Al-Mumtahanah (60) : 3, Al-Anfal (8) : 75, Al-An’am (6) : 52, Al-Baqarah (2) : 215, An-Nisa (4) : 36, Al-Baqarah (2) : 177, An-Nahl (16) : 90, Al Baqarah (2) : 83, Al-Isra (17) : 26. Kemudian, ayat-ayat terkait dosa memutus silaturahim diantaranya adalah QS. Muhammad (47): 22-23, Ar-Ra’d (13) : 21 dan 25, Al-baqarah (2) : 27.
Dalam hadis Nabi, diriwayatkan oleh Bukhari yang memaparkan keutamaan serta keberkahan dalam bersilaturrahmi:
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخارى)
“Dari Ibnu Syihab dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, Shahih No.5986 Versi Fathul Bari).
Dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umur memiliki maksud bahwa terdapat keberkahan dalam rezeki serta umur orang bersilaturrahmi dengan niat tulus, yaitu mengaharpakan Ridho Allah Swt. Keberkahan yang dimaksud adalah bertambahnya kebaikan.
Keberkahan dalam umur terungkap dari cenderung banyaknya melakukan ketaatan, yang menyibukkan diri dengan berbuat baik sebagai bekal menuju akhirat yang diawali niat karena Allah Swt. Dilapangkan rezeki yang bukan hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga dapat menjadi investasi ladang pahala di akhirat.
Allah memberikan balasan secara langsung maupun tidak langsung kepada orang yang bersilaturrahmi serta menyambung silatirrahmi, yang diniatkan karena Allah semata. Jika niat baik silaturrahmi tidak dibalas oleh yang bersangkutan, tidak sampai membuat kecewa, serta gelisah.
Sebab jika niat yang lurus serta benar, apapun balasan serta tanggapan yang tidak mengenakkan, hendaklah sabar serta mendoakan. Sebab dia memahami Allah sebaik-baik yang memberi balasan.
Baca juga: Media Sosial Sarana Melaksanakan Sunah Nabi |
Rezeki yang Allah berikan terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Rezeki Umum
Rezeki umum adalah rezeki yang mencakup untuk seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. orang yang taat maupun yang yang fajr (berbuat dosa), orang beriman maupun orang yang kafir, dewasa maupun anak-anak, berakal maupun tidak berakal, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah jauh sebelum kita diciptakan.
2. Rezeki Khusus
Rezeki khusus adalah rezeki yang memberikan keberkahan kepada hamba-hamba-Nya, yang memberikan manfaat didunia maupun di akhirat, mencakup rezeki hati (ketenangan, hidayah, petunjuk, serta terhindar dari hal-hal buruk) dan rezeki berupa materi seperti harta, keturunan, yang diperoleh serta digunakan dengan halal.
Umur yang digunakan untuk beribadah kepada-Nya serta rezeki yang digunakan dan diperoleh sesuai dengan perintah-Nya disertai niat mengharapkan Ridho-Nya, sebaik-baik bekal persiapan yang bermanfaat menghadap Yang Maha Kekal.
Alhamdulillah…
Salah dan kurangnya saya mohon maaf, kepada Allah saya mohon ampun. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi kita semua.
Editor: Sukma Wahyuni
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂
Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!
Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments