Islam sebagai harmoni semesta terinspirasi dari terminologi Islam rahmatan lil alamin. Secara etimologis, Islam dapat dimaknai dengan arti damai, sedangkan rahmatan lil ‘alamin bisa dimaknai dengan kasih sayang bagi semesta alam. Maksudnya adalah, kehadiran agama Islam diharapkan dapat menjadi tonggak pertama adanya kedamaian dan kasih sayang sesama manusia dan seluruh alam. Dengan kesempurnaan Islam yang didukung oleh keistimewaan Al-Qur’an dan hadits Nabi sebagai pedoman hidup penganutnya, maka inilah agama yang disebut dengan agama Allah.
Peringatan untuk Kaum Pemecahbelah
Sebagai agama Allah, maka Allah lah yang akan menjaga keaslian agama ini. Dan Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an, bahwa siapa saja yang memecah belah agama-Nya, maka balasannya adalah mereka sendiri yang akan terpecah belah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-An’am ayat 159, berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat”. (QS. Al-An’am [6]: 159).
Baca juga: Perspektif Al-Qur’an tentang Pemecah Belah Agama |
Penjelasan dari Abdullah bin Mas’ud tentang ayat ini, dalam beberapa riwayatnya dengan menggunakan redaksi yang seolah-olah menafsirkan ayat tersebut dengan “Agama Allah hanya satu, yaitu agama Ibrahim yang hanif, dan dia seorang muslim, maka orang-orang Yahudi memecah-belahnya, sehingga sebagian kaum menjadi Yahudi dan sebagian lainnya menjadi Nasrani. Mereka menjadikannya berkelompok-kelompok dan terpecah-belah”.
Itulah balasan langsung dari perbuatan memecah-belah agama Allah yang menjadikan pelakunya berkelompok-kelompok dan tidak bersatu. Bahkan menurut Ali bin Abi Thalib dalam beberapa riwayatnya menyebutkan bahwa konsekuensi dari memecah belah agama Allah ini adalah murtad, yaitu keluar dari agama Islam. Oleh karenanya, kita harus sangat berhati-hati dalam bertindak, agar perbuatan dan tindakan kita tidak tergolong kedalam hal-hal yang dapat memecah belah agama Allah.
Jika kita pahami dengan seksama maka kita akan mendapatkan pemahaman bahwa ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai penegasan bahwa orang-orang yang memecah belah agama Allah bukan lagi menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya hukuman bagi mereka yang memecah belah agama Allah, Allah akan memecah mereka menjadi beberapa golongan. Kemudian urusan mereka menjadi tanggung jawab Allah yang pada akhirnya perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal.
Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa agama para nabi itu adalah satu.
نَحْنُ مَعَاشِرَ الْأَنْبِيَاءِ أَوْلَادُ عَلَّاتِ، دِيْنُناَ وَاحِدٌ
“Kami para Nabi adalah anak dari satu bapak berbeda ibu, dan agama kami adalah satu”.
Islam dan Persatuan antar Umat Beragama
Inilah Ash-Shiraathul Mustaqiim (Jalan yang lurus), yaitu apa yang telah di bawa oleh para Rasul-Nya, berupa peribadatan kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan berpegang teguh dengan syari’at Rasul yang terakhir. Sedangkan yang menyelisihi semua itu, maka hal itu merupakan kesesatan, kebodohan, pendapat dan hawa nafsu, dan para Rasul terlepas dari tanggung jawab atas semuanya itu.
Dengan penjelasan hadis tersebut maka sudah jelas bahwa agama Allah itu hanya satu yaitu agama yang mengesakan Allah Swt. Berhubung agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad yaitu agama Islam maka agama Allah yang disebutkan dalam ayat ini itu adalah agama Islam. Dengan demikian, kita semua tidak boleh memecah agama Islam baik itu dari umat non Islam mau pun dari umat Islam sendiri.
Jika kita dalami lebih lanjut ayat ini juga dapat dimaknai sebagai penjelas bahwa agama Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin. Karena ayat ini secara tidak langsung memerintahkan kepada kita semua untuk bersatu yaitu mengesakan Allah. Dengan bersatu maka hidup kita di dunia ini akan terasa lebih indah nyaman dan sejahtera.
Kebersihan dan Cinta Alam
Ada sebuah hadits yang sudah sangat familiar bagi kita yaitu hadis tentang kebersihan. Adapun haditsnya adalah sebagai berikut:
الطهور شطر الإيمان
Yang artinya “kebersihan itu merupakan sebagian dari iman”. Hadits hadits ini memang tampak tidak terlalu menjelaskan tentang Islam sebagai harmoni semesta. Karena hanya menjelaskan tentang kebersihan saja. Akan tetapi jika kita pahami lebih lanjut tentang kebersihan dan efek daripada kebersihan tersebut maka hadits ini dapat mewakili tentang sifat dari pada agama Islam sebagai harmoni.
Manfaat kebersihan yang pertama yaitu bagi diri kita sendiri dengan menjaga kebersihan maka kita akan selalu sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Selanjutnya kebersihan juga bermanfaat bagi orang lain yaitu Jika lingkungan kita bersih maka kenyamanan orang lain tidak akan terganggu memang terlihat sepele namun ini akan menjadi satu perbuatan positif bagi kita Dan tetangga-tetangga Kita.
Tidak hanya bermanfaat bagi sesama manusia saja akan tetapi kebersihan juga akan bermanfaat bagi lingkungan sekitar kita. Kita selalu menjaga kebersihan maka lingkungan kita akan selalu bersih dan membuat kita nyaman. Dengan lingkungan yang bersih kita akan terhindar dari bencana alam yang akan sangat mengganggu dan merugikan.
Contoh dari Islam sebagai harmoni semesta dan juga penerapan dari Hadits tentang kebersihan tersebut ketika kita menjaga kebersihan Sungai maka kehidupan kita sebagai manusia tidak akan terganggu seperti contoh sungai yang bersih tidak akan mengakibatkan banjir. Manfaat dari kebersihan Sungai juga dapat dirasakan oleh makhluk lain seperti ikan dan binatang-binatang lainnya.
Dengan air sungai yang bersih ikan di sungai akan lebih banyak dan hewan-hewan juga dapat meminum air dari sungai tersebut. Dan bagi tumbuhan dengan air sungai yang tidak tercemar bahan kimia dan lainnya maka tumbuhan di sekitar sungai akan tumbuh subur. demikianlah urgensi daripada Islam sebagai harmoni semesta tidak hanya memberikan manfaat kepada sesama manusia akan tetapi kepada seluruh alam.
Sifat Islam sebagai Harmoni Semesta
Sebagai kesimpulan, Ayat ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan bersatu padu dan melarang berpecah belah dalam agama, baik dalam masalah ushul (dasar agama) maupun furu’ (cabang). Yakni golongan yang amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya. Dalam sebuah qira’at dibaca “Faaraquu” yakni meninggalkan agama yang mereka diperintahkan untuk menjalankannya, seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk berlepas diri dari orang-orang yang memecah belah agamanya.
Rahmat dan Kasih Sayang
Selanjutnya, Islam sebagai harmoni semesta dimaksudkan adalah Allah mengutus Rasul pembawa Rahmat bagi semesta alam, baik muslim maupun kafir, Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah saw. Beliau saw memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah.
Rahmat bagi umat Islam meliputi dunia akhirat. Sedangkan Rahmat kasih sayang Allah kepada mereka non Muslim, dan umumnya pada sekalian makhluk ciptaan-Nya, tetap Allah berikan tetapi hanya didunia.
Islam agama yang menebarkan cinta kasih. Ayat tersebut sebagai larangan berpecah belah di zaman sekarang dengan mengklaim bid’ah, sesat golongan atau kelompok lainnya. Rahmat Allah meliputi berbagai perbedaan, tetapi azab Allah meliputi orang-orang yang melanggar perintah serta berpaling dari ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.
Selain kepada manusia, aturan-aturan yang ada dalam Islam kepada manusia juga akan berdampak positif kepada lingkungan sekitar, jika manusia menjalankan apa yang di perintahkannya. Dengan demikian, lengkaplah pengertian dari Islam sebagai harmoni semesta.
Baca juga: Apa Makna Muhammad Saw Sebagai Rahmatan lil `Alamin? |
Rahmat bagi umat Islam meliputi dunia akhirat. Sedangkan Rahmat kasih sayang Allah kepada mereka non Muslim, dan umumnya pada sekalian makhluk ciptaan-Nya, tetap Allah berikan tetapi hanya didunia.
Islam agama yang menebarkan cinta kasih. Ayat tersebut sebagai larangan berpecah belah di zaman sekarang dengan mengklaim bid’ah, sesat golongan atau kelompok lainnya. Rahmat Allah meliputi perbedaan sekalipun, tetapi azab Allah meliputi orang-orang yang melanggar perintah-Nya serta berpaling dari ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.
Selain kepada manusia, aturan-aturan yang ada dalam Islam kepada manusia juga akan berdampak positif kepada lingkungan sekitar, jika manusia menjalankan apa yang di perintahkannya. Dengan demikian, lengkaplah pengertian dari Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
Editor: Ahmad Mufarrih
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan hubungi [email protected]
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂
Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!
Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments