Imran Hosein dan Ragam Kelompok dalam Islam

Sebagai konsekwensi logisnya, melalui pembacaan terhadap Al-Qur’an, umat Islam seharusnya mampu menjelaskan realitas yang terjadi saat ini3 min


-1
-1 points
techofhearatco

Nama lengkapnya Imran Nazar Hosein. Ia lahir di Pulau Karibia, Trinidad pada tahun 1942. Ia merupakan salah seorang ulama yang konsen dalam membahas topik tanda-tanda datangnya hari kiamat (eskatologi). Hal ini tentu berbeda dengan sikap mayoritas umat Islam yang cenderung abai (Hosein 2009:27).

Sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari keterpengaruhan gurunya, Fazlur Rahman Ansari. Fazlur Rahman Ansari (1914-1974) merupakan seorang ulama Islam, filsuf, sekaligus sufi yang mendirikan Institut Alimiyah di Karachi, Pakistan.

Imran Hosein dikenal lewat berbagai ceramah dan buku-bukunya yang bisa diakses dengan mudah di laman www.imranhosein.org. Pandangannya yang di luar mainstream umat Islam salah satunya disampaikan dalam bukunya, An Islamic View of Gog and Magog in the Modern World.

Buku ini menjelaskan mengenai ‘kehadiran’ Ya’juj dan Ma’juj dalam setiap gerak-langkah kehidupan kita. Imran Hosein berpandangan bahwa untuk memahami realitas yang terjadi saat ini, pengetahuan mengenai topik tanda-tanda datangnya hari kiamat –yang di dalamnya membahas mengenai Dajjal serta Ya’juj dan Ma’juj—adalah niscaya.

Konsekwensi dari pandangan tersebut adalah, kelompok (aliran/sekte) dalam Islam yang ‘gagal’ menjelaskan realitas yang terjadi saat ini adalah kelompok yang salah (Hosein 2009:31).

Pembaca mungkin akan mengatakan bahwa pandangan tersebut terkesan terburu-buru dan tidak punya dasar argumentasi yang jelas dan kuat. Imran Hosein menyadari itu, dan ‘menantang’ umat Islam untuk–salah satunya dengan—menjelaskan kenapa, sangat sedikit kajian yang secara serius membahas tentang topik tersebut.

Imran Hosein sangat meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi manusia, yang ajarannya shalih li kulli zaman wa makan. Sebagai konsekwensi logisnya, melalui pembacaan terhadap Al-Qur’an, umat Islam seharusnya mampu menjelaskan realitas yang terjadi saat ini.

Tulisan ini akan menyebutkan beberapa kelompok yang dibahas Imran Hosein dalam bukunya, yang tentu saja berkaitan dengan topik tanda-tanda hari kiamat.

Kelompok Syiah
Syiah merupakan kelompok yang berpegang teguh pada keyakinan bahwa suatu hari nanti Imam Mahdi akan muncul dan memimpin umat Islam menuju kejayaan. Artinya, di masa sebelum kedatangan Imam Mahdi, umat Islam akan mengalami kekalahan dan ketidakbebasan dalam beraktifitas dan beribadah.

Di satu sisi, Imran Hosein terlihat ‘kagum dan berharap’ akan ada ulama Syiah yang mampu menjelaskan topik ini. Tetapi di sisi lain, Imran Hosein menyatakan ketidaksetujuannya terhadap argumentasi kelompok Syiah yang menyatakan bahwa kemunculan Imam Mahdi sebagai legitimasi klaim kebenaran kelompok mereka (Hosein 2009:55).

Kelompok Ahmadiyah
Imran Hosein berpandangan bahwa kelompok Ahmadiyah merupakan kelompok yang paling difavoritkan oleh peradaban Barat. Ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Mirza Ghulam Ahmad sendiri, yang dianggap merepresentasikan sebuah kesesatan yang nyata dan berbahaya (Hosein 2009:57).

Selain itu, Imran Hosein menganggap Mirza Ghulam Ahmad kurang tepat dalam mengidentifikasi Dajjal serta Ya’juj dan Ma’juj. Apalagi ia juga berpandangan bahwa ‘ramalan’ Nabi Muhammad (tentang diturunkannya Isa a.s.) sejatinya ditujukan padanya (Hosein 2009:58). Seperti halnya kelompok Syiah, kelompok Ahmadiyah pun menganggap dirinya sebagai representasi Islam yang benar.

Kelompok Wahabi
Selain bahwa kelompok Wahabi mendeklarasikan diri sebagai kelompok yang paling benar, sedang kelompok lain di luar dirinya salah. Di awal kemunculannya, kelompok ini berpandangan bahwa sebuah kewajiban untuk membunuh orang-orang di luar kelompoknya, yang menyekutukan Allah Swt.
Kemunculan dan perkembangan kelompok ini oleh Imran Hosein disebut membawa pengaruh yang buruk bagi umat Islam. Kelompok Wahabi dianggap melakukan penghianatan terhadap Islam, sebab secara diam-diam beraliansi dengan Inggris dan Amerika (Hosein 2009:59–60).

Kaitannya dengan topik tanda-tanda hari kiamat (dan topik lain), sikap kelompok Wahabi adalah melakukan interpretasi secara literal, baik terhadap Al-Qur’an maupun hadis. Sikap ini menurut Imran Hosein tidak akan mampu menjelaskan realitas yang sebenarnya tentang tanda-tanda hari kiamat, yang di dalamnya termasuk kemunculan Dajjal serta Ya’juj dan Ma’juj.

Kelompok Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh dikenal sebagai kelompok yang gemar berdakwah dari masjid ke masjid. Mereka lebih cenderung mengkampanyekan gerakan Islam ritual daripada Islam sosial.
Implikasinya adalah ketidakterlibatan atau bahkan lebih jauh ketidakpedulian kelompok Jamaah Tabligh terhadap isu-isu yang berkaitan dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat.

Sikap tersebut menurut Imran Hosein ‘menyalahi’ anjuran Nabi (dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim) untuk turut serta melawan Dajjal dengan cara menanggapi isu-isu yang berkaitan tentangnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk membela kepentingan umat Islam (Hosein 2009:62–63).

Kelompok Islam Modernis
Imran Hosein memandang kelompok Islam modernis sebagai kelompok yang terperdaya oleh pencapaian peradaban Barat. Beberapa kaum modernis memang berupaya melakukan modernisasi dan pada titik tertentu berusaha ‘menggugat’ pandangan ortodoksi dan ‘mengadopsi’ tatanan kehidupan yang ditawarkan oleh Barat.

Termasuk yang disesalkan oleh Imran Hosein adalah, kelompok Islam modernis seolah membenarkan bahwa umat Islam adalah pihak yang bertanggungjwab atas terorisme, termasuk menjadi dalang di balik peristiwa 9/11 (Hosein 2009:64–65).

Tidak berbeda dengan kelompok lain, Islam modernis terkesan abai dengan topik tanda-tanda datangnya hari kiamat. Mereka lebih sering memperlihatkan upaya merekonstruksi pandangan ortodoksi, sehingga mampu beradaptasi dengan kehidupan kekinian dan kedisinian.

Kelompok Elit Sufi
Mereka adalah kelompok yang memproklamirkan diri sebagai pembawa semangat spiritualitas Islam. Menganggap bahwa dirinyalah yang mengamalkan sikap rendah hati (Hosein 2009:67).
Tetapi sekali lagi, Imran Hosein tidak sepakat dengan sikap tersebut, sebab keterlibatan mereka dalam menanggapi realitas yang terjadi saat ini tidak terlihat.

Apa yang Diinginkan Imran Hosein?
Seperti telah dijelaskan di muka, bahwa narasi yang hendak dibangun dan dikampanyekan oleh Imran Hosein adalah menyadarkan umat Islam untuk terlibat secara aktif dalam upaya memahami realitas yang terjadi saat ini, terutama dalam kaitannya tentang topik tanda-tanda kedatangan hari kiamat.

Ragam kelompok yang ada dalam Islam, apalagi yang memproklamirkan diri sebagai representasi dari Islam yang benar, melalui pembacaan terhadap Al-Qur’an dan hadis, mestinya mampu menjelaskan realitas yang terjadi. Menjadi pengecualian jika metodologi yang dipakai dalam memahami Al-Qur’an dan hadis kurang tepat.

Imran Hosein datang menawarkan metodologi tersebut. Bahwa untuk memahami realitas yang terjadi, adalah niscaya untuk menghubungkannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan ‘ramalan’ Nabi Muhammad saw. tentang datangnya hari kiamat, termasuk kedatangan Dajjal dan Ya’juj dan Ma’juj.
wallahualam bissawab.


Like it? Share with your friends!

-1
-1 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
1
Sedih
Cakep Cakep
1
Cakep
Kesal Kesal
1
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
2
Tidak Suka
Suka Suka
16
Suka
Ngakak Ngakak
1
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
19
Keren
Terkejut Terkejut
1
Terkejut
Sirajuddin Bariqi
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals