Legenda Surat Aksa

Suratmu yang kau berikan padaku sudah menjadi hantu di lautan menyaingi legenda Cracken dan legenda kapal Flying Dutchman.3 min


0
Sumber Foto: Pexels.com

Hima, manisku
Telah kusiapkan seluruh pantai di bumi untuk menemanimu mengistirahatkan harapanmu. Aku tidak memaksa. Jika kau mau, telah ku siapkan seluruh keperluan yang kau butuhkan. Tak perlu khawatir. Kau hanya perlu pergi dari kegiatan yang tak berguna itu.

Di pantai yang akan kau kunjungi nanti, sudah kusiapkan rumah kura-kura. Bukan aku tak bisa menyewakanmu hotel bintang 5 dengan lautan sebagai pemandangannya. Namun, apakah jika seperti itu tak akan membuatmu bosan? Justru kau akan berpikir, jika langit di hamparan lautan itu hanya segelintir penggambaran rasamu padaku. Apa kau tak bosan melihat kekosongan? Dengan itu, kukhususkan untukmu rumah kura-kura.

Dia akan mengajakmu ke tempat yang tak pernah kau kunjungi di dunia ini. Bukan alam bawah sadar, tapi bawah lautan, yang sangat rahasia itu, yang tak semua orang bisa melihatnya. Kau akan diajaknya mengunjungi seluruh samudera, menyusuri hutan terumbu karang, kerangka kapal bajak laut, atlantik, dan masih banyak lagi. Terlebih, jika kau beruntung, kau akan menemukan harta karunku yang terpendam di dasar laut itu.

Lautan akan memanjakan matamu, membujukmu agar tak kembali pulang ke permukaan.

Ingat,satu hal yang perlu engkau jaga, jangan kau mengusik hati neptunus, raja lautan yang agung itu. Dia sahabatku, kini dirinya tengah dirundung kesedihan, sebab manusia sudah mengotori seluruh penjuru lautan dengan sampahnya. Jika nanti kau bertemu dengannya, tolong sampaikan salamku padanya.

Ketika nanti kau sudah puas dengan jawaban laut atas kerahasiaannya, kembalilah ke permukaan sebelum senja tiba. Sudah kusiapkan senja untukmu, senja yang hanya akan muncul seribu tahun sekali. Saat kau akan menikmati senja nanti, sudah kusiapkan pula tempat khusus untukmu, rumah mutiara. Gemerlap senja yang keemas-emasan dengan berselimut awan, melayang-layang beserta kepakan burung-burung malang yang hendak pulang. Kau akan dimanjakan Kembali.

Hima, jangan sampai terlena. Kau akan melihat senja menari di atas hamparan lautan hingga langit mulai petang. kau akan menyaksikan langit mengganti pakaiannya, dia akan menggunakan gaun terbaiknya, bima sakti. Selepas langit berbaju bima sakti nanti, kupersilahkan kau memetik ataupun menjaring bintang-bintang yang jatuh untuk kau bawa pulang, maaf, tapi tidak untuk mantan kekasihmu, bintang ini hanya untuk menghiasi dinding kamarmu, Hima.

Semoga kau baca surat ini dengan utuh, dalam keadaan bahagia. Aku mencintaimu, Hima, selebihnya aku undi nasip ini untuk takdir mencintai dikemudian hari.

***

Detak jam dinding menepuk kefanaan mimpiku, membangunkanku, dan melahirkan lamunan. Buyar sudah pengharapan yang akan menjadi jawaban atas kegundahan hati selama ini. Aksa kasihku, bagaimana kabarmu saat ini, setelah mengirim surat padaku. Aku harap kau masih sehat dan berbahagia.

Sekian lama aku berteman sepi, sendiri. Dan sisa-sisa penelitianku untuk masa lalu masih berserakan di meja tempatku meneliti. Kamar ini, ruangan ini, menjadi saksi tersendri bagiku, jika tak mengetahui lebih menyakitkan dari pada kecewa.

“Lebih baik aku kecewa, daripada mati dalam keadaan tak mengetahui” Ucapku dalam hati.

Aku baru tersadar. Ternyata sudah kulewati sewindu sejak awal mula aku memulai penelitianku menyusuri ruang masa lalu. Selama itukah kau menunggu aku membalas suratmu? Suratmu kudiamkan sedemikian rupa karena hati dan harapanku tengah dilema, sebab saat itu pula aku hanya mengingat masa laluku saja, dan yang terpikirkan olehku saat itu hanya perbaikan atas suramnya masa lalu itu, agar masa depan tak jadi penyesalan.

Baca Juga: Keluarga Pertiwi

Entah aku digerakan alam bawah sadarku, ataupun aku kerjakan dengan penuh kesadaran. Aku tak tau, bahwa alat yang kugunakan nyatanya tak cukup untuk memperbaiki masa laluku itu. Aku hanya berbekal penasaran, hutang janji, status di media sosialmu, screenshoot dan harapan yang penuh, beserta do’a secukupnya.

Aku sudah hampir memasuki masa lalu yang aku tuju, Kekasihku. Tatkala aku akan memperbaiki masa lalu itu, hancur sudah, gerbang teleportasiku dicuri mantan pacarku sendiri, lalu ia gunakan untuk memperbaiki masa lalunya, bahwa ia ingin masa lalunya tak pernah mengenalku. Sontak aku terkejut, lunglai dan berakhir pingsan.

Nyatanya tanpa disadari, aku tidak pingsan, aku tertidur hampir setengah dekade lamanya. Dan aku terbangun dalam keadaan menyesal, melihat suratmu yang terbengkalai. Aku kira baru kemarin sore aku memasuki dunia masa lalu, nyatanya sudah 3 tahun aku melakukan percobaan, hampir berhasil, dan gugur.

Selepas itu, aku kira, aku dapat tertidur kembali, akan tetapi, faktanya aku mati dari dunia mimpi. Aku sudah tak mempunyai nyawa lagi di alam mimpi sana. Sudah tak bisa tidur kembali. Hari-hariku hanya bisa untuk berjaga siang dan malam.

Baca Juga: Jangan Siksa Aku dengan Rindu

Sejak hari itu, hari-hariku dipenuhi penasaran dan penyesalan. Aku merasa aku tengah sakit dan gila. Akibatnya, aku pergi berobat kepada tabib termasyhur di kota ini, dan ya, aku divonis insomnia selamanya.

Dan suratmu yang kau berikan padaku sudah menjadi hantu di lautan menyaingi legenda Cracken dan legenda kapal Flying Dutchman, sekarang ia menjadi cerita legenda beserta semua isinya yang sangat rahasia. [AM]

_ _ _ _ _ _ _ _ _
Bagaimana pendapat Anda tentang cerpen di atas? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! 

Anda juga membaca kumpulan cerpen menarik lainnya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!

[zombify_post]


Like it? Share with your friends!

0

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.