Harmoni Alam dan Pesan Al-Quran: Tafsir Ekologi*

"..Semua tanggungjawab atas pemanfaatan alam pada akhirnya berada di tangan manusia.."2 min


3
28 shares, 3 points

*Ditulis bersama Muhammad Barir

Terdapat dua jenis sumberdaya yang memberikan support mobilitas kehidupan manusia. Pertama adalah Sumberdaya Alam (SDA) dan Sumberdaya Manusia (SDM).

Harmoni alam telah berada pada ukuran, porsi, dan perhitungan yang stabil. Keseimbangan alam berada pada tingkat yang presisi. Hal itu menunjukkan bahwa bumi dan semesta alam diciptakan dengan perhitungan dan perencanaan yang begitu matang.

Air, tanah, angin, panas bumi, dan udara diatur sedemikian rupa yang kesemuanya mengandung energi yang potensial bagi keperluan umat manusia. Gelombang laut, arus laut, uap dari kawah, maupun  energi nuklir menjadi potensi tambahan yang baru-baru ini ditemukan dan dikembangkan.

Semua tanggungjawab atas pemanfaatan alam pada akhirnya berada di tangan manusia. Mau dibawa kepada kebaikan atau mau dibawa kepada hal yang bertolak belakang dengan prinsip keseimbangan: berbanding terbalik dengan hukum Tuhan.

Baca juga: Refleksi Tahun 2017 (Bijak Menyikapi Alam)

Bumi mengandung 1,4 milyar m3 Air. Jumlah itu tidak bertanmbah dan juga tidak berkurang. Hanya air itu berubah bentuk dari cair ke beku, dari uap ke hujan dan seterusnya. Es kutup yang membeku mengurangi debit air laut, dan Es kutup yang mencair membuat debit air lautpun turut mencair.

Pemanasan global mengakibatkan air laut/air asin semakin bertambah. Akibat pemanasan global, sisa air tawar di bumi tersisa 36.000.000 km kubik atau hanya2,6 % dari keseluruhan air dipermukaan bumi. Jumlah air tawar ini akan ditambah oleh 34.000 km kubik air dari hujan.

Kondisi tersebut merupakan tantangan di tengah pergerakan zaman yang terus berubah. Manusia dengan akalnya memiliki tanggungjawab untuk berupaya menjaga keseimbangan alam di tengah keadaan di atas. Sebagaimana surat Ar Rahman ayat 8-9 yang berisi tentang keseimbangan alam tidak boleh diganggu dan manusia diwajibkan menegakkan hukum keseimbagan tersebut.

Keseimbangan adalah untuk manusia, sumberdaya alam boleh dimanfaatkan dalam porsi yang sesuai.

Di antara pesan Al Qur’an tentang prosedur dalam menafkahkan potensi alam dan potensi akal dan kecakapan adalah Al Baqarah 267 tentang eksplorasi SDA dan Menafkahkannya secara seimbang

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu (SDM) yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi (SDA) untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Ayat di atas menganjurkan untuk mendayagunakan kemampuan dan kekayaan alam untuk diolah dan didistribusikan dengan baik dan benar. Baik dalam arti dengan menjaga keseimbangan dan benar dalam arti tidak menyalahi hukum Allah.

Keseimbangan dalam arti di atas juga bertujuan terhadap pemerataan distribusi kekayaan alam untuk kesejahteraan bersama. Jangan sampai kekayaan itu secara sepihak hanya tertumpuk pada sebagian orang. Untuk itu, ayat di atas juga mengandung prosedur pemerataan ekonomi.

Karena pentingnya arti keseimbangan, kondisi alam saat ini yang berada pada level yang belum sesuai standar dengan masih maraknya penebangan liar, pembukaan lahan dengan pembakaran, dan pencemaran pengairan daerah ladang kelapa sawit. Di tengah kondisi tersebut maka tugas manusialah untuk memperbaikinya kembali.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga 2017 berupaya untuk itu dan baru-baru ini mendapat apresiasi dengan penurunan tingkat asap yang selama ini mengganggu hingga ke Singapura.

Selain itu KLHK melalui Menteri Siti Nurbaya juga berkomitmen untuk menjaga lahan gambut sebagai sistem yang diberikan Tuhan dengan fungsi resapan air. Sebelumnya, beberapa pengusaha properti berniat untuk membangun hunian di lahan tersebut.

Dalam Fushshilat 39, upaya pelestarian tanah yang tandus sekalipun bukanlah hal yang mustahil:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنَّكَ تَرَى ٱلْأَرْضَ خَٰشِعَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِىٓ أَحْيَاهَا لَمُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰٓ ۚ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak (Poduktif) dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa segala kondisi tanah meskipun begitu tandus, tetap mungkin untuk kembali subur, bahkan lebih produktif.

Dalam ayat lain terdapat penguat argumantasi Fushshilat 39, yaitu Al Hajj (22) ayat 5 :

“Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

Baca juga: Meratapi Langgarku yang Kian Rapuh (Sebuah Refleksi Akhir Tahun)


Like it? Share with your friends!

3
28 shares, 3 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
1
Sedih
Cakep Cakep
3
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
10
Suka
Ngakak Ngakak
1
Ngakak
Wooow Wooow
2
Wooow
Keren Keren
6
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
Suparlan

Warrior

Suparlan, S.Sos.I., MA merupakan mantan Direktur WALHI Yogyakarta dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesional Lingkungan.

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals