Setiap anak bangsa pasti pernah menyanyikan atau mendengarkan lagu ini.
Pelangi pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau di langit yang biru
Pelukismu agung siapa gerangan
Pelangi pelangi ciptaan Tuhan.
Semua orang punya pengalaman tentang keindahan, tetapi tidak tentu mampu mendefinisakannya. Dalam estetika ada tiga teori tentang keindahan, yakni teori subjektif, objektif, dan konvergensi. Menurut teori subjektif, keindahan itu ada pada subjek. Indah atau tidak indahnya sesuatu itu ditentukan oleh subjek. Dialah yang memutuskan sesuatu itu indah atau tidak indah. Sebuah lukisan, misalnya, bernilai indah atauhkah tidak indah tergantung pada sudut pandang subjek. Boleh jadi subjek pertama (A) menyatakan lukisan itu indah, tetapi subjek kedua (B) menyatakan lukisan itu tidak indah. Maka penilaian keduanya dianggap benar.
Menurut teori objektif, keindahan itu ada pada objek. Indah atau tidak indahnya sesuatu itu ditentukan oleh objek. Fakta bahwa semua orang mengatakan pelangi itu indah membuktikan bahwa keindahan itu melekat pada objek dan tidak ditentukan oleh subjek yang menginderanya.
Menurut teori konvergensi bahwa objek itu mengandung unsur keindahan, sedangkan subjek juga memiliki rasa keindahan (sense of art). Masjidil Haram, misalnya, dibangun demikian rupa sehingga memiliki kadar keindahan tak terhingga, sedangkan subjek yang mengindera, lebih-lebih yang berada di dalamnya, memiliki rasa keindahan, sehingga dapat menikmati indahnya Masjidil Haram dengan Ka’bah nan anggun di tengah-tengahnya.
Indahnya lukisan, pemandangan alam, bangunan Masjidil Haram dan candi Borobudur ditangkap dengan indera penglihatan, sedangkan indahnya kicau burung, kokok ayam, gemericik air, tilawah Al-Quran maupun lantunan adzan ditangkap dengan indera pendengaran. Selain dengan kedua indera tersebut, manusia juga menangkap keindahan dengan hati, pikiran, dan perasaan menyangkut pesan-pesan yang termuat dalam buah perenungan, bait-bait puisi, dan nilai-nilai agung dalam Kitab Suci. Al-Quran itu indah dan Pancasila pun indah.
Berhenti, tak ada tempat di jalan ini.
Sikap lamban berarti mati.
Siapa bergerak, dialah yang maju ke depan.
Siapa berhenti, sejenak sekali pun, pasti tergilas.
(Mohammad Iqbal)
Kesadaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakrawala.
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.
(WS Rendra)
Sejumlah ayat Al-Quran mengungkapkan tentang hiasan yang identik dengan keindahan. Allah swt menghiasi langit dengan bintang-bintang.
Sungguh, Kami telah menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Kami telah menghiasinya bagi orang-orang yang memandangnya. (QS 15:16); Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. (QS 37:6).
Di alam semesta terdapat bintang-bintang yang tidak terhitung jumlahnya. Masing-masing bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian dan berdasar pada sumbunya masing-masing, sehingga tidak bertabrakan. Keindahan itu terdapat pada keserasian.
Allah swt menghiasi kehidupan dunia.
Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami sempurnakan bagi mereka amal-amal mereka padanya, dan mereka di sana tidak akan dirugikan. (QS 11:15).
Allah swt menjadikan kehidupan dunia indah dalam pandangan orang-orang yang tak beriman.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka terus-menerus merendahkan orang-orang yang beriman. (QS 2:212).
Setan menghiasi perbuatan orang tak beriman.
Mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri ketika datang siksa Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun memperindah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. (QS 6:43).
Al-Quran menarasikan keindahan ketika seseorang pergi membawa ternak ke padang penggembalaan dan pulang membawa ternaknya kembali ke kandang.
Kamu memperoleh keindahan pada binatang-binatang ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat gembalaan. Binatang ternak itu memikul beban-beban kamu ke suatu negeri yang kamu tak sanggup mencapainya melainkan dengan susah payah. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (QS 16:6-7).
Keindahan shalat terdapat pada berbagai aspek, baik di dalam shalat maupun di sekitarnya. Adzan, yakni seruan untuk shalat itu indah. Terdiri atas rangkaian lafal yang padu dan syahdu, lebih-lebih bila dikumandangkan oleh muadzin yang memiliki suara merdu.
Sebelum shalat seorang muslim bersuci dengan berwudhu, mandi, atau tayamum. Berwudhu dilakukan dengan mengambil air, mencuci tangan, membasuh wajah, tangan hingga siku dan seterusnya, seperti difirmankan Allah swt (ditulis artinya),
Wahai orang yang beriman, bila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku. Usaplah kepalamu dengan air dan cucilah kakimu sampai ke mata kaki. Bila kamu sedang dalam keadaan junub, bersihkanlah dengan mandi penuh. Akan tetapi bila kamu sakit atau dalam perjalanan atau salah seorang kembali dari jamban, atau kamu menyentuh perempuan dan kamu tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang bersih, dan usaplah mukamu dan tanganmu dengan itu. Allah tidak akan menyulitkan kamu, tetapi hendak membuat kamu bersih dan hendak menyempurnakan karunia-Nya kepadamu supaya kamu bersyukur. (QS 5:6).
Shalat dimulai dengan takbir, menyapa Tuhan dengan takzhim, “Allahu akbar – Allah Maha Besar,” dan diakhiri dengan salam, menyapa sesama manusia untuk kedamaian, “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu – Semoga keselamatan, rahmat, dan barakah Allah swt dilimpahkan kepadamu.” Muslim shalat dengan berdiri tegak, rukuk (membungkuk), bersujud, dan duduk bersimpuh di hadapan Tuhannya. Shalat diisi dengan doa-doa dan munajat kepada Allah swt.
Allah, Engkau Maha Besar
Tuhan, jauhkan aku dari segala salah
Seperti Kaujauhkan timur dan barat
Tuhan, bersihkan aku dari kesalahan
Seperti pakaian putih bersih dari kotoran
Tuhan, cucilah segala salahku dengan air, salju, dan embun.
Aku berlindung kepada-Mu dari setan terkutuk
Dengan nama-Mu Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih
Segala puji bagi-Mu, Pemelihara Semesta alam
Maha Pemurah, Maha Pengasih
Penguasa Hari Perhitungan
Engkaulah Yang kusembah, dan kepada-Mu saja aku mohon pertolongan
Tunjukilah aku jalan lurus
Jalan mereka yang Kauberi segala kenikmatan
Bukan yang mendapat murka
Bukan yang sesat jalan
Tuhan, kabulkan permohonanku.
Allah, Engkau Maha Besar
Engkau Maha Suci
Dengan memuji-Mu aku mohon ampun
Semoga Engkau mendengarkan orang yang memuji-Mu.
Allah, Engkau Maha Besar
Ampunilah aku
Kasihanilah aku
Cukupilah aku
Tunjukilah aku
Curahkanlah rezeki untukku.
Allah, Engkau Maha Besar
Segala kehormatan, kebahagiaan, dan kebaikan adalah milik-Mu
Keselamatan, rahmat, dan berkah-Nya semoga terlimpah bagi engkau ya Nabi
Juga bagi kami dan hamba-hamba-Nya yang baik
Aku bersaksi, tiada tuhan melainkan Engkau
Aku bersaksi, Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.
Tuhan, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga
Sebagaimana Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga
Berkahikah Nabi Muhammad dan keluarga
Sebagaimana Kauberkahi Nabi Ibrahim dan keluarga
Sungguh, Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia.
Tuhan, aku berlindung kepada-Mu
Dari siksa jahanam dan kubur
Dari fitnah hidup dan mati
Dari fitnah pengembara yang dusta.
Muslim shalat berjama’ah dengan berjajar pada barisan bershaf-shaf yang rapi, dipimpin oleh seorang imam yang memberi aba-apa untuk setiap pergantian satu gerakan tubuh dengan gerakan dan posisi tubuh berikutnya secara tertib dan teratur, sejak permulaan hingga akhirnya.
Untuk shalat jutaan masjid dibangun di mana-mana, dengan Masjidil Haram sebagai masjid pertama didirikan untuk umat manusia. Di tengah-tengahnya berdiri Ka’bah Rumah Allah nan agung dan berwibawa.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah bagi manusia ialah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, di antaranya maqam (tempat berdiri) Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji menuju Baitullah adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari kewajiban haji sesungguhnya Allah Maha Kaya dan tidak butuh pada seluruh alam. (QS 3:96-97).
Shalat dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan beserta bilangan raka’atnya dan berfungsi sebagai jeda dari aktivitas seharian.
Apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Selanjutnya, apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang mukmin. (QS 4:103).
Shalat wajib lima kali sehari semalam, namun jarak waktunya bukan 24 jam dibagi lima, melainkan berdasarkan kebijakan Allah swt yang mengandung hikmah tiada tara. Shalat subuh, dua raka’at, ditunaikan saat fajar tiba; shalat zhuhur, empat raka’at, dilaksanakan saat matahari di atas kepala; shalat ashar, empat raka’at, dilakukan ketika matahari telah condong ke barat 45 derajat; shalat maghrib, tiga raka’at, didirikan setelah matahari terbenam; shalat isya, empat raka’at, dikerjakan setelah sirna mega merah di sebelah barat.
Shalat lima waktu adalah kunci surga. Marilah bergegas untuk menggapainya.
Uraiannya bagus sekali, namun akan menjadi lebib menarik jika disepurnakan dg penjelasan dari aspek natinnya. Sjolat bukan saja pekerjaan fisik tetapi rasanya juga menyangkut perbuatan batin atau qolbi, bahkan aspek terakhir ini yg justru lebih penting
Shalat adalah dialog hati antara mukmin dengan Tuhannya..