Allah swt memilih hamba-hamba-Nya yang terbaik untuk menjadi utusan kepada setiap umat di muka bumi. Mereka diutus sebagai rahmat bagi manusia guna menyampaikan pesan dan tuntunan hidup di dunia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kehadiran nabi dan rasul adalah bagian tak terpisahkan dari tugas manusia sebagai khalifah. Manusia tidak bebas untuk bertindak, melainkan mesti mengacu pada panduan dari Sang Maha Pencipta yang menghadirkannya di bumi. Allah swt menyerahkan pengelolaan dan pemakmuran bumi kepada manusia. Manusia bertugas memimpin sesama umat dengan adil, menegakkan hukum Allah, dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia. Allah swt berfirman dalam Alquran,
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam dan Nuh serta keluarga Ibrahim dan keluarga Imran di atas semua bangsa. Sebagai keturunan yang satu dengan yang lain, dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(QS 3:33-34).
Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman,
Kami menurunkan wahyu kepadamu seperti wahyu yang Kami turunkan kepada Nuh dan nabi-nabi yang sesudahnya. Kami menurunkan wahyu kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; kepada Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan kepada Daud Kami berikan Zabur. Ada beberapa rasul yang Kami kisahkan kepadamu sebelumnya dan beberapa rasul yang tidak Kami kisahkan kepadamu. Dan kepada Musa Allah berfirman langsung. Rasul-rasul pembawa kabar gembira dan peringatan supaya tak ada alasan manusia membantah Allah sesudah kepergian para rasul. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS 4:163-165).
Allah swt mengutus para nabi dan Rasul untuk membekali hidup manusia dengan agama sebagai tuntunan dan petunjuk dalam menjalani kehidupannya dan untuk mengawal peradaban manusia di muka bumi.
Allah telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Muhammad dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama keimanan dan ketakwaandan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik untuk mengikuti agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada agama-Nya bagi orang yang kembali kepada-Nya.(QS 42:13).
Agama Allah intinya sama, yakni tauhid. Allah swt menetapkan hukum dan syariat, jalan yang jelas untuk ditelusuri manusia Sumber tauhid ialah wahyu dari Allah swt. Orang-orang beriman niscaya menjaga persatuan dan tidak berpecah belah. Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Sungguh, apa yang disebutkan di dalam Al-Quran ini benar-benar menjadi petunjuk yang lengkap bagi orang-orang yang menyembah Allah. Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Katakanlah, “Sungguh, apa yang diwahyukan kepadaku ialah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka apakah kamu berserah diri kepada-Nya?”(QS 21:106-108).
Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw untuk semua manusia. Tidak ada soal ras atau bangsa, tak ada “bangsa terpilih” atau “anak cucu Ibrahim” atau “anak cucu Daud”, orang Arab atau ‘ajam, orang Eropa atau Asia, Afrika, Amerika, Autralia, orang kulit putih atau berwarna; ajaran Nabi Muhammad berlaku untuk semua.
Allah swt mengutus para nabi membawa lima tugas. Pertama, sebagai saksi kepada semua manusia mengenai kebenaran rohani yang masih tertutup oleh kebodohan, takhayul, dan pertentangan golongan.
Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul kepada kamu, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada Fir‘aun.(Al-Muzzammil/73:15)
Kedatangan Nabi Muhammad saw bukan membawa agama baru, melainkan untuk mengajarkan agama yang sebenarnya. Ia juga menjadi saksi di hadapan Allah swt atas segala perbuatan manusia dan bagaimana mereka menerima ajaran Allah. Rasulullah saw mengingatkan zamannya dan zaman sekarang untuk memulihkan dari perbuatan dosa dan menjadi saksi atas orang beriman dan melawan kejahatan, seperti yang dilakukan Nabi Musa dalam tugasnya pada masanya itu.
Kedua, sebagai pembawa berita gembira berupa rahmat dari Allah swt. Harapan selalu ada bila manusia beriman, bertobat, dan hidup dengan cara yang baik.
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan apa yang diperintahkan itu berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari gangguan manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang kafir. (QS 5:67).
Ketiga, sebagai pemberi peringatan kepada mereka yang lalai. Hidup tidak berakhir hanya sampai di sini, melainkan masih ada kehidupan akhirat yang sangat penting.
Katakanlah, “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS 3:31-32).
Kunci cinta Allah swt kepada hamba dan pengampunan-Nya ialah mencintai-Nya. Cara mencintai Allah swt adalah dengan mengikuti Nabi utusan-Nya. Tanda cinta hamba kepada Allah swt ialah menaati-Nya dan menaati Rasul-Nya.
Keempat, mengajak semua manusia untuk bertobat dan meminta ampun atas segala dosa dengan izin dan wewenang yang diberikan Allah kepadanya.
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS 2:129).
Kelima, sebagai cahaya atau sebagai pelita. Cahaya Islam adalah karunia terbesar yang akan menerangi dunia. Berkenaan dengan fungsi nabi dan rasul dalam kehidupan manusia dan alam semesta tersebut, Allah berfirman,
Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah. (QS 33:45-47).
Para nabi dan rasul berfungsi sebagai saksi, penyampai risalah, penyeru kepada jalan Allah swt dengan membacakan ayat-ayat, dan mengajarkan kitab suci. Mereka menyucikan jiwa, menerangi jalan hidup, memberi kabar gembira bagi orang beriman, dan beramal kebaikan, serta memberi peringatan akan dahsyatnya azab akhirat bagi orang-orang yang ingkar.
Baca tulisan-tulisan Muhammad Chirzin lainnya: Kumpulan Tulisan Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag.
0 Comments