Imam Al-Ghazali: Spiritualis dan Rasionalis

Imam Ghazali sering disebut seorang tokoh yang sangat berpengaruh dikalangan umat Muslim. Beliau sering disebut dengan “Hujjatul Islam” karena mempunyai banyak karya2 min


Imam Ghazali sering disebut seorang tokoh yang sangat berpengaruh dikalangan umat Muslim. Beliau sering disebut dengan “Hujjatul Islam”. Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad. Ia dikaruniai seorang putra yang bernama Hamid atau biasa kita sebut “Abu-Hamid”. Tetapi sangat disayangkan anaknya meninggal ketika masa kecil.

Adapun asal muasal sebutan Ghazali, para pakar sejarah mempunyai dua kemungkinan yaitu pertama disebut Ghazali karena berasal dari desa yang bernama Al-Ghazalah tempat dimana Imam Al-Ghazali dilahirkan dan yang kedua sebutan Imam Ghazali berasal dari pekerjaan kesehariannya sebagai penjual kain yang dinamakan “Gazzal” oleh sebab itu ia disebut Al-Ghazali.

Adapun kedua sebutan tersebut, baik yang dinisbahkan kepada tempat dimana Al-Ghazali dilahirkan atau pekerjaan ekonominya dalam keseharian, nama Ghazali mempunyai makna yang sangat dalam.

Imam Ghazali dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M. disebuah kampung kecil yang bernama Ghazalah, kabupaten Thus, Provinsi Khurasan, Wilayah Persia atau sekarang disebut Iran. Muhammad nama ayahnya, Imam Ghazali dilahirkan dari seorang keluarga miskin yang mempunyai usaha penenun dikampungnya.

Tetapi penghasilannya yang kecil tidaklah dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Meskipun demikian, semangat Imam Ghazali dalam menuntut ilmu tidaklah luntuh bahkan ia semakin mencintai dalam setiap proses pencarian ilmunya.

Dengan ketekunan dan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, Imam Ghazali menulis karya yang luar biasa, mulai karya dibidang Filsafat, Ilmu Kalam, Fiqih/Ushul Fiqih, Tasawuf/Akhlak,Al-Hidayah dan masih banyak lagi karya-karya dibidang lain.

Al-Munqizh adalah sebuah buku karya Imam Ghazali yang bersifat autobiolografis. Tetapi bukan hanya sekedar buku biografi saja, buku tersebut juga memuat analisis ilmiah mengenai perkembangan spiritual penulisan serta memberikan beberapa alasan-alasan dalam pandangannya.

Motivasi yang mendorong Imam Ghazali menulis banyak karya tidak lain adalah bertujuan untuk mencari kebenaran dan kekeliruan ilmu-ilmu yang telah ia geluti serta pengalaman pribadinya dalam mencari kebenaran.

Buku filsafat misalnya, beliau mengarang sebuah buku yang berjudul Maqasid al-Falasifah dan Tahafut al-Falasifah. Buku ini sangat terkenal dikalangan muslim kususnya di bidang filsafat dan buku ini dikarang oleh Imam Al-Ghazali ketika beliau masih memiliki kesegaran dalam berfikir pada usia 25-28 tahun.

Banyak para cendikiawan muslim yang merasakan bahwa begitu tajam dan dahsyat ulasan dalam setiap pembahasan didalam isi buku tersebut. Hal ini terlihat ketika ia memberikan perlawanan terhadap para filusuf dizamannya.

Buku yang berjudul Tahafut dikarang oleh Imam Al-Ghazali untuk menyangkal 20 buah kesalahan para filusuf muslim berserta pendahulu-pendahulunya yang berfaham teistrik Yunani.

Didalam menulis sebuah buku Imam Ghazali menggunakan sebuah metode pendekatan filosofis. Artinya, dalam buku-bukunya Imam Ghazali menyajikan uraian-uraian filosofis dengan mengemukakan argumen-argumen yang bersifat filosofis.

Hal ini bias kita fahami sebab sebagian karya Imam Ghazali disajikan untuk mengeritik paham-paham dan pikiran-pikiran para filusuf yang berkembang kala itu.

Begitu banyaknya karya Imam Ghazali yang dapat membantah dan meluruskan paham-paham yang kurang benar. Oleh karena itu beliau pantas disebuat dengan Hujjatul Islam yang artinya “Pembela Islam”.

Perkembangan pemikiran Imam Ghazali tidak lepas dari seorang filusuf, beliau juga banyak menulis karya-karya buku yang bersifat Tasawuf atau Akhlak.

Pemkiran Imam Ghazali bias dibedakan menjadi tiga bagian yaitu pertama masa sebelum ‘uzlah, kedua masa ‘uzlah dan ketiga masa setelah ‘uslah.

Sejak kecil Imam Ghazali ditinggal mati oleh orang tuanya dan diasuh oleh sahabat ayahnya seorang sufi. Inilah salah satu yang melatar belakangi Imam Ghazali menjadi seorang yang ahli dibidang tasawuf.

Setalah masuk didalam dunia tasawuf, Imam Ghazali semakin menjadi lebih dikenal dikalangan dunia Islam. Beliau merupakan ulama Sunni yang tegas menantang orang-orang tasawuf yang meremehkan upacara-upacara agama.

Sebaliknya, ia menggap bahwa upacar-upacara tersebut sebagi suatu kewajiban yang harus dilakukan untuk bias mencapai kesempurnaan. Menjalankan upacara-upacara tersebut tidak hanya sekedar menjalankan aktivitas lahiriah, melainkan dengan penuh pengertian akan makna-makna dan rahasianya yang tidak didapati didalam kitab-kitab fiqih.

 


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
2
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
1
Tidak Suka
Suka Suka
1
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
2
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
M Dani Habibi, M. Ag
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Program Magister, Konsentrasi Studi Alquran dan Hadis. Email. [email protected] WA. 085729206014

2 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
situs toto toto 4d toto 4d toto 4d idnslot slot88 toto 4d toto 4d togel viral dana toto scatter hitam