Rasulullah, gelar yang indah disematkan oleh Allah Swt bagi hamba yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Keturunan kaum terpandang di Mekkah kaum Quraisy, penjamu tamu Allah setiap tahunnya di Kabah. Disegani hampir seluruh bangsa Arab karena kewibawaan serta kebaikannya.
Mengucapkan salam kepadanya maka akan mendapatkan rahmat dari Allah. Satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafaat di akhirat sebagai salah satu sebab masuk syurga. Dinobatkan sebagai kekasih Allah dan masih mengkhawatirkan nasib umatnya ketika hendak menemui ajal.
Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim, tidak mempunyai ayah. Ditinggalkan oleh ayahnya ketika usia kandungan tua dengan ikut bersama kabilah lain. Berhari-hari Siti Aminah, Ibunda Nabi menunggu kepastian kabar keberadaan perjalanan kekasihnya.
Akhirnya kabar tersebar bahwa Abdullah telah wafat dalam perjalanan pulangnya. Perempuan mana yang sanggup menerima kabar tersebut terlebih dalam kondisi yang sedang hamil tua. Nabi Muhammad Saw lahir dari seorang ibu yang tabah serta kuat dalam menjalani cobaan dalam kehidupan. Tak heran kalau kelak melahirkan seorang nabi dari rahimnya.
Tradisi orang-orang Arab dahulu ketika anak dilahirkan maka dititipkan ke orang-orang pedalaman supaya mempunyai kepribadian yang baik serta tutur kata yang sopan. Nabi Muhammad Saw pun demikian, setelah lahir dari ibunya segera dicarikan untuk menjadi ibu susu serta tinggal di suku pedalaman.
Ada kisah yang menarik sekaligus penuh hikmah di balik pengambilan Nabi Muhammad Saw oleh ibu susunya. Halimatu Sa’diah yang terpilih menjadi ibu susu bagi Nabi Muhammad Saw bukan termasuk dari kalangan orang yang berada. Bahkan pada saat itu diceritakan keledai peliharaan yang selalu menemaninya sudah tidak menghasilkan susu untuk diperah dan kondisi ekonomi yang serba kekurangan.
Mengambil Nabi Muhammad Saw menjadi ragu karena keadaan yatim tidak ada yang menanggung biaya selama hidup bersama Nabi Muhammad Saw. Tapi rahmat Allah langsung menyapa ketika Halimatu Sa’diah membawa Nabi Muhammad Saw ke pangkuannya. Keledai perliharaanya langsung menghasilkan susu yang melimpah dan bergerak dengan cepat. Terlihat bahwa rahmat Allah sudah menyapa Nabi Muhammad Saw mulai sejak masa kecil dan menjadi penyebab bagi orang-orang sekitar untuk merasakan rahmat tersebut.
Sepulangnya dari Ibu susunya Nabi Muhammad Saw kembali ke pangkuan Ibunya. Selang berapa lama Nabi Muhammad Saw diajak ziarah ke makam Ayahnya di daerah perbatasan Mekkah dan Madinah. Pada saat perjalanan pulang Aminah meninggal karena sakit yang dialaminya. Akhirnya Nabi Muhammad Saw kecil sudah ditinggal oleh ayah serta ibunya sebelum menginjak usia dewasa.
Penulis tidak bisa membayangkan kondisi Nabi Muhammad Saw ketika masih kecil dalam keadaan yatim ditinggalkan lagi oleh Ibunya untuk selamanya. Padahal Nabi Muhammad Saw belum lama tinggal bersama Ibunya sepulang dari Ibu susunya.
Kejadian ini menjadi pertanda bahwa untuk menjadi seorang yang hebat dan memiliki kepribadian yang luar biasa tidak harus selalu bersama ayah dan ibu. Kejadian ini juga mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad Saw dapat dijadikan rule model bagi anak-anak yang sudah yatim piatu. Pada saat sudah yatim piatu maka Allah-lah yang akan menggantikan peran orang tua dalam merawat sampai dewasa.
Dewasa ini banyak anak yang sudah kehilangan orang tua menjadi risau seperti halnya sudah tidak mempunyai arah tujuan hidup mereka. Padahal mereka sering lupa bahwa ibu serta ayah mereka milik Allah dan semua akan kembali. Berkaca pada Nabi Muhammad Saw sejak kecil sudah tidak mempunyai ayah dan ibu. Beliau dewasa dengan keluarga terdekat, mulai dari kakeknya, pamannya serta orang-orang yang terpana dengan keteladanan akhlaknya.
Acapkali Nabi Muhammad Saw dipuji karena keluhuran budi yang dimiliki beliau serta tutur kata yang membuat terpana banyak orang. Meskipun ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw banyak yang membenci tapi tidak dengan akhlak yang beliau tunjukkan kepada semua kalangan.
Dalam bersikap, beliau tidak memandang suku, ras, kebangsaan bahkan agama. Beliau tidak membatasi pergaulannya hanya dengan orang yang memiliki pemahaman yang sama dengan beliau saja. Ketika diperlakukan buruk oleh orang lain Nabi Muhammad Saw justru membalasnya dengan sikap baik tidak ada rasa dendam sama sekali.
Pernah suatu ketika diceritakan ada pengemis buta di pasar yang setiap saat mengolok-ngolok Nabi Muhammad Saw. Perkataan pengemis tersebut menyatakan kalau Nabi Muhammad Saw adalah penyihir, tukang tipu, penuh muslihat, seakan tidak ada kebaikan dalam perkataannya untuk Nabi Muhammad Saw. Namun, setiap hari pula Nabi Muhammad Saw mengantar makanan untuknya, dengan tidak banyak bicara Nabi Muhammad Saw langsung memberikan makanan bagi pengemis buta tersebut.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, Abu Bakar bertanya kepada Aisyah tentang kebiasaan Rasulullah yang belum dia laksanakan. Maka Aisyah menjawab hampir semua kebiasaan Rasulullah Saw dilakukan oleh Abu Bakar kecuali memberi makan pengemis buta di pasar.
Berangkatlah Abu Bakar mencari pengemis di pasar tersebut dengan membawa makanan. Sesampainya di pasar ditemuilah pengemis yang sedang memaki-maki Nabi Muhammad Saw. Seakan heran dengan pemandangan tersebut namun tidak didapatinya pengemis selain orang buta tersebut.
Ketika hendak menyuapi makanan ke pengemis, pengemis tersebut berontak dan mengatakan kalau itu bukan seperti orang yang biasanya. Lantas Abu Bakar kaget dan bertanya kepada pengemis tersebut alasan yang membedakannya. Pengemis tersebut berkata, orang yang biasanya menyuapi akan mengunyah terlebih dahulu makanannya sebelum diberikan kepadanya.
Seketika menangis Abu Bakar mendengar cerita dari pengemis tersebut. Bagaimana bisa, orang diperolok-olok tapi masih memberikan kebaikan bahkan lebih dari orang biasanya. Pengemis tersebut heran, dan menanyakan alasan menangis kepada orang yang di depannya. Abu Bakar menjelaskan kalau orang yang biasa memberikan makanan tersebut adalah Rasulullah Saw yang selalu diperolok olehnya. Terheran dengan sikap baiknya Rasulullah Saw pengemis terkesima dengan akhlak Rasulullah Saw dan membuat dia masuk Islam.
Cerita tersebut menggambarkan keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw terhadap semua orang bahkan orang yang terang-terangan membencinya sekalipun. Prinsip yang Nabi Muhammad Saw pegang adalah selalu ada harapan di balik semua hal yang terjadi. Bisa jadi orang tersebut membencinya tapi siapa tahu nanti dari keturunannya akan menjadi penerus dakwah untuk umat yang lainnya.
Gambaran tersebut juga menjadi peringatan bagi orang yang sering beprasangka buruk terhadap orang lain. Apalagi prasangka tersebut terhadap orang Islam yang memiliki akidah yang sama. Jangan sampai dibiarkan untuk memberi peluang suuzan dan mudah untuk memberikan penilaian negatif terhadap orang yang lainnya.
Dakwah yang dilakukan Rasullulah Saw tidak hanya dengan perkataan saja tapi meliputi berbagai aspek kehidupannya. Akhlak yang baik dari beliau merupakan wujud kedamaian ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Ajaran yang ditanamkan tidak hanya sebatas peribadatan semata tapi menyangkut seluruh aspek kehidupan. Hal-hal yang kecil pun tak luput dari perhatian ajarannya. Seringkali karena keindahan akhlak yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad Saw membuat orang lain terpana dan tertarik untuk ikut masuk dalam ajaran yang di bawanya.
Perjalanan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw banyak menemui halangan dan rintangan bukan hanya dari masyarakat sekitar tapi dari pihak keluarga pun banyak yang menentangnya. Proses perjalanan kepercayaan yang menjadi agama nomor satu di dunia tak lepas dari kesabaran dan ketabahan Nabi Muhammad Saw dalam menyikapi suatu permasalahan.
Sekiranya Nabi Muhammad Saw tidak kuat dengan semua rintangan yang ada, maka apa jadinya ajaran yang dibawanya sekarang. Sosoknya banyak dikagumi tidak hanya dari kalangan orang Islam saja, tapi menyeluruh ke semua elemen masyarakat yang mempunyai hati nurani yang sama pasti akan merasakan kedamaian.
Kegemilangan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw telah kita rasakan sekarang. Hampir seluruh penjuru dunia telah tersentuh oleh ajaran kedamaian dari Islam. Semua kalangan tidak menafikan ajaran Islam merupakan ajaran yang bisa menaungi semua golongan. Agama Islam dapat berdiri di atas semua golongan.
Namun akhir-akhir ini Islam sering dikotak-kotakkan seolah Islam terbagi menjadi beberapa kubu yang siap diadu dombakan. Tidak hanya itu, simbol-simbol agama Islam yang sering dipersekusi oleh oknum-oknum yang ingin menjatuhkan kewibawaan Islam kerap marak terjadi. Isu-isu sosial sering dihubungkan dengan keagamaan yang jelas-jelas tidak akan bertemu karena keduanya memiliki jalan masing-masing.
Kisah hidup yang nyentrik dari Nabi Muhammad Saw selalu menjadi motivasi ruhani tersendiri bagi yang membacanya sampai usai. Tak akan ada habisnya membayangkan ketika berada di posisi Nabi Muhammad Saw. Padahal Nabi Muhammad Saw merupakan manusia sebagaimana manusia yang lainnya. Tapi Nabi Muhammad Saw memiliki sesuatu yang luar biasa sehingga layak dinobatkan sebagai kekasih Allah dalam kehidupannya.
Nabi Muhammad Saw merupakan sosok pemimpin yang diharapkan semua pihak, bisa menjadi suami yang teladan bagi para istrinya, seorang ayah yang mampu membimbing anak-anaknya, serta seorang nabi yang bertanggung jawab dengan umatnya. Bentuk tanggung jawab tersebut bisa dilihat ketika Nabi Muhammad Saw hendak wafat dan masih memikirkan nasib umatnya. Tidak hanya itu, segala peluh yang dirasakan ketika pencabutan nyawa rela ia rasakan semua daripada umatnya yang merasakannya kelak.
Membahas sejarah Nabi Muhammad Saw membuat rasa malu tersendiri bagi penulis. Membayangkan menjadi posisi Nabi Muhammad Saw akan menyimpan banyak kesan yang dirasakan yang tak mampu untuk dibahasakan dengan perkataan.
Lahirnya sudah dalam keadaan yatim, tak punya ayah untuk menjamin kehidupan secara langsung. Masa balita dihabiskan bersama orang asing, bukan termasuk dari kalangan keluarga. Sekembalinya dari sana dipertemukan dengan Ibu hanya untuk beberapa saat saja sebelum meninggal ketika hendak pulang dari ziarah makam ayahnya. Usia belum mencapai dewasa sudah dalam kedaan yatim piatu. Hidup yang hanya mengandalkan kasih sayang dari orang-orang sekitar sudah lepas dari tangung jawab ayah dan ibu.
Memasuki usia dewasa dan seterusnya keluhuran akhlak semakin terlihat jelas dan membuat nyaman orang di sekelilingnya. Tutur kata yang dilontarkan maka kelak akan menjadi hadis penuh hikmah. Diamnya merupakan dzikir yang dilakukannya secara diam-diam. Bercandanya merupakan sunnah yang tak terhindarkan.
Dia lah sosok yang dinobatkan sebagai penutup risalah kenabian dan penyempurna dari ajaran Allah yang di bawakan sejak dahulu. Kedamaian selalu memenuhi raut wajahnya, tak nampak rasa lelah ketika mengayomi umatnya. Shalat adalah sebagai media wisata baginya, tahajjud merupakan solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapinya.
Tak ada motivasi yang lebih hebat dibandingkan mendalami kisah hidup Nabi Muhammad Saw. Meresapi butiran hikmah dari kisah perjalanan hidupnya akan membekas setiap saat. Lika-liku kehidupan yang terjadi belum seberapa dibandingkan dengan cobaan yang kerap menghampiri Nabi Muhammad Saw di sela-sela kehidupannya.
Wejangan yang disampaikan menjalar ke seluruh umat bukan yang terkhusus saja. Itulah sosok yang selalu disebut-sebut setiap saat dalam shalat. Sosok yang dinantikan saat hari pembalasan tiba di akhirat. Sosok yang tak akan pernah ada ganti setelahnya. Dialah Muhammad Saw, perindu taubat penyayang umat.
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan hubungi [email protected]
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂
Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!
Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments