Tak selamanya identik dengan putusan kepastian
Jika nyatanya nir ketidakmasukakalan menjadi mungkin terwujudkan
Di luar ekspektasi kemanusiaan
Jauh dari kode etik penalaran
Cidera akan labelitas “Hayawanun natiq” anugerah Tuhan
Pun khalayak dengan subud meneriakan
Berpangku tangan dengan congkak mendiktekan
“Hanya paras kerugian yang tertuai dari pengurangan!”
Negatif thinking bentuk keabadian
Persis tak terbantahkan,
Positivisme menjadi modus ideal alur pemikiran
Auguste Comte menyeka habis potensi ketidakmungkinan
Menyumpal Vernunt versi Immanuel Kant dari topik pembahasan
Pun tegaklah jembatan materialisme yang menawan
Menjadi cawan teladan,
Menjerat gerak-gerik siapa yang pantas sebagai panutan
Sembari mencekal di antara mereka yang beriman atas kegaiban
Tak terkecuali para pemuja kuasa Tuhan
Hanya gelagat kepura-puraan yang tersisakan
Peminjam handal topeng Erving Goffman dalam arena kehidupan
Mengetahui tanpa menauhidkan
Menyakini, serta merta mencelanya sebagai buah bibir kepentingan
Tertipu daya binalnya hasrat sebangsa “hitungan”
Pun biarlah dibungkam dengan penuh ketertegunan
Dikejutkan seribu satu cara Tuhan seiring rentet pertanyaan yang menghujan
Memberi berarti pengurangan, tak selamanya terdefinisikan
Yang ada, justru pemancing handal bentuk kepositifan
Sebab matematika Tuhan tak beralaskan rasionalitas picik kemakhlukan
Terlebih lagi menyandarkannya pada kausalitas atas nama kehambaan
0 Comments