Keluarga Berencana Bukan Hanya Alat Kontrasepsi

Keluarga Berencana bukan sekadar pemakaian alat kontrasepsi belaka. KB adalah satu cara mewujudkan cara yang dapat dilakukan dengan atau tanpa memakai alat kontrasep3 min


1
6 shares, 1 point

Keluarga adalah sebuah institusi yang setidaknya memiliki fungsi fungsi sebagai berikut: (1) fungsi religius yaitu keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggotanya (2) fungsi afektif yakni keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan (3) fungsi sosial keluarga memberikan prestise dan status kepada semua anggotanya (4) fungsi edukatif keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anaknya (5) fungsi protektif keluarga melindungi anggota-anggotanya dari ancaman fisik ekonomis dan psikososial (6) fungsi rekreatif keluarga merupakan wadah rekreasi bagi anggotanya

Suatu keluarga akan menjadi ideal bila keenam fungsi tersebut berjalan harmonis. Sebaliknya bila mengalami hambatan akan menjadi krisis. Keluarga juga akan mengalami konflik bila fungsi-fungsi itu tidak berjalan secara memadai. Misalnya jika fungsi edukatif tidak berjalan efektif mungkin hubungan anak dan orang tua akan mengalami ketidakteraturan.

Ditinjau dari perspektif gender, keluarga merupakan lingkungan yang secara langsung dan tidak langsung memperkenalkan sifat-sifat khas perempuan dan laki-laki, mengisi peran gender dan berbagai bentuk interaksi gender seperti ayah dominan, ibu submisif atau sebaliknya. Keluarga Indonesia pada umumnya, laki-laki sebagai ayah mempunyai kedudukan yang sentral dan peran laki-laki sebagai ayah dan yang biasanya aktif di ruang publik sangat menentukan status keluarga dalam masyarakat.

Sebagai manusia yang jelas tugas dan tujuannya laki-laki dan perempuan memikirkan dengan baik kehidupan mereka. Jika memilih hidup berkeluarga mereka harus memikirkan bagaimana mewujudkan keluarga damai dan sejahtera. Karena itulah kehidupan keluarga harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Dari sinilah muncul gagasan tentang program Keluarga Berencana. Program ini dimaksudkan sepenuhnya untuk menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi setiap anggota keluarga dan anak-anak bahkan juga anggota keluarga lainnya. Apa saja yang penting dalam perencanaan keluarga tersebut?

Pertama suami istri merencanakan dengan matang kapan waktu yang tepat untuk menikah. Meski UU perkawinan menyebutkan usia minimal untuk menikah adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan, namun tidak berarti harus menikah di usia tersebut. Faktanya usia 16 atau 19 tahun dalam kehidupan sosial ternyata masih terlalu dini.

Umumnya anak laki dan anak perempuan dalam usia tersebut belum mampu hidup mandiri apalagi berperan menjadi orang tua. Sebab pernikahan memerlukan kesiapan fisik, mental dan finansial. Kesiapan moral dan spiritual harus dipikirkan masak-masak. Kehidupan setelah menikah nanti mau tinggal dimana, bekerja apa, biaya hidup dan seperti apa bentuk keluarga yang akan dipilih.

Kedua suami istri yang merencanakan dengan bijak waktu yang tepat untuk mempunyai momongan dan kapan istri merencanakan kehamilan. Pertanyaan ini terkait erat dengan kemampuan fisik psikis ekonomi dan mental serta kesehatan reproduksi perempuan. Sebab, menjalani kehamilan secara bertanggung jawab bukanlah perkara mudah.

Bukan hanya dibutuhkan kesehatan fisik melainkan juga kesehatan mental dan spiritual calon ibu. Setelah melahirkan nanti apakah calon ibu sudah siap untuk menyusui anaknya secara penuh sebagaimana dianjurkan ahli kesehatan dan juga dianjurkan dalam agama Islam yaitu selama 2 tahun. Apakah laki-laki sebagai calon ayah sudah siap berbagi waktu untuk mengasuh anak selain menyiapkan waktu yang cukup juga keperluan material berupa sandang pangan sangat dibutuhkan.

Ketiga, laki-laki dan perempuan sebagai calon orang tua sebaiknya memikirkan dengan matang jarak kelahiran anak-anak mereka. Jarak kelahiran yang terlalu dekat akan mengurangi perhatian dan kasih sayang yang seharusnya dirasakan seseorang anak. Lagipula kehamilan yang sangat cepat juga mempengaruhi kualitas kesehatan reproduksi perempuan.

Keempat, suami istri merencanakan dan mempersiapkan dengan baik bentuk pola pengasuhan perawatan dan pendidikan. Anak anak adalah amanah Tuhan yang harus dijaga sedemikian rupa. Ia tidak boleh disia-siakan kehadirannya. Sementara kebutuhan anak sangat kompleks mulai dari kebutuhan jasmani berupa makanan sehat dan bergizi pakaian yang memadai serta rumah tempat tinggal yang memungkinkan dia tumbuh dengan sehat aman dan nyaman. Belum lagi kebutuhan non fisik berupa perhatian kasih sayang yang tulus dan pengasuhan dan kemudian pendidikan yang memadai bagi pertumbuhannya menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab

Kelima suami istri merencanakan dan mempersiapkan kondisi dari tua mereka agar tidak merepotkan dan tidak membebani anggota keluarga dan orang lain di sekitarnya. Maka perlu merencanakan kesehatan pada masa tua agar tidak mengalami penderitaan yang berkelanjutan dan tentu akan sangat membebani orang lain.

Dengan demikian konsep Keluarga Berencana mencakup spektrum yang sangat luas. Mulai dari mempersiapkan diri sendiri menjadi orang tua yang sehat bijak dan berkualitas, merencanakan kapan punya anak, berapa jarak kelahiran dan kapan harus berhenti punya anak. Untuk selanjutnya mempersiapkan anak-anak kita menjadi calon ayah dan calon ibu yang bertanggung jawab. Mereka menjadi orang dewasa berkualitas fisik mental dan spiritual nya serta memberikan bekal yang cukup dalam memilih pasangan dan menentukan kapan akan membentuk keluarga sendiri secara mandiri. Semua itu dengan satu tujuan yang jelas yakni mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan dalam hidup berkeluarga sehingga memperoleh kedamaian dan kebahagiaan lahir batin di dunia sampai akhirat kelak.

Dari uraian tadi jelas bahwa Keluarga Berencana bukan sekadar pemakaian alat kontrasepsi belaka. KB adalah satu cara mewujudkan cara yang dapat dilakukan dengan atau tanpa memakai alat kontrasepsi. Berbicara tentang alat kontrasepsi bermacam model ditawarkan tentu dengan berbagai keuntungan dan kerugian serta efek sampingnya. Pemilihan salah satu alat kontrasepsi hendaknya didahului dengan konsultasi pada bidan atau dokter. Tidak semua orang cocok dengan alat kontrasepsi tertentu karena kondisi fisik setiap individu berbeda satu sama lain.

Berbagai fakta medis dan sosial tampaknya penggunaan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan oleh laki-laki atau suami. Sebab bagi laki-laki lebih mudah dan lebih praktis karena posisi organ reproduksi laki-laki berada di luar dan bentuknya pun tidak serumit organ reproduksi perempuan. Mari kita ubah paradigma yang terlanjur berkembang di masyarakat bahwa pemakaian alat kontrasepsi adalah kewajiban perempuan.

Konsep utama Keluarga Berencana adalah merencanakan suatu kehidupan keluarga yang damai dan bahagia dan salah satu indikasinya adalah jumlah anak yang sedikit dan berkualitas. Dan, ini terkait dengan masalah global. Tentang ledakan penduduk, kemiskinan, pengangguran dan keterbatasan sumber daya alam. Manusia yang dianugerahi akal budi selayaknya memikirkan dan merencanakan hidupnya dengan sebaik-baiknya agar tidak menambah kerumitan dalam kehidupan di bumi ini.

Islam membolehkan penggunaan alat kontrasepsi untuk tujuan memelihara kesehatan, mengatur jarak kelahiran anak dan juga untuk menghindari penularan penyakit tertentu. Hal penting lain yang dipikirkan oleh suami dan istri adalah bagaimana merencanakan keluarga bahagia sejahtera dan harmonis yang dalam istilah Islam disebut sakinah mawaddah warohmah. Islam sejak dini sudah memperingatkan agar kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah bagaimana disebutkan dalam surat an Nisa (4) ayat 9.


Like it? Share with your friends!

1
6 shares, 1 point

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
1
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
1
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
1
Keren
Terkejut Terkejut
1
Terkejut
Rizal Mubit

Warrior

Rizal Mubit, S.HI., M.Ag. adalah Peneliti Farabi Institute dan dosen di Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik. Ia telah menulis sejumlah buku bertema keislaman.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals