Pemimpin Juga Pemikir

Pemikir berbeda dengan pemimpin. Letak perbedaanya, pemikir harus berusaha secara total menuntaskan karya dan pemikirannya ketimbang kisah hidupnya.1 min


2

Pemikir berbeda dengan pemimpin. Letak perbedaanya, pemikir harus berusaha secara total menuntaskan karya dan pemikirannya ketimbang kisah hidupnya. Sedangkan pemimpin harus mengktualisasikan dirinya secara total, beranjak dari pemikiran sampai pada seluruh jejak hidupnya.

Pemimpin bukan sekadar menjadi konseptor ulung terhadap apa yang ia pimpin, sebagiamana pemikir yang hanya merancang konsep yang ingin ia gapai di dalam fikirannya saja. Tapi pemimpin itu harus mengaktifkan seluruh potensinya, bergerak aktif menjadi kreator, distributor, eksekutor, dan evaluator. Agar konsep yang ada menjadi nyata dan terealisasi dengan baik.

Dapat dilihat pada lingkungan di sekitar, banyak pemimpin yang hanya mengandalkan konsepnya diawal namun ia tidak mengaksikan seluruh potensinya untuk menjadi lebih bermanfaat terhadap siapa yang ia pimpin dan dimana ia memimpin. Jadi perlu menjadi kesadaran total secara seksama bahwa jika menjadi pemimpin dimanapun berada, harus berusaha menjadikan diri secara totalitas menjadi pemimpin yang bermanfaat dan sukses.

Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad M.A. dalam bukunya Jejak Langkah Sang Pemimpi, bahwa suksesnya seorang pemimpin ditentukan seberapa cepat ia di promosikan dalam jenjang karirnya, sedangkan keefektifan pemimpin diukur melalui evaluasi kepuasan dan komitmen bawahan dan kinerjanya dalam organisasi. Menjadi pemimpin sukses dan sekaligus efektif, seseorang harus menyeimbangkan aktifitas-aktifitasnya. Jadi pemimpin yang sukses itu, harus menyeimbangkan segala aktifitasnya, memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan yang dipimpinnya.

Kendala secara total masyarakat Indonesia adalah susah menggerakkan konsepnya dalam aksi nyata, sehingga sikap kondusif harus mendukung kemajuan dirinya sebagai pemimpin. Menjadi kondusif dalam memikirkan kebutuhan yang dipimpinnya, menjadi kreatif terhadap menjalankan sistem kepemimpinannya, menjadi distributor aktif dalam setiap kebutuhan yang dipimpinnya, menjadi eksekutor terhadap konsep yang ada di dalam fikirannya, dan evaluator setelah melaksanakan kegiatan yang dipimpinnya. Dari kebutuhannya sebagai pemimpin sukses terpenuhi dan manfaatnya diterima secara nayata.

Hikmah yang dapat dipetik,

  1. Pemimpin harus secara total dalam mengaksikan seluruh jejak kehidupannya, bukan hanya menjadi konseptor.
  2. Pemimpin harus memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan yang dipimpinnya.
  3. Pemimpin harus bertujuan menuai manfaat, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, sehingga sebaik-baikanya pemimpin adalah mereka yang dirasakan manfaatnya terhadap siapa yang dipimpinnya.

Like it? Share with your friends!

2
Muhammad Asriady
Muhammad Asriady, S.Hd., M.Th.I. adalah penulis buku Sepercik Inspirasi untuk Nurani. Ia sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa Pascasarjana UIN Alaudin Makassar periode 2016-2018.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals