Resensi Buku Islam, Manusia, dan Lingkungan Hidup

Buku ini menjelaskan soal lingkungan hidup yang sesuai dengan impian pembaca dan masih berpedoman terhadap agama Islam.3 min


3
3 points
Sumber gambar: islami.co

Judul Buku                : Islam, Manusia, dan Lingkungan Hidup

Penerbit                     : Penerbit Nuansa Cendekia

Pengarang                  : Herman Khaeron

ISBN                           : 978-602-7768-73-4

Jumlah Halaman      : 132

Harga                         : Rp. 37.550 

Cover Buku               :

Berbicara mengenai lingkungan tidak ada habisnya, pasalnya permasalahan lingkungan bisa timbul kapan saja, muncul dari berbagai faktor; secara alami maupun akibat ulah manusia.

Dalam dunia akademisi, baik pelajar, mahasiswa ataupun penggiat lingkungan terkadang juga membutuhkan buku terkait lingkungan dalam menunjang kegiatan belajar, ataupun kegiatan lainnya perlu pandangan lebih melalui sebuah buku untuk menambah wawasan atau sebagainya.

Selain itu, kaum agamawan sekaligus akademisi pun juga terkadang memerlukan buku yang membahas mengenai islam yang masih terkait dengan lingkungan. Maka dari itu tentunya banyak yang mencari-cari buku untuk menunjang pembelajaran ataupun sebagai referensi, mungkin saja hanya yang sekedar ingin menambah wawasan pengetahuan.

Bagi kalian yang sedang mencari buku tentang Islam, manusia, dan lingkungan hidup, kamu bisa membaca buku karya Herman Khaeron ini. Di buku ini terdapat sambutan dari bapak Menteri Kehutanan RI DR. (HC) H. Zulkifli Hasan, SE, MM.

Herman Khaeron ini merupakan anggota DPR RI dan memiliki rekam jejak pendidikan dari SDN hingga S3 Ilmu Pertanian di Universitas Padjajaran Bandung. Karya beliau ini banyak di antaranya Menjalankan Amanah Rakyat, Rumah Tanpa Jendela, dan masih banyak lagi.

Salah satunya ialah buku ini “Islam, Manusia, dan Lingkungan Hidup” yang di dalamnya terdapat banyak bab yang membahas secara gamblang, mendalam, serta menarik bagi kalian yang mendambakan lingkungan hidup yang sesuai dengan impian pembaca dan masih berpedoman terhadap agama Islam.

Baca juga: Dialektika Langit dan Bumi: Al-Qur’an Bukan Teks yang Ahistoris

Penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an dan Lingkungan Hidup

Dalam pembahasannya ini mulai dari penciptaan bumi atas dasar al-Qur’an dijelaskan. Lalu dalam penciptaan bumi beseta isinya ini juga bukan main-main, namun terdapat tujuan yang dijelaskan dan berpedoman al-Qur’an.

Tidak hanya itu, implikasi teologi dari adanya penciptaan itu seperti apa juga dijelaskan bahwa manusia menempati sebagai apa dan makhluk lain bagaimana. Konsekuensi dari ekologis dalam prinsip dan praksis pun ikut menjelaskan bahwasanya manusia dianjurkan untuk ikut bertanggung jawab memperhatikan bumi.

Dari tanggung jawab tersebut memang sudah terdapat iman yang dipercayakan kepada manusia agar dapat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan begitu juga dalam menghadapi masalah ekologi menjadi tantangan tersendiri.

Hakikat Penciptaan Bumi

Hakikat penciptaan bumi ini mulai dari pengontekstualisasian al-Qur’an yang menjelaskan, dari latar belakang tafsir kontekstual juga sedikit dikupas mulai dari upaya membentuk dan menyusun metodologi baaru dalam penafsiran al-Qur’an.

Terdapat beberapa hakikat penciptaan bumi dan manusia serta makhluk yang ada di dalamnya berdasar al-Qur’an, yakni seperti larangan berbuat kerusakan (7:85), kerusakan lantaran perbuatan manusia (30:41), bagaiamana keajaiban alam semesta (2:64), dan ancaman bagi orang yang berbuat kerusakan (5:33).

Selanjutnya hakikat penciptaan bumi ini ialah kehidupan dan alam. Dalam kehidupan ini manusia dan martabatnya itu seperti apa. Masalah lingkungan hidup pun juga ikut ada daalam sebuah kehidupan.

Tata Surya, Manusia dan Lingkungan Alam

Mulai dari asal usul tata surya digambarkan, dan gambaran alam semesta berdasarkan al-Qur’an. Manusia dan air turut ikut dibahas bagaimana keterkaitan dan hubungannya dengan manusia.

Selanjutnya ialah manusia dan lingkungan abiotik tergambar bagaimana pegaruhnya, keterkaitannya  dan hubungannya  dalam manusia dan udara, manusia dan tanah, manusia dan energi, manusia dan iklim.

Etika Lingkungan dalam Al-Qur’an

Beretika ialah suatu keharusan agar alam ini terjaga dan terawat, dan kita sepatutnya mengelola dan melestarikan serta memanfaatkanya dengan baik. Bagaimana perlakuan kita terhadap hutan yang berlandaskan syariat Islam.

Hal itu mulai dari pengoptimalisasian fungsi lahan dengan baik, menggunakan air dengan sesuai kebutuhan, pengaplingan lahan pun juga harus pas, lahan penggembalaan juga turut harus dipikirkan bagaimana baiknya.

Etika lingkungan yang berlandaskan wawasan masyarakat juga harus dimengerti mulai dari pandangan konvensional dan titik kerawanannya, pandangan mentality frontier, dan pandangan etika berkelanjutan. Selanjutnya iaala perubahan ke masyarakat berkelanjutan.

Islam dalam Menghadapi Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Masalah  pertumbuhan penduduk, masalah kesehatan, dan masalah lingkungan hidup islam berusaha memberi penjelasan.

Upaya dan mencari solusi ialah suatu yang dilakukan dalam menyelasiakan masalah dan tetap berlandaskan al-Qur’an dan anjuran Nabi.

Manusia Pelindung Hutan dalam Perspektif Al-Qur’an

Adanya faktor yang menyebabkan kerusakan hutan,diantaranya bisa secara alami  dan sebab manusia. Manusia ini tetap mempunyai fungsi dan peran yang baik selain menjadi salah satu penyebab kerusakan. Karena perlu diketahui juga bahwa manusia ini makhluk penyebar rahmat.

Khalifah di Muka Bumi

Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliiki hakikat, hakikat itu bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, dengan dirinya, dengan sesama manusia, dan dengan alam dan sektor kehidupan. Selanjutnya ialah bagaimana ekosistem antara manusia dengan masing-masing hubungan tersebut.

Baca juga: Islam dan Etika Lingkungan

Kesimpulan

Buku ini sangat direkomendasikan karena dalam penulisan pembahasannya runtut dan saling terkait. Dalam pembahasan mengenai lingkungan termasuk gamblang dan memadai. Dari sisi keislaman buku ini lumayan karena banyak dikaitkan dengan al-Qur’an.

Namun sayangnya, buku ini dalam hal penjelasan al-Qur’an baik itu dalam hal tafsir dan seperangkatnya masih kurang.

Editor: Sukma Wahyuni

_ _ _ _ _ _ _ _ _
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan hubungi [email protected]

Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂

Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!

Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!


Like it? Share with your friends!

3
3 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
2
Suka
Ngakak Ngakak
1
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
0
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals