Ada Kalanya
Ada kalanya ajal menjemput,
saat itu aku inginkan
sedang dalam pelukanmu,
berkeluh kesah perjalanan
selama hidup, meski hal itu akan mulai redup
di sanalah aku mendapat impian, jika matiku
tak kesepian—sebab peluk hangatmu
Tak Apa
Sejujurnya,
mencintaimu ialah memeluk angin,
memandang udara,
merindukan hampa, sebab
menyayangimu hanyalah sepi
yang tak dapat dihindari
Putus Asa
aku sudah putus asa mencintaimu;
kau putus asa tak mencintaiku
sejak putus asa itu
kita putuskan untuk saling asa
agar kita tak lagi putus asa
Baca juga: Assalamualaikum Rindu
Seperti Kasih Ibu
seperti kasih sayang ibu: cintaku
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang fajar
mencintai paginya
Masih Kuingat
Aku ingat kala itu
sela-sela jari kita berciuman sepanjang jalan
sepasang kita berdua masih menjadi kita
Masa Sekolah
kantin sekolah yang indah,
tempat kita memulai suatu kisah
tentang indahnya bolos sekolah
yang membuat sekolah resah
kemanakah kalian para muridku?
apakah kalian bersemayam di kantin?
sekolah mencari kami
kami bersembunyi dari mata CCTV
dan para guru BK yang mencari eksistensi
saat mereka mencari
ada yang menjadi batagor, mie, es teh, dan apapun itu
yang terpenting kami tak terpandang
sampai bel pulang
Baca juga: Aku dan Sia-Sianya
Kau dan Seteguk Kopi
kusiram hati dengan seteguk kopi
agar psikisku tak tergores kembali
aku berdo’a untuk kopi
yang mengalir di urat nadi
agar tulang rusukku cepat kembali
pada diri ini
yang sedang sendiri (SJ)
_______
Bagaimana pendapat Anda tentang puisi di atas? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya!
Anda juga membaca kumpulan puisi menarik lainnya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments