Pahlawan dalam Al-Qur’an

Siapapun yang dianugerahi kekuasaan, menjalankannya untuk kemaslahatan umat manusia dan kebaikan sesama, sehingga layak memperoleh pahala dan pantas disebut pahlawan5 min


1
1 point
Sumber Ilustrasi: berita.baca.co.id

Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran dalam kata lain pejuang yang gagah berani. Istilah pahlawan konon berasal dari kata pahlawan, yakni orang yang banyak pahalanya. Seperti halnya hartawan, yakni orang yang mempunyai banyak harta dan ilmuwan, yakni orang yang mempunyai banyak ilmu. Mengapa seseorang disebut pahlawan? Karena ia telah berjasa.

Pahlawan dan Penciptaan Manusia

Berbicara tentang pahlawan, Setiap mukmin niscaya menjadi pahlawan. sekurang-kurangnya bagi dirinya sendiri, keluarga, sanak saudara, dan handai tolan. Lebih dari itu, adalah menjadi pahlawan umat, bangsa, dan Negara, serta kemanusiaan. Atas dasar itu pula para guru mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa.

Potensi untuk menjadi pahlawan itu sebenarnya sudah menjadi fitrah yang merupakan bekal dari Allah untuk manusia. Menjadi kehendak Allah Swt bahwa setiap insan niscaya mampu berperan sebagai khalifah di muka bumi. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (QS 2:30).

Khalifah–dalam penggalan ayat di atas–yang sempurna ialah yang mempunyai kemampuan inisiatif sendiri. Tindakannya memantulkan kehendak Tuhan Yang Maha Pencipta dengan sempurna; berbuat benar; memutuskan perkara dengan adil; ingat hari perhitungan; dan tidak mengikuti hawa nafsu. Khalifah bertugas mengelola bumi dan memakmurkannya. Untuk itu, Allah Swt memperlengkapi mereka dengan berbagai potensi dan sarana berupa naluri, intuisi, pancaindra dan akal pikiran.

Baca Juga: Al-Qur’an dan La Galigo Berbicara tentang Awal Kehadiran Manusia di Bumi

“Allah melahirkan kamu dari rahim ibumu sementara kamu tidak mengetahui apa-apa dan Dia membuat untukmu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, supaya kamu bersyukur.” (QS 16:78).

Dalam ayat yang lain, “Dialah Yang menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tapi amat sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS 23:78).

Kendatipun Allah telah membekali manusia dengan sedemikian rupa, namun sebagian manusia tidak bersyukur dan tak mau bersungguh-sungguh melaksanakan amanat sebagai khalifatullah fil ardl. padahal kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas segala anugerah-Nya.

“Banyaklah dari kalangan jin dan manusia yang Kami siapkan untuk jahanam; mereka mempunyai hati, tetapi tidak mau menyadari, mereka mempunyai mata, tetapi tidak juga mau melihat, dan mereka mempunyai telinga, tidak juga mau mendengar. Mereka sudah seperti ternak, bahkan lebih sesat lagi, karena mereka sudah lalai.” (QS 7:179).

Allah Swt kembali menegaskan dalam firmannya, “Katakanlah, Ya Allah Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau segala yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS 3:26).

Siapa pun yang dianugerahi kekuasaan dan menjalankan kekuasaan itu untuk kemaslahatan umat manusia serta kebaikan sesame maka layak memperoleh pahala dan pantas disebut pahlawan. Di antara para pahlawan yang diabadikan dalam Al-Quran adalah Nabi Muhammad saw, Thalut, dan Zulkarnain.

Kepahlawanan Nabi Muhammad saw tergambar dalam ayat-ayat berikut

“Muhammad itu adalah utusan Allah. Orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, kasih sayang antara sesamanya. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud (dalam shalat), mencari karunia Allah dan ridha-Nya. Di wajah mereka ada tanda-tanda bekas sujud. Itulah gambaran mereka dalam Taurat dan gambaran mereka dalam Injil, seperti benih yang mengeluarkan tunas, kemudian bertambah kuat, lalu bertambah besar dan dapat tegak di atas batangnya, menyebabkan para penanam takjub bercampur gembira. Akibatnya orang-orang kafir jadi marah kepada mereka. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS 48:29).

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh, dan jika ada seratus orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu orang kafir, sebab orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS 8:65).

“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir dan jika di antaramu ada seribu orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS 8:66)

Kepahlawanan Thalut tergambar dalam ayat-ayat berikut

“Nabi mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.’ Mereka menjawab, ‘Bagaimana Thalut akan memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripada dia, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?’ Nabi (mereka) berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Allah memberikan kekuasaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:247).

“Tatkala Thalut berangkat dengan pasukannya, ia berkata, ‘Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Siapa yang minum airnya bukanlah pengikutku. Siapa yang tidak meminumnya, kecuali seciduk tangan, dia adalah pengikutku.’ Kemudian mereka meminumnya, kecuali beberapa orang. Tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, mereka berkata, ‘Kami tak sanggup menghadapi Jalut dan pasukannya.’ Orang-orang yang yakin akan bertemu dengan Allah berkata, ‘Betapa sering pasukan yang kecil dapat mengalahkan pasukan yang besar dengan izin Allah. Allah bersama orang-orang yang sabar.’” (QS 2:249).

“Setelah maju menghadapi Jalut dan pasukannya, mereka pun berdoa, ‘Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan kokohkanlah langkah kami serta tolonglah kami dengan kemenangan menghadapi kaum kafir.’” (QS 2:250).

“Dengan izin Allah mereka mengalahkan pasukan lawan dan Daud membunuh Jalut. Allah memberikan kekuasaan dan hikmah serta mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menahan (keganasan) suatu golongan atas golongan yang lain, niscaya binasalah bumi ini. Akan tetapi, Allah penuh karunia atas semesta alam.” (QS 2:251).

Baca Juga: Warisan Abadi Nabi Muhammad: Kesetaraan dan Penghormatan Perempuan

Kepahlawanan Zulkarnain tergambar dalam ayat-ayat berikut

“Mereka bertanya kepadamu tentang Zulkarnain. Katakanlah, ‘Akan ku ceritakan kepadamu tantang dia.’ Sesungguhnya Kami telah mengukuhkan kekuasaan kepadanya di bumi dan Kami berikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. Maka, dia pun menempuh suatu jalan. Hingga, bila telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat.”

“Kami berkata, ‘Hai Zulkarnain, kamu boleh menjatuhkan hukuman atau memperlakukan mereka dengan baik.’ Zulkarnain berkata, ‘Siapa yang berlaku zalim akan kami hukum dia; kemudian akan dikembalikan kepada Tuhannya; maka Tuhan akan menghukumnya dengan hukuman yang keras. Adapun orang yang beriman dan beramal saleh, baginya pahala yang baik, dan akan Kami titahkan kepadanya perintah yang mudah dari kami.’” (QS 18:83-88).

Kemudian dia menempuh jalan lain lagi. Sehingga bila telah sampai di antara dua gunung, dia mendapati di hadapannya suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Zulkarnain, Yakjuj dan Makjuj itu pembuat kerusakan di bumi. Dapatkah kami membayar upeti kepadamu, supaya kamu membuatkan dinding pemisah antara kami dan mereka?” Zulkarnain berkata, “Kekuasaan yang telah diberikan Tuhan kepadaku sudah lebih baik. Maka, bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat).”

“Aku bangun dinding antara kamu dan mereka. Bawakan kepadaku bongkah-bongkah besi. Setelah besi itu menimbun antara kedua gunung itu, Zulkarnain berkata, ‘Tiuplah dengan embusan!’ Hingga, apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api. Dia pun berkata, ‘Bawalah kemari cairan tembaga itu agar ku tuangkan ke atasnya.’ Maka, mereka tidak bisa mendakinya dan tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata, ‘Ini suatu rahmat dari Tuhanku. Bila janji Allah sudah tiba, Dia akan menghancurkannya jadi debu; dan janji Tuhanku pasti benar.’” (QS 18:92-98).

Cerita dari kutipan ayat suci di atas menggambarkan bagaimana amanah kekuasaan yang telah dikaruniakan oleh Allah dipergunakan secara bijaksana. Yakni mempergunakan kekuasaan untuk membantu orang-orang disekelilingnya menangkal keburukan serta menegakkan kebaikan. Oleh karena itu, figure-figur tersebut namanya secara khusus diabadikan sebagai suri tauladan dalam Al-Qur’an.

Selamat Hari Pahlawan!

Editor: Ahmad Mufarrih
_ _ _ _ _ _ _ _ _

Tulisan ini pertama kali diterbitkan Artikula pada: 10 November 2018

Disunting ulang untuk dilakukan beberapa penyempurnaan namun tidak mengubah substansi tulisan.

Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 

Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!

Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini! 

Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!


Like it? Share with your friends!

1
1 point

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
2
Sedih
Cakep Cakep
3
Cakep
Kesal Kesal
1
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
2
Tidak Suka
Suka Suka
20
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
8
Keren
Terkejut Terkejut
1
Terkejut
Muhammad Chirzin
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. adalah guru besar Tafsir Al-Qur'an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Anggota Tim Revisi Terjemah al-Qur'an (Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an) Badan Litbang Kementrian Agama RI.

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals