Krisis Moral Akibat Kecanduan Game Online

Game online adalah game yang bersifat digital dan visual. Game online sangat digemari oleh anak-anak, remaja bahkan orang tua. 2 min


Kehadiran game online di Indonesia sudah sangat meluas hingga penjuru dan pelosok negeri. Kita ketahui bersama bahwa game online adalah permainan dalam bentuk visual dan elektronik. Kemajuan teknologi smartphone dengan berbagai jenis game online seperti PUBG, Clash of Clans, Mobile Legends dan lain sebagainya menyebabkan kecanduan dan mempengaruhi gaya hidup seseorang, bahkan secara ekstrem mempengaruhi mental dan perilaku pemainnya.

Game online dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, bahkan orang tua. Tentu jika hanya sekadar main sementara tidak menyebabkan kecanduan tidak bermasalah. Namun, realitanya game online tersebut telah menjadikan anak-anak dan remaja kecanduan. Tentu hal ini sangat menghawatirkan mengingat anak-anak dan remaja masih dalam masa produktif dalam proses belajar.

Produktivitas belajar yang semestinya berdampak pada peningkatan kecerdasan anak-anak dan remaja ternyata berbanding terbalik. Anak-anak dan remaja lebih menghabiskan waktunya untuk bermain game online daripada belajar. Kecanduan tersebut tentu tidak hanya dialami oleh anak-anak dan remaja saja. Dewasa ini ternyata para orang tua sudah mulai juga kecanduan game online. Hal ini terbukti ketika kita lihat di sekeliling kita ketika mereka duduk bersama namun yang mereka pegang adalah smartphone dan menikmati game online.

Ketika seorang remaja telah kecanduan bermain game online maka regulasi emosinya dinilai rendah yang disebabkan karena permainan tersebut adalah hal yang dianggap lebih menyenangkan dan remaja bisa menemukan hal-hal baru yang lebih menantang serta dapat menghilangkan rasa jenuh, sehingga apabila terus berlanjut akan mempengauhi regulasi emosi remaja seperti emosi labil, acuh tak acuh, tidak berbaur dengan lingkungannya bahkan yang paling buruk adalah mengalami gangguan kejiwaan.

Dalam penelitian Widiyawati yang ditulis dalam artikel berjudul “Dampak Kebiasaan Bermain Vidio Game Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dasar” menjelaskan bahwa bermain game memiliki sifat seduktif, yaitu membuat orang menjadi kecanduan untuk terpaku dengan game selama berjam-jam.

Game online menyebabkan remaja terasa tertantang sehingga terus-menerus memainkannya, dan menyebabkan remaja tidak memiliki skala prioritas dalam menjalani aktivitas sehari-hari, rendahnya regulasi emosi terhadap ketertarikannya terhadap game online dan pada saat itulah seseorang kecanduan atau bermain game harus bisa mengatur emosi mereka sendiri. Hal ini membutuhkan regulasi emosi pada pecandu game online tersebut.

Orang yang kecanduan bermain game online akhirnya cenderung asik dengan dunianya sendiri bahkan sampai tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini sudah menunjukkan bahwa kecanduan bermain game online   memberikan dampak negatif bagi kehidupan emosional remaja. Hal ini menyebabkan merosotnya moralitas sosial yang ada di sekelilingnya. Di satu sisi kecenderungan bermain game online juga akan mengakibatkan tidak mempunyai rasa kekerabatan antar sesama karena mereka sibuk dan asik bermain daripada ngobrol dengan teman semejanya.

Gambaran di atas dapat kita temui di lingkungan sekeliling kita. Bahayanya kecanduan game online ternyata mampu menjadikan silahturahmi semakin tidak harmonis. Bahkan jika diteruskan dapat menjadikan konflik permusuhan antar saudara, sahabat, teman dan bahkan gurunya. Oleh sebab itu mengontrol efesiensi waktu dalam bermain game online harus dilakukan. Teguran dan nasehat dalam batasan bermain game online sudah barang tentu wajib dilakukan setiap hari lebih-lebih oleh seorang pengajar dan orang tua.

Dengan demikian saya mempunyai pandangan bahwa kemajuan teknologi khususnya game online harus diimbangi dengan waktu yang cukup. Artinya, jika terus-terusan bermain game online dapat menyebabkan kecanduan dan melupakan tanggung jawab yang semestinya dilakukan. Seperti, jika pelajar kewajibanya adalah belajar, menjadi guru kewajibannya adalah mengajar dan menjadi mahasiswa tidak melupakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya.

Hadirnya artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para guru untuk membatasi siswa dalam pemakaian gadget di sekolah dan bekerja sama dengan petugas kesehatan terdekat dalam memberikan konseling kepada siswa yang kecanduan game online.

Umumnya pada masyarakat untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online terhadap regulasi emosi pada remaja. Efek dari kecanduan bermain game online dan kepada orang tua juga bisa mengontrol anaknya yang suka bermain game online dalam waktu yang terlalu lama, karena berakibat terhadap regulasi emosi sang anak, remaja bahkan orang dewasa.

 


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
1
Tidak Suka
Suka Suka
3
Suka
Ngakak Ngakak
1
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
1
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
M Dani Habibi, M. Ag
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Program Magister, Konsentrasi Studi Alquran dan Hadis. Email. [email protected] WA. 085729206014

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals