Berkaca pada Sosok Romantis BJ Habibie

kita bisa berkaca pada sosok BJ Habibie yang mungkin tidak seromantis bayangan generasi milenial seperti yang mereka lihat dalam tayangan-tayangan sinetron3 min


2
2 points
foto: femina

11 September 2019 Ibu Pertiwi kehilangan salah satu putera terbaiknya: Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau tutup usia di umur yang cukup senja, 83 tahun. Ia dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, persis di sebelah makam almarhum istrinya, Hasri Ainun. Kavling tempat beliau dimakamkan ini sudah jauh hari dipesan oleh Habibie yang bahkan menjadi syarat mutlak bagi beliau.

Baca juga: Selamat Jalan Pak Habibie

Hal ini seperti diungkapkannya di salah satu acara Talk Show TV Swasta, “Di kavling nomor 120, kosong, tempat saya nanti,” ujarnya. Sang presenter, Najwa Shihab lantas bertanya, “Pak Habibie bahkan menyiapkan kavling di samping?”

“Ya saya buat persyaratan, tidak mau istri saya dimakamkan di Taman Pahlawan, kavling itu kalau saya tidak di sebelahnya. Kalau enggak, ga usah. Itu persyaratan mutlak,” tegas Habibie.

Berkat canggihnya media digital saat ini, berita duka meninggalnya Bapak Demokrasi ini segera diketahui publik secara ekspres. Selain berita-berita dari berbagai media daring, ucapan-ucapan duka atas meninggalnya Presiden RI ke-3 ini juga berseliweran di berbagai media sosial plus dengan berbagai quote, dari yang bernada bijak hingga romantis, semacam intisari dari rangkaian panjang hidup Pak BJ.

Memang ketika membicarakan sosok almarhum Habibie, orang juga akan teringat dengan sosok sang istrinya, Ainun. Tidak semua publik figur yang selalu identik dengan istrinya seperti beliau. Kita bisa menyebut banyak tokoh mulai dari proklamator Indonesia: Soekarno dan Hatta, atau para pahalawan bangsa seperti Jendral Soedirman, A. Yani, dll. Di era sekarang, tokoh nasional seperti Mahfud MD atau para juru dakwah kondang seperti UAS, UAH, dll. Anda bisa menambahkannya sendiri nama-nama lain bahkan dari para tokoh dan ulama masa lalu. Dari sederet nama tersebut sangat jarang yang identik dengan istrinya masing-masing seperti Habibie yang identik dengan sosok istrinya: Ainun.

Suatu kali di acara yang sama ketika beliau mengungkapkan mengenai kavling makam  di atas, Najwa Shihab bertanya kepada beliau, “Anda sekarang tidak takut mati?” Habibie menjawab: “Tidak. Karena saya tahu Ainun menemui saya. Hei kamu sekarang di sini, ya!”.

Jawaban tersebut kemudian juga menjadi salah satu kutipan yang sering dinukil netijen ketika membicarakan Sang Bapak Teknologi tersebut.

Demikianlah sekilas gambaran betapa sosok penting ini selalu mengingat dan menyebut sang istri tercinta di hadapan publik sebagai bentuk kasih dan cinta beliau degan memosisikan sang istri sebagai sosok yang sangat penting dalam segala kesuksesan yang pernah diraihnya.

Lantas selain untuk mengingatkan dirinya, apa sih sebenarnya pesan beliau kepada publik di balik ungkapannya tersebut?

Jangan-jangan beliau ingin menyindir para jomblo yang masih ragu atau masih nyaman dengan status ‘ke-jombloan-nya’. “Hei kamu yang masih jomblo! Masihkah kamu nyaman? Coba lihat diri saya! Saya tidak akan bisa sampai pada titik ini jika selalu galau, saya tidak akan bisa meraih kesuksesan tanpa adanya sosok tercinta dalam hidup saya: Ainun. Sosok penting yang selalu mendukung dan menguatkan saya, bahkan setelah ia meninggalkan dunia ini. Jadi sampai kapan kamu ragu untuk menyunting Ainun-mu?”

Iya sih, itu hanya “barangkali” saja karena beliau sendiri tidak pernah mengatakan ungkapan imajinatif tersebut. Tapi bisa jadi memang ada maksud beliau demikian. Jika pun tidak demikian, tidakkah kita setuju bahwa seseorang sangat mebutuhkan sosok yang mendukungnya seperti Ainun yang mendukung dan menyayangi Habibie dan sebaliknya sosok Habibie yang mencintai Ainun. Betul gak Mblo?

“Seorang pria tidak akan pernah menjadi seorang pria yang besar tanpa adanya perempuan hebat di sisinya yang selalu memberi dukungan dan harapan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil.” Begitu Habibie menjelaskan pentingnya peranan pasangan hidup bagi seseorang. “Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuat berarti lebih dari siapa pun,” nasihat beliau lainnya yang sangat ampuh untuk yang masih suka ragu atau over-selektif karena mengidamkan sosok pasangan yang sempurna.

Bagi penulis sendiri cerita tentang Habibie-Ainun justru harus menjadi cermin bagi yang sudah memiliki pasangan hidup: bahwa ketika sudah menikahi seseorang, maka dia juga menjadi bagian yang takterpisahkan dari diri kita, bahkan jika maut memisahkan. Deru derasnya kasih senantiasa mengalir dan menguatkan. Dari Habibie-Ainun kita belajar.

Di acara yang sama, figur yang dipanggil Rudy sewaktu muda ini menceritakan ketika dirinya mulai sakit-sakitan dan dioperasi, beliau mengaku sangat takut dengan kematian. Hal itu dikarenakan Habibie khawatir jika dirinya meninggal dunia tidak ada lagi yang akan menjaga istrinya seperti dirinya. “Dulu waktu saya muda, terus jadi tua, agak sakit-sakitan, dioperasi, saya takut sekali kalau saya mati,” ujar Habibie. “Takutnya, karena saya bertanya, kalau saya tiada lagi, siapa yang jaga Ainun? Siapa yang kawani dia? Tentunya ada Leila, ada yang lain, tapi harus ada 24 jam, who? saya ga bisa jawab itu,” ungkap Habibie. “Karena saya tidak bisa jawab itu, saya takut sekali kalau saya mau mati,” ujarnya sambil tersenyum.

Dari sekilas cerita Habibie tersebut, bisakah kita sebut ia sebagai sosok yang romantis? Memang benar bahwa tidak ada ukuran yang jelas mengenai keromantisan bagi seseorang. Bisa jadi seseorang menyebut pasangannya romantis karena diberi bunga, cokelat, atau dengan simbol-simbol lainnya. Tapi kita bisa berkaca pada sosok BJ Habibie yang mungkin tidak seromantis bayangan generasi milenial seperti yang mereka lihat dalam tayangan-tayangan sinetron yang membuat sesak berbagai program TV Swasta.

Begitulah sosok romantis BJ Habibie, beliau mungkin sudah tiada, namun kita selalu bisa berkaca pada sosoknya. Selamat jalan Bapak Habibie, semoga bahagia di alam sana bersama Ibu Ainun, istri bapak yang tercinta.


Like it? Share with your friends!

2
2 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
6
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
3
Wooow
Keren Keren
3
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
Dona Kahfi MA Iballa
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Artikula.id | Awardee LPDP Doctotal Program-Islamic Thought and Muslim Society-Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals