Bagi masyarakat awam, tahun baru merupakan momen untuk dirayakan secara bersama. Sehingga beragam hiburan secara live bisa disaksikan di rumah melalui TV bahkan di tempat-tempat wisata mengadakan event khusus seperti pertunjukaan kembang api atau hiburan musik dan atraksi bermunculan. Hotel-hotel pun berupaya menggait pengunjung dengan mendatangkan penyanyi dari artis-artis ternama. Tak kalah lagi, bioskop-bioskop menayangkan beragam film-film baru dari industri perfiliman global dan nusantara.
Kenyataan inilah menjadikan semua masyarakat ingin menjadikan akhir tahun sebagai sebuah momen spesial. Sehingga, datangnya akhir tahun ini menjadi keberkahan tersendiri di antara kompenen bangsa Ini.
Bagi masyarakat kecil pun pesta akhir tahun juga memberikan manfaat dalam melanjutkan kehidupan kesehariannya. Hal ini setidaknya, mereka dapat mengais sampah-sampah yang cukup banyak untuk dijual kembali. Alih-alih upaya masyarakat kecil ini setidaknya dapat membantu dalam hal membersihkan sampah. Namun demikian, tentu saja dari tahun ke tahun problem sampah ini senantiasa meningkat pesat dan menjadi problem di beberapa kota besar seperti Jakarta. Dengan demikian, pesta akhir tahun tetap saja menimbulkan problem di masyarakat.
Ada di antara masyarakat yang mempertanyakan pesta akhir tahun ini. Deskripsi di atas setidaknya menjadikan pesta akhir tahun hanya untuk senang-senang yang sifatnya hedonisme dan hura-hura. Hal tersebut setidaknya menjadi catatan di antara elemen bangsa ini. Kemeriahan tersebut seharusnya juga harus diimbangi dengan upaya untuk introspeksi diri bukankah orang yang sukses adalah orang yang meningkat performanya.
Dengan demikian pesta akhir tahunan isi seharusnya dimaknai dengan menambahkan nuansa peningakatan diri.
Kesuksesan merupakan sesuatu yang didambakan seseorang. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari peningkatan aktivitas dan hasil yang diperoleh. Upaya ini sudah sering dilakukan oleh banyak perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta. Setiap akhir tahun adalah akhir pembukuan catatan yang ada dalam perusahaan. Sehingga, dapat diketahui apakah masuk dalam katagori untung atau rugi. Informasi tentang ini banyak ditemukan di beragam media massa baik cetak maupun elektronika.
Dengan demikian, kemenangan adalah milik mereka yang beruntung di dalam setiap tahunnya di saat hari perhitungan.
Dalam konteks ajaran Islam, keberuntungan adalah bagian dari reward seorang hamba. Rugi merupan sesuatu yang dihindari. Namun, acapkali banyak yang terjebak pada sisi ini. Hal ini tentunya sesuai dengan sifat manusia itu yang pelupa. Sentuhan keagamaan dalam konteks ini menjadi sebuah kebutuhan masyarakat.
Saat ini, bangsa Indonesia mengalami musibah yang memerlukan bantuan di antara umat manusia. Hal ini setidaknya dari peristiwa tsunami di Lampung dan Banten serta bencana lain. Beragam bencana tersebut secara kemanusiaan memerlukan perhatian semama umat manusia apapun agamanya karena bencana ini adalah bencana kemanusiaan.
Dengan demikian di akhir tahun ini, tidak hanya kesenangan individu yang dikedepankan melainkan memberikan kesenangan secara sosial ke masyarakat yang terkena musibah merupakan sesuatu yang perlu dilaksanakan.
Inti dari ajaran agama apapun adalah dimensi kemanusiaan. Kesuksesan manusia tidak hanya diukur dari kebaikannya dalam menjalankan agamanya melainkan juga implementasunya di masyarakat di mana mereka berada. Itulah manusia paripurna yang dapat mengantarkan kebahagiannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Hal terpenting, satu kunci yang perlu dilaksanakan adalah muhasabah atau intropeksi untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan di akhir tahun ini. Tiada kesuksesan tanpa adanya intropeksi. Semakin memahami diri sendiri akan semakin dapat memahami pribadinya dengan baik dan bijak. Dengan demikian, menjadi sebuah keharusan bagi manusia untuk menuju kebaikan dengan introspeksi diri secara berkala termasuk dalam setiap tahunnya di akhir tahun.
Kegiatan introspeksi ini bukan sebagai sebuah kegiatan ceremonial belaka. Hal ini harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan. Selain itu, tidak boleh ada kata menyerah dalam mencapai tujuan yang baik dan mulia. Tidak ada kesuksesan yang tidak direncanakan dengan baik. Dengan demikian capaian kesuksesan ini harus dilalui degan introspeksi diri.
Tentu saja, semangat untuk melakuan introspeksi ini bagian dari upaya kebaikan semua pihak. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan bahwa seorang yang merugi adalah mereka yang stagnan dan tidak berkembang dalam kehidupannya. Atau dalam kacamata bisnis antara pendapatan dan pengeluaran adalah sama. Sebaliknya, keadaan demikian dapat dikatakan sebagai seorang merugi jika mengalami banyak pengeluaran dan sedikit pemasukan.
Dalam hal ini sering disebut kondisi sakit dan memerlukan perbaikan dalam pengelolaan baik diri maupun usahanya. Dengan demikian, sebagai seorang yang ingin maju perlu melakuan fase ini menimbang dan muhasabah atau introspeksi.
Selamat berintrospeksi diri di akhir tahun ini untuk menjadi pribadi yang tangguh dan sukses. Semoga Allah swt. selalu mengiri langkah ummat manisia agar senantiasa dalam jalan kesuksesan di tahun yang akan datang.
0 Comments