Perasaan dan Paksaan

Perasaan saya taruh di situ...1 min


Keajaiban itu Bernama “Perasaan”

Keajaiban di dunia kita mulai dari perasaan, waktu yang diputar oleh Yang Kuasa terasa cepat, rindu yang disayat oleh tahbis tak dapat salah alamat, perkawinan bertahan di atas rasa yang mereka sebut cinta yang mungkin minggat,

Perkataan dituding berduri dan berbisa jika di hati terasa mengoyak, maka pengandaian mereka sebut kepalsuan karena rasa puitik telah buyar di akal-akal materi,

Di batas ini perasaan adalah keajaiban yang tidak bertuan yang tuahnya luruh oleh yang menutupi kemurniannya

 

Terpaksa Menampakkan Duka

Menepi bukan hal mudah bagi seorang nelayan, berpikir berkali jika hasil meruah belum terujud sesuai harapan,
Maka hadirkanlah duka jika diri berlabuh hanya garam tergerus dayung dan perahu

Menampakkan bahagia hal sulit bagi manusia, karena cemburu dan curiga menyeringai dari kedengkian segala arah,
Maka hadirilah pesta duka cita agar gembira diri dapat kau sapa mesra

Menyentuh, meraba, mestinya, tidaklah hal gampangan bagi pecinta, karena kesucian adalah kesejatian tak tertawar cinta itu sendiri, Ikatan suci bukan bagi yang ingin menyucikan, namun bagi yang mampu menjaga kesucian,

Maka paksalah diri menampakkan duka jika kesucian terlucuti

 

Penawar tidak Tertawar

Setiap racun mengundang bahaya, yang puncak adalah kematian, tetapi kematian adalah penawar tak tertawar, penawar serakah manusia pada dunia,

Maka setiap hasrat akan terpancung oleh sadar akan kematian, setiap kesombongan akan menentang rasa takut terhadap kematian,

Ia penawar tak tertawar sekalipun, meskipun ia pasti tetapi, hal pasti yang tidak untuk ditagih atau dikorupsi, dan bukan hal yang dapat diobral walau dalam raya diskon seratus persen.

Lamongan, 7 Februari 2019


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
0
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
0
Wooow
Keren Keren
0
Keren
Terkejut Terkejut
1
Terkejut
Muhammad Maghfur Amin
Alumni S1 jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Guru MI Narrative Quran (MINAN), Lamongan. Saat ini menempuh S2 di UIN Sunan Ampel Surabaya pada jurusan yang sama (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir).

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals