Tasawwuf dan Etos Kerja

“..Jika prinsip ihsan ini merasuk dalam setiap jiwa umat Islam, maka umat Islam akan menjadi umat dengan etos kerja yang maksimal.."2 min


2
60 shares, 2 points
Keterangan foto: Ilustration of Turkey Sufi Dance

Diriwayatkan bahwa Malaikat Jibril as mendatangi Rasulullah saw dalam rupa seorang lelaki yang berpenampilan sangat bersih. Kemudian ia duduk dan mulai menanyakan beberapa hal yang kemudian hal tersebut menjadi dasar-dasar agama Islam, itulah Rukun Islam, Iman dan Ihsan serta pengetahuan tentang hari kiamat.

Syekh Dr. Yusri Rusydi as-Sayyid Jabr Al Hasani Al-Azhari, seorang dokter spesialis bedah (al-jarh) yang juga mursyid thariqah Yusriyyah Shiddiqiyyah Darqowiyah Syadziliyyah, menyatakan bahwa siapa saja diantara kaum muslimin yang memiliki keempat hal di atas akan selamat dari fitnah akhir zaman.

Rukun Islam adalah syari’ah yang keseluruhannya berupa amalan jasadiyyah (fisik dan terlihat), rukun Iman keseluruhannya bersifat qalbiyyah (tersembunyi di hati), sedangkan ihsan adalah metode untuk mencapai kesempurnaan dalam Islam dan Iman. Yaitu menyembah Allah dengan perasaan melihat Allah (musyahadah) serta di lihat Allah (muroqabah).

Rukun Islam melahirkan ilmu fiqh, rukun iman melahirkan ilmu ushuluddin, dan ihsan melahirkan ilmu tasawwuf.

Ihsan adalah inti dari ibadah, darinya bermula niat suatu pekerjaan atau perbuatan untuk mendapatkan ridho Allah, karena ia sadar selalu dalam pengawasan Allah. Ihsan jugalah yang membuat suatu perkerjaan itu maksimal dan optimal.

Seseorang yang memiliki “ihsan” akan memberikan hasil terbaik dalam setiap pekerjaannya. Begitulah sabda Rasulullah saw “Innallah kataba al-ihsan ‘ala kulli syai’, faidza qataltum fa ahsinu al-qitlah, wa idza dzabahtum fa ahsinu adz-dzabhah” (Allah mewajibkan ihsan dalam segala sesuatu. Apabila kalian membunuh maka lakukan dengan ihsan, jika kaliah menyembelih lakukan dengan ihsan).

Hadis di atas memberikan satu contoh bahwa ketika menyembelih harus dipertajam alat sembelihnya, jangan pula hewan itu di banting, diinjak, dst. Lakukan perintah Allah itu dengan baik, maksimal dan optimal.

Jika prinsip ihsan ini merasuk dalam setiap jiwa umat Islam, maka umat Islam akan menjadi umat dengan etos kerja yang maksimal dan menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Etos adalah watak, karakter, kebiasaan atau sifat esensial bagi individu maupun kelompok.

Baca juga: Gairah Islamisasi dan Kemunduran Sains dalam Islam

Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim dengan jumlah terbesar bahkan di muka bumi, pantaslah kita sebut Indonesia ini “muslim nation“, bukan “Islamic state” (negara Islam).

Meski menjadi negara besar di Asia dengan kekayaan sumber daya alamnya, Indonesia tidak lantas menjadi negara maju. Bahkan peringkat Indonesia dari segi pendidikan maupun ekonomi berada di bawah negara kecil seperti Singapura, lebih lagi jika dibandingkan dengan Jepang, Korea maupun Hong Kong.

Lebih menyedihkan adalah sebuah tulisan dari majalah Readers Digest (sebuah majalah populer konservatif dengan oplah terbesar di dunia) bahwa indonesia tidak akan dapat menjadi negara maju dalam waktu dekat ini, karena “Indonesia has lousy work ethic and serious corruption” (Indonesia punya etos kerja yang cacat, dan korupsi yang mengakar).

Kita harus sadar, karena kita mayoritas, maka kitalah yang paling bertanggung jawab atas usaha pembinaan dan pengembangan etos kerja nasional. Perlu di sadari bahwa maju mundurnya indonesia akan mengakibatkan kredit-diskredit kepada Islam indonesia dan umatnya.

Sama seperti Confusionisme di Hongkong,Singapura,Korea Selatan atau Taiwan. Tidak heran jika dikatakan ideologi Filsafat Confusionisme memajukan sebuah bangsa. Atau paling tidak dikatakan, bahwa Barat maju karena filsafat sementara Timur terbelakang karena Tasawwuf, padahal inti dari Tasawwuf adalah ihsan.

Karena itu Konsep ihsan harus meresap dalam dunia kerja. Karena merasa dilihat dan melihat Allah maka apa yang dikerjakan  tidak boleh sembrono, seenaknya,acuh-tak acuh. Karena niatnya akan absurd dan merendahkan makna “mencari ridho Allah”. Itu penistaan. Maka optimalisasi nilai dan hasil kerja itu erat kaitannya dalam ihsan (alladzi ahsana kulla syai’ khalaqah) QS. As-Sajdah: 7.

Wallahua’lam.

Baca juga: Bukti Ilmiah Penyembuhan dengan Al-Qur’an

 


Like it? Share with your friends!

2
60 shares, 2 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
0
Sedih
Cakep Cakep
4
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
7
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
4
Keren
Terkejut Terkejut
1
Terkejut
Dr. Mukhrij Sidqy, MA.
Dr. Mukhrij Sidqy, MA. adalah doktor di bidang Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen di STIQ Baitul Qur'an, Kelapa Dua, Depok. Ia menjabat sebagai Ketua Ikatan Da'i Muda Indonesia Depok, Wakil Pengasuh PP. Al-Wutsqo Depok, dan Pembina Tahfidz LPTQ Al-Muhajirin BPI Depok.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals