Tarbiyah cinta
Kau mengajariku bahwa cinta terlahir dari kitab suci
Merangkai seluruh maknanya dari berbagai cela
Dari lubang hidung yang berburu udara
Ataupun mata yang berlibur pada paras wanita
Kau memberitahuku tentang cinta sebagian dari iman
Yang membuatku nyaman di sela malam penuh kesepian
Kau mengenalkanku pada surga dan neraka
Dalam ilusi yang berwujud wanita
Bahwa surga ada karena cinta
Dan neraka ada bila aku menghardiknya
Kau menuntunku menelisik cinta di setiap mata yang melirik
Berdiskusi lewat bahasa tubuh
Menafsirkan tawa di sela derita
Membuka memori masa lalu
Dan menutupnya dengan kata “itu hari lalu, aku masa depanmu”
Tak sampai
Aku cinta perkasa yang lahir dari rahim rindu
Tumbuh perkasa lalu bersekutu denganmu
Namun…
Kurun waktu berlalu
Cintaku hanya sebatas halu
Mendidik temu hanya lewat sosial mediamu
Tentang puisiku
Puisiku hilang makna saat kau tak membacanya;
Puisiku hilang arti saat kau tak lagi mencintai.
Cinta separuh baya
Hadir cinta separuh baya
Ada katanya namun tak bisa diraba
Sampai kini masih menjadi misteri
Kenapa itu bisa terjadi
Aku
Aku mematung tanpa suara
Menjelma menjadi kata-kata
Tetap diam agar kau baca
Aku tak bisa beranjak kemana-mana
Tetap diam terbungkam tulisan
Terpampang jelas dan mematikan
Hingga aku terkutuk masa lalu
Hinggap pada rongga-rongga kenangan
Abadi dalam ingatan
Kau
Kau bayang yang tak kenal ruang
Membilas lara yang terkena luka
Kau ada dan tak kenal batasnya
Hinggap dan menetap untuk menemani hidup
Kau terlahir dari percikan rasa dan terdidik menjadi pecinta
Kau ada dan selalu ada
Sayangmu tak akan pernah usang dan tak mungkin hilang
Mantap ceng