Ku Katakan Bila Memang Diriku Merindu

Jikalau aku tak berhasil membunuh rindu ini, sudahlah pasti bahwa rindu ini telah membunuhku. Membawa ruhku bersemayam bersama cintaku untukmu di surga. 1 min


4
10 shares, 4 points

Ku katakan bila memang diriku merindu
Pada bayang-bayang yang tak pernah lepas
Berkelana, berputar, di tempat tak tersentuh
Memercikkan sentuhan artistik pecinta

Ku katakan bila memang diriku merindu
Dalam setiap kardus bingkisan kehidupan
Yang terkata darimu pembius rasa
Pembuat amnesia pencari jati diri sejati

Ku katakan bila memang diriku merindu
Dunia yang terebut dariku olehnya
Jangan kau buka lisan perkara salah
Lempung asalmu pun tak menjamin kebenaran

Ku katakan bila memang diriku merindu
Kampung halaman yang tabu tak terjamah
Tertulis bahwa aku tak lagi bisa pulang
Sebab rumahku tak menghendaki hadirku

Ku katakan bila memang diriku merindu
Tangan menengadah cemas pada Tuhan
Agar suatu hitungan pasir mengizinkan
Suatu tatapan surga yang menyegarkan
Tidak untuk yang singkat dan terakhir
Namun untuk lama dan selamanya

(Safia Ma’an Daaiman)


Like it? Share with your friends!

4
10 shares, 4 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
1
Sedih
Cakep Cakep
2
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
5
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
2
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
Anafya Sa

Warrior

Fiana Shohibatussholihah lahir di Surabaya pada tanggal 01 Februari 1998. Saat ini, penulis sedang menempuh pendidikan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan program studi Pendidikan Agama Islam semester 5. Ia alumni SMA Negeri 1 Tuban dan SMP Negeri Tuban. Sejak SMP ia aktif dalam organisasi Rohani Islam sampai lulus SMA. Hobinya adalah menulis apapun yang diminati. Belakangan ini, ia membuka fanspage Embun Sufi untuk menyalurkan hobinya itu.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals