Islam sangat menekankan kepada Muslim agar giat menuntut ilmu, karena dengan ilmu seseorang akan dapat menunaikan tugas-tugas dengan baik dan benar.
Apakah kaum musyrik yang lebih beruntung, ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ”Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sungguh, hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat menerima pelajaran. (QS 39:9).
Hai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu berilah tempat dalam pertemuan, berilah tempat, Allah akan memberi tempat yang lapang kepadamu, dan bila dikatakan berdirilah, maka berdirilah. Allah akan mengangkat derajat orang beriman di antara kamu dan mereka yang diberi ilmu. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58:11).
“Siapa yang menghendaki kebaikan dunia, hendaklah dengan ilmu; siapa yang menghendaki kebaikan akhirat hendaklah dengan ilmu; siapa yang menghendaki kebaikan keduanya hendaklah dengan ilmu.” (Nabi Muhammad saw).
“Siapa yangmeninggalkan kampung halamannya untuk mencari ilmu, ia berada di jalan Allah.” (Nabi Muhammad saw).
Pada suatu hari Shafwan ibn Assal al-Muradi menghadap Nabi saw di masjid dan berkata. “Wahai Rasul, saya datang untuk menuntut ilmu.” Nabi saw menjawab, “Selamat datang, wahai penuntut ilmu! Sungguh, para malaikat turun mendoakan para penuntut ilmu dengan melebarkan sayap-sayapnya, bersama-sama mengelilinginya, sampai mereka mencapai langit pertama, karena cintanya terhadap apa yang dicari orang itu. (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim).
Seorang muslim hendaklah menjadi pengajar atau penuntut ilmu. Belajar berarti meningkatkan pengetahuan hari demi hari.
“Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS 20:114).
Para pendahulu kita tak pernah berhenti meningkatkan pengetahuan sampai akhir hayat. Pengetahuan akan berkembang jika dikaji secara aktif. Sebaliknya, akan layu dan mati jika diabaikan dan ditinggalkan.
Pendidikan kalbu tidak kalah penting daripada pendidikan akal.
Imam ibnu Abdul Barr meriwayatkan bahwa Ibn Abi Ghassan berkata, “Selama kamu menuntut ilmu, kamu berpengetahuan; begitu kamu berhenti, kamu menjadi bodoh.”
Imam Malik berkata, “Tak seorang pun yang berilmu akan berhenti menuntut ilmu.”Imam Abu Amr ibn al-A’la ditanya, “Berapa lama waktu yang diperlukan bagi seseorang untuk menuntut ilmu ?” Dia menjawab, “Selama dia hidup.”
Seseorang bertanya kepada Imam Sufyan ibnu Uyainah, ”Siapakah orang yang paling membutuhkan ilmu pengetahuan?” Jawabnya, “Orang yang paling banyak ilmunya.” “Mengapa?” “Sebab, jika dia membuat kesalahan akibatnya lebih buruk.”
Orang yang menuntut ilmu lebih dekat kepada Allah dan ridha-Nya.
Yang benar-benar takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah mereka yang berpengetahuan. (QS 35:28).
Rasulullah saw masuk masjid dan menemukan dua kelompok majelis di dalamnya: majelis dzikir, dan majelis ilmu. Rasulullah saw bersabda, “Kedua majelis ini baik, tetapi aku lebih menyenangi salah satu daripada yang lain. Majelis pertama orang-orang yang berdzikir dan memohon kepada Allah; Allah mungkin mengabulkan doa mereka atau menolaknya. Majelis kedua orang-orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan saya sendiri diutus sebagai guru.” Lalu Rasulullah saw duduk di majelis ilmu. (Abdullah ibn Umar ra).
Ilmu itu adalah tenaga
Tanpa ilmu tiada berdaya
Barang siapa rajin membaca
Jendela dunia akan terbuka
Ilmu itu harta abadi
Tak mungkin dapat dicuri
Menuntut ilmu jangan berhenti
Karena ilmuwan berderajat tinggi
Di masa muda malas belajar
Di hari tua hidup terlantar
Menuntut ilmu baru berakhir
Jika nyawa sudah menyingkir.
(Sulaiman Yusuf)
•Dasar kemanusiaan seseorang adalah akalnya; dasar kemuliaannya adalah agamanya; dasar harga dirinya adalah akhlaqnya. (Umar bin Khaththab).
•Kejarlah ilmu, karena dengan ilmu Anda dapat hidup selama-lamanya. Manusia pasti mati, tetapi orang yang berilmu tetap hidup. (Ali bin Abi Thalib).
•Dengan ilmu hidup menjadi mudah; dengan seni hidup menjadi indah; dengan agama hidup menjadi terarah. (A. Mukti Ali).
•Siapa yang rendah hati karena ilmunya, Allah memuliakannya dengannya. Ilmu itu ada tiga jengkal. Siapa yang menguasai satu jengkal akan sombong dan angkuh serta menduga telah berilmu. Siapa yang menguasai dua jengkal ia rendah hati dan mengetahui bahwa ia belum berilmu. Adapun jengkal ketiga hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. (Asy-Sya’bi).
•Selayaknya manusia tidak sombong dalam bidang yang dikuasainya, dan tidak pula berpura-pura mampu dalam bidang yang tidak dikuasainya. (Al-Mawardi).
•Membaca itu memperkaya perbendaharaan jiwa, oleh karena itu sangat membahagiakan. (Goethe).
•Hati akan mati bila tak berhasrat kepada ilmu pengetahuan. (Fathul Mausuli).
•Kehebatan daya cipta adalah berkat rajin membaca, hingga kekayaan dan kebahagiaan yang berupa apa pun dapat dicapai oleh manusia yang banyak pengetahuannya. (Bernard Shaw).
Hanya orang yang halus perasaannya keindahan dan rahasia alam ini dibukakan Tuhan untuknya. Kehidupan adalah kitab yang indah, tetapi tidak bermanfaat bagi orang yang tidak membacanya.
0 Comments