Malaikat Utusan Rabb Ku

Kisahkanlah padaku cinta mana lagi yang lebih tulus dari cinta seorang mama kepada anaknya dan cinta seorang hamba pada Rabb – Nya 2 min


2
4 shares, 2 points
Sumber gambar: vakat.me

Di balik gumpalan awan hitam, tampak olehku ada secerca cahaya terang
Malam pun semakin larut dalam keheningan suasana senja
Bintang-bintang mulai bermunculan di langit semesta
Rasa lelah menemani jiwa raga ini
Haru dan hening yang tersisa, karenanya malam memuncak

Langit kini tiada bercahaya, gelap dan halilintar menyambar
Kehidupan mulai tertidur, di tengah keheningan malam
Cahaya yang abadi telah tiada di pelupuk mata
Awan-awan pun mulai gelap gulita
Lambaian angin yang menyejukkan jiwa
Emosi yang mulai mereda, rasa lelah dengan sendirinya pun sirna

Senyum sumringahnya, tawa dan canda mulai menghiasi di setiap wajah kami
Karena cahaya itu lambat laun tiba… Cahaya kasih seorang Mama

Kisahkanlah padaku cinta mana lagi yang lebih tulus dari cinta seorang Mama kepada anaknya
Dan cinta seorang hamba pada Rabb-nya
Mama merupakan perwujudan malaikat yang suci bersih tanpa setitik noda
Yang di dalam rahimnya, Rabb-nya titipkan generasi pejuang-pejuang Islami
Tiada sedetik waktu terlewat olehnya dalam mengasuh, menjaga, dan mendidik amanah Rabb-nya

Ku rindu keheningan yang bening, bening bak cahaya yang terang
Terangnya bagaikan hati yang mulia, mulianya hati seorang Mama
Kala mentari pagi menyinari bumi, ada sosok yang sangat ku hafal
Sosok yang selalu memberiku semangat dan perhatian
Dia… Dia adalah Mama… Mama ku yang sangat anggun

Mama bagaikan bintang yang menghiasi malam
Cintanya seluas samudera, kasihnya sepanjang masa
Senyumnya bagai pelangi di siang hari yang terang benderang
Matanya bagai cahaya yang berbinar, alisnya bak semut beriringan
Tawanya bak ombak di lautan, suara merdunya bak semilirnya angin
Perilakunya sopan dan terpuji… Itulah Mamaku

Mama…
Engkau bagai bintang yang menghiasi malam
Letih dan penat engkau asuh daku
Engkau curahkan seluruh cinta kasih yang tulus
Tiada ku dengar ucapmu lelah dalam membesarkanku

Mama…  Mama bagaikan bintang yang menghiasi langit
Menerangi langit gelap dengan kelap kelip cahayanya
Cinta kasihnya yang tulus, yang tak terhingga kepadaku
Senyumannya yang selalu memberikanku semangat
Untuk melangkahkan kaki dan menyongsong masa depan
Perkataannya adalah amanat yang akan selalu ku emban

Dirimu bak kertas putih tiada goresan yang membiaskan sucinya hatimu
Kasihmu… Mama sepanjang masa, cintamu… Mama seluas samudera
Perhatianmu yang  tiada henti kepadaku
Kebijaksanaanmu yang membuatku kagum

Engkau selalu berbagi denganku
Dalam susah maupun senang
Tak pernah sedikitpun engkau tolak pintaku
Engkau yang selalu mencurahkan seluruh kasih sayangmu
Cintamu… Oh Mama, akan selalu abadi
Tak kan pernah pudar hingga akhir masa

Terima kasih Oh Mama
Dari anakmu yang kini telah menjadi seorang Mama

 

Anak Itu

Anak merupakan fajar kehidupan
Hatinya memantulkan kejernihan harapan
Pikirannya melukiskan ketajaman gagasan
Di tangannya, dunia mempercayakan perubahan

Tugas para orang tua membekali mereka dengan cinta, cita dan citra
Hingga mereka tumbuh mandiri dalam menjalani tugas penghambaan
Anak merupakan cerminan dirimu

Jaga dan didiklah setiap anak
Jangan mereka disia-siakan
Mereka adalah kunci masa depan
Penuhi apa yang mereka butuhkan, bukan yang mereka ingini
Jangan biarkan mereka melangkah tanpa arah di jalan yang tak berujung ini

 

Sebuah Kesempatan

Pagi menyesal petang tiada
Cinta dan cita terbengkalai
Semangat hidup telah sirna
Penyesalan selalu menemani
Hingga banyak sudah yang tertiadakan
Bayang-bayang masa lalu selalu mengikuti
Hidup ini seperti ada dan tiada
Hingga kata ampun yang terucap

Waktu berlalu begitu saja
Tak menyisakan jejaknya
Hari demi hari yang dilalui
Tanpa menghiraukan waktu

Sisakan aku sebuah kesempatan
Tuk tersenyum dan tertawa dengan dunia
Merasakan persahabatan yang indah
Membelai indahnya dunia yang fana
Penuh dengan jejak-jejak lika liku sejarah

Langit yang biru berubah kelabu
Bulan yang terang telah terhalang awan hitam
Bintang-bintang mulai tak memancarkan cahayanya
Malam semakin larut meniadakan bintang-bintang
Langit semakin gelap tak bercahaya
Angin sepoi-sepoi berhembus

Aku terbawa suasana dinginnya malam
Sunyi senyap di keheningan malam ini
Seakan dunia mati membisu
Tak memiliki semangat tuk hidup

Cita dan cinta yang ada itu sirna
Nyawa sang cinta tergugah dengan sempurna
Kisah itu kini… mengisahkan sebuah kesempatan

 

Kuasa Nya

Tengadahkan wajahmu, kawan
Pandanglah cakrawala beserta seluruh isinya
Lihatlah olehmu, kawan
Semuanya ada di sini
Di bumi Allah

Karena kuasaNya
Hai… kawan, janganlah engkau terlalu congkak membusungkan dada
Menyombongkan diri di atas bumi ini
Seharusnya kau sadari bahwa semua ini bukan kepunyaanmu
Melainkan Tuhan yang Maha Kaya

Pikirkan olehmu, kawan
Pikirkan dengan akal sehatmu
Bila kau masih waras
Pasti kau mengerti semuanya
Tapi bila tidak, maka kaulah orang yang sangat patut dikasihani di muka bumi ini
Janganlah engkau memporakporandakan alam titipan Yang Maha Kuasa ini

 


Like it? Share with your friends!

2
4 shares, 2 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
4
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
4
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
1
Wooow
Keren Keren
4
Keren
Terkejut Terkejut
0
Terkejut
Rahmadanni Pohan
Rahmadanni Pohan, S.Pd.I, M.Pd.I. Aktif dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pendidikan & Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals