Kenapa Hari Jumat Dimuliakan?

Hari jum’at bagi umat Islam juga memiliki makna khusus terutama dikaitkan dengan keutamaan dan peristiwa yang terjadi di dalamnya baik dalam sejarah maupun ajaran3 min


0
assajidin.com

Hari Jum’at dikenal sebagai hari Jum’at keramat. Hal ini setidaknya bagi masyatakat Indonesia khususnya yang tersangkut operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang dikenal dengan nama KPK. Hari tersebut dikatakan keramat karena di hari tersebut banyak pejabat pemerintah dari daerah sampai pusat serta anggota DPR bahkan pimpinannya terkena jeratan korupsi melalui OTT. Rata-rata korupsi tersebut atas dugaan penyalahgunaan wewenang dalam proyek tertentu dengan pihak rekanan atau swasta. 

Hal tersebut sebagaimana kejadian terbaru ketua partai tertentu yang terlibat dalam mafia jabatan di sebuah kementerian di Jakarta. Tentu saja, jika terkena OTT maka sudah dianggap melakukan korupsi karena sudah dilakukan pengintaian lama atas para pelakunya. Dengan demikian, bagi kalangan tertentu yang terkena OTT dalam hal ini menjadikan Jum’at sebagai hari keramat.

Hari Jum’at sebagaimana di atas dianggap keramat bagi sebagian komponen bangsa Indonesia. Bagaimana pandangan ajaran Islam atas hal tersebut? Untuk mendapatkan deskripsi atas hari Jum’at maka perlu melihat dasar ajaran Islam yakni Al-Qur an dan Hadis. Kedua ajaran tersebut menjelaskan tentang hari jum’at tersebut.

Dengan demikian, hari jum’at bagi umat Islam juga memiliki makna khusus terutama dikaitkan dengan keutamaan dan peristiwa yang terjadi di dalamnya baik dalam sejarah maupun dalam konteks ajaran.

Hari Jum’at dalam Al-Qur’an disebut dalam sebuah surat khusus. Hal ini terutama dalam Q.S. Jumu’ah (62): 9-11. Ayat tersebut adalah memerintahkan agar segera meninggalkan kesibukannya masing-masing dan meninggalkan jual beli. Jika prosesi pelaksanaanya sudah selesai diperbolehkan kembali bekerja dan Allahlah sebaik-baik pemberi rizki. Hal inilah bisa dilihat praktek di Makkah dan Madinah yang seluruh toko-toko tutup hari itu untuk memiliakanya. Demikian halnya seperti di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dengan model demikian, maka dilakukan sebagai bentuk pemuliaan hari Jum’at.

Hadis juga memuat banyak tentang kemuliaan dan keistimewaan Hari Jum’at. Oleh karenanya bagi penganut Islam memiliki keistimewaan yang luar biasa dan hari itu dilakukan ritual untuk memuliakan seperti sholawat, pembacaan ayat Al-Qur’an, tahlilan dan sebagainya. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis yang dijelaskan dalam alinea berikutnya.

Sayyid al-ayyam adalah nama lain hari Jum’at. Hal ini dikarenakan hari tersebut sebagai tuannya hari. Bahkan dalam sebuah hadis riwayat Ibn Majah dari Abd al-Mundzir. Dalam hadis tersebut bahkan menjadikan hari Jum’at melebihi hari raya baik ied al-fitri maupun ied al-adha. Hari Jum’at adalah hari di maba Allah swt. menciptakan Adam a.s., dan pada hari itu pula Allah swt. menurunkan  Adam a.s. dan isterinya ke muka bumi. Selain itu pada waktu itu bersamaan dengan dikabulkan doa seorang umat Islam.

Termasuk dalam hal ini hari kiamat dalam artian kiamatbesar (kubra) yang hancurnya dunia seisinya adalah pada hari Jum’at. Dengan demikian, berdasarkan keistimewaan tersebut menjadikan hari jum’at dijuluki sebagai tuannya hari.

Nama lain dari hari Jum’at adalah hari yang paling utama atau afdal al-ayyam. Hal tersebut sebagaimana dalam hadis Abu Dawud dari Aus ibn Aus. Dalam hadis tersebut dijelaskan seutama-utamanya hari adalah hari Jum’at di mana pada hari itu Allah swt. menciptakan Adam a.s. Pada hari tersebut adalah bersamaan ditiupnya hari kiamat. Oleh karenanya, Rasulullah saw. memerintakan untuk banyak membaca shalawat kepada beliau. Dengan demikian, hari tersebut memberikan keutamaan kepada umatnya akan bershalawat serta terjadinya peristiwa penting di dalamnya.

Hari Jum’at terkadang dikenal dengan sebutan khayr al-yawm sebaik-baiknya hari. Sebutan tersebut dikarenakan disebut dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah dari Imam Muslim hadis nomor 854. Dalam hadis disebutkan hari terbaik di mana terbitnya matahati adalah hari Jum’at. Pada hari tersebut merupakan hari di mana Nabi Adam a.s. diciptakan, masuk surga dan keluar dari surga pula. Dengan demikian, beragam sebutan di atas dan peristiwa di dalamnya menjadikan hari tersebut hari yang terbaik dibanding hari-hari lain dalam sepekan.

Jum’at juga dikenal dengan hari raya umat Islam. Sebagaimana dalam hadis riwayat Ibn Majah dari Ibn Abbas hadis no 1098. Dalam hadis tersebut disebutkan hari Jum’at sebagai hari raya ummat Islam. Barang siapa yang hendak melaksanakan shalat Jum’at hendaklah mandi terlebih dahulu dan memakai wewangian dan bersiwak. Senada dengan hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Baihaqi dari ‘Amir ibn Ludayni al-Asy’ari hadis nomor 3584.

Dalam hadis tersebut disetarakan hari Jum’at dengan hari raya karena itu pada hari tersebut dilarang untuk berpuasa. Jadikanlah hari itu untuk memperbanyak zikir kecuali hari Jum’at diikuti dengan puasa hari sebelumnya yakni hari Kamis, maka puasa pada hari Jum’at boleh puasa. Dengan demikian, hari Jum’at meupakan hari istimewa bagi ummat Islam disetarakan dengan hari raya dan di dalamnya banyak amalan yang dianjurkan yaitu shalawat dan zikir serta tidak diperkenankan puasa di dalamnya.

Selain lima nama di atas, hari Jum’at juga dianggap sebagai momen dikabulkannya doa seseorang. Anas ibn Malik menceritakan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzi hadis nomor 489. Hadis tersebut mengharuskan seorang muslim mencari keberkahannya terutama setelah shalat ashar hingga menjelang maghrib. Dalam Tafsir Ruh al-Ma’ani karya Mahmud al-Alusi dinyatakan bahwa asa banyak.waktu yang dikabulkan sebuah doa yakni ketika antara Azan dan Iqamah, antara duduknya imam di antara dua khutbah dan setelah ashar sampai maghrib sebagaimana dalam hadis.

Namun, ada pendapat yang lain seperti halnya dengan malam lailatul qadar maka doa di hari Jum’at juga dirahasiakan yang penting sepanjang hari tersebut. Degan demikian, hari Jum’at adalah hari di mana doa terkabulkan maka perbanyaklah doa di dalamnya.

Sebutan hari Jum’at yang lain adalah hari jum’at adalah hari dibangkitkan manusia dalam keadaan bersinar. Sebagaimana hadis riwayat Imam Bayhaqi dari Abu Musa al-Asy’ari hadia nomor 2779. Dalam hadis tersebut dijelaskan keadaan manusia yang dibangkitkan di hari kiamat. Kemuliaan yang terjadi seorang yang menggunakan hari Jum’at dengan baik. Baginya, wajahnya berseri-seri, bersinar dan bercahaya, sinar-sinar tersebut seperti warna es yaitu putih dan harum dengan laksana memakai wewangian minyak kasturi.

Semua makhluk Allah swt. berupa Jin dan manusia melihat seorang tersebut dengan kagumnya kecuali mereka itu dikalahkan oleh muazzin yang berharap ridha Allah swt. semata. Dengan demikian, suasana kemuliaan dan kebahagiaan akan senantiasa mengiringi ahli Jum’at yang tidak terkalahkan makhluk lain seperti Jin dan manusia biasa kecuali seorang yang terbiasa dalam melantunkan azan dengan hanya mencari kerelaan Tuhan-Nya.

Antara Jum’at satu dengan Jum’at minggu berikutnya adalah merupakan penghapus doa. Hal ini sebagaimana halnya dengan umroh satu dengan umroh lainnya. Doa dimaksud adalah dosa kecil bukan dosa besar.

Hal itu sebagaimana hadis riwayat Abu Hurairah dari Imam Muslim dalam hadis nomor 233. Dalam hadis lain Jum’at adalah hari di mana dibebaskannya enam ratus ribu orang ahli neraka. Informasi tersebut didapat dari hadis riwayat Anas ibn Malik dari Imam al-Bayhaqi hadis nomor 2780. Dengan demikian, kedua hadis tersebut adalah bagian pahala dan keutamaan atas hari Jum’at.

[zombify_post]


Like it? Share with your friends!

0
Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. M.Ag. (alm.)
Almarhum Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. M.Ag. adalah Wakil Dekan Bidang Akademik Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga (2020-2024). Beliau juga menjabat sebagai Ketua Asosasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) dan Ketua Yayasan Pondok Pesantren al-Amin Lamongan Jawa Timur. Karya tulisan bisa dilihat https://scholar.google.co.id/citations?user=JZMT7NkAAAAJ&hl=id.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.