Di Indonesia, bencana selalu datang silih berganti, mulai dari bencana karhutla hingga erupsi gunung merapi, dari longsor hingga gempa bumi, dari banjir hingga tsunami, namun selalu ada sesosok wajah yang dengan sigap tampil di layar kaca dan berbagai saluran media, menyampaikan setiap informasi mengenai apa yang sedang terjadi. Dialah Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
“Pak Topo adalah pahlawan kemanusiaan,” ujar Kepala BNPB Letjen Doni Monardi, dilansir Detik.com, Minggu (7/7/2019). “Beliau seorang pekerja keras yang senantiasa bekerja tanpa pamrih. Apa yang telah dilakukan selama hidupnya, dalam keadaan yang sangat sulit, dalam keadaan sakit, masih bisa memberikan pelayanan publik yang terbaik, memberikan informasi kepada kalayak dan memberikan analisa-analisa atas peristiwa yang terjadi dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan.”
Tentu julukan pahlawan kemanusiaan itu tak sembarangan. Sebab, bukan hanya atasan dan kerabat kerja saja yang menyematkannya, tetapi ribuan bahkan jutaan rakyat Indonesia. Sebab, semasa hidupnya, Sutopo telah mengabdikan dirinya menjadi ujung tombak pemberi informasi terkait bencana kepada masyarakat maupun media hingga kanker yang mengggerogoti tubuhnya pun tak menjadi alasan untuk menyerah.
Aktif di media sosial, sosoknya jadi makin dikenal oleh masyarakat sepanjang waktu berjalan dan memberi kesan bagi banyak warga Indonesia. Bahkan, saat netizen mengetahui juru bicara BNPB yang dikenal suka bercanda ini sangat menggemari lagu-lagu Raisa, netizen pun langsung menjadikan Raisa dan Sutopo sebagai trending topic agar keduanya bisa bertemu di dunia nyata. Akhirnya, mereka berjumpa dan berfoto bersama.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Sutpo PN. Semoga beliau diterima di sisi-Nya. Aamiin,” cuit Raisa di akun Twitternya, Minggu (7/7/2019) saat mendengar kabar kepergiannya.
Ya, Sutopo telah mengembuskan napas terakhirnya di Guangzhou, China, pada hari Minggu, pukul 02.20 waktu setempat (01.20 WIB) dalam perawatan terkait penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Kepergian pria dua anak ini sontak mengundang banyak kesedihan dan rasa kehilangan. Anak sulungnya, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, adalah satu dari sekian banyak orang itu.
“Bapak tidak pernah megeluhkan sakit. Apa yang dilakukan selama ini demi bangsa dan negara. Tidak ada pesan khusus dari bapak. Saya mewakili keluarga berterima kasih pada masyarakat yang telah membantu proses pemakaman,” kata Ivanka, dikutip dari Detik.com.
Ayah Sutopo, Suharsono yang juga sangat merasakan kepedihan itu mengenangnya dengan bercerita tentang masa kecil Sutopo yang dianggapnya sebagai kutu buku dan selalu semangat dalam menyelesaikan pendidikan. Katanya, Sutopo pernah berjanji akan memberangkatkan sang ayah naik haji. Namun janji tersebut belum sempat terwujud hingga akhir hayatnya.
“Memang dia dulu (berkeinginan), ‘Bapak kalau nanti sewaktu-waktu sudah siap akan saya naikkan haji ke Mekah’,” tutur sang ayah, di rumah duka, Raffles Hills, Cimanggis, Depok, Minggu (7/7/2019).
Suharsono juga sempat berbincang dengan anaknya lewat telepon dua hari lalu, sebelum ajal menjemputnya. Ketika itu, dia meminta Sutopo tetap optimistis. “Kami ada hubungan terakhir ada dua hari sebelum anak saya meninggal, saya langsung telepon dari China ke rumah di Boyolali memberikan semangat agar anak saya nggak putus asa, optimis lah bahwa kamu akan sembuh, percayalah,” ujarnya.
Saat itu, Sutopo juga sempat meminta agar terus didoakan ayahnya. Tidak ada pesan lain yang terlontar dari Sutopo kepada Suharsono. “Iya jelas (Sutopo) bisa ngomong ‘iya Pak, iya Pak, doakan terus ya Pak’,” sebut Suharsono mengulang ucapan sang anak. “Tidak ada (pesan lain), dia itu cuma minta didoakan. Tidak ada pesan-pesan yang terakhir.”
Kenangan demi kenangan terus mengalir dari berbagai kalangan yang mengaguminya seiring dikembalikannya jenazah Sutopo menuju perhentian terakhir, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sonolayu, Boyolali, tanah kelahirannya 7 Oktober 1969 silam.
“”Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain,” kata Pak Sutopo, suatu ketika. Dan ia mengamalkan kalimat itu dengan baik,” tulis Presiden Jokowi di Instagram, Minggu (7/7/2019). “Selamat jalan, Pak Sutopo. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberiNya kekuatan dan kesabaran. Amin ya rabbal alamin.”
Ternyata, di antara sederet penghargaan yang pernah ia raih, pria penyuka kucing ini memiliki satu impian yaitu bersalaman dengan Jokowi. Impian itu sebenarnya tak banyak yang tahu. Hingga Sutopo menceritakannya kepada Detik.com di sebuah malam di awal Februari 2018, belum lama setelah dirinya divonis dokter mengidap kanker paru stadium IVb.
“Saya belum pernah punya kesempatan berjabat tangan dengan Pak Jokowi. Meski saat menangani bencana longsor Banjarnegara, gempa Pidie Jaya, kebakaran hutan dan lahan, erupsi Gunung Agung, dan lainnya, saya tidak bisa salaman karena tidak bisa masuk,” ujar Sutopo kala itu.
Beruntung, mimpi itu pun terwujud pada Oktober 2018. Sutopo bertemu dan bersalaman dengan Jokowi. Bagi Sutopo, mimpinya yang jadi nyata itu merupakan kado terindah untuknya. “Ini suatu nikmat yang sangat luar bisa,” kata Sutopo usai bertemu dengan Jokowi pada Oktober 2018 lalu.
Sementara, saat pertemuan spesial itu, Jokowi mengatakan dirinya sangat menghargai dedikasi Sutopo dalam bekerja. Apalagi, Sutopo tetap melayani berbagai pertanyaan meski tengah mengidap kanker stadium empat.
“Saya sangat menghargai sekali dedikasi Pak Sutopo terutama dalam hal menginformasikan bencana-bencana yang ada. Dan saya tadi juga baru diberi tahu mengenai kondisi beliau dan itu sangat memberikan sebuah penghargaan, kepada sebuah pekerjaan, dedikasi, sebuah pekerjaan yang luar biasa,” ucap Jokowi saat itu.
Sutopo merupakan sosok yang dikenal baik dan sangat perhatian di mata kerabat, tetangga dan teman sekolahnya. Tak heran, ketika kabar duka itu tiba, mereka langsung berbondong-bondong menuju kediaman orangtuanya. Kedatangan jasadnya disambut dengan penuh rasa kehilangan.
Kini, tak ada lagi Sutopo. Tak ada lagi sosoknya saat gempa dengan magnitudo 7 yang berpusat di Laut Maluku yang terjadi Minggu (7/7/2019) kemarin. Perjuangannya telah usai. Ia telah sampai di tujuan, TPU Sonolayu, Boyolali pukul 08.50 WIB, Senin (8/7/2019). Ribuan pelayat menghadirinya, berbela sungkawa dan memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkannya, kepada rakyat Indonesia. Selamat beristirahat, pejuang kemanusiaan!
0 Comments