Bulan Rajab menjadi momentum ketika Rasulullah dapat menyaksikan Rabb-nya secara langsung. Ketika beliau sedang mengalami kesedihan akibat penduduk Makkah yang selalu menghalangi jalan dakwahnya, beliau justru kehilangan orang yang setia mendukung dan melindunginya, Istri dan pamannya. Tahun ini pun dikenal dengan “tahun kesedihan” Nabi. Di saat itu lah beliau mendapat “undangan” dari Allah swt.
Peristiwa tersebut dijelaskan secara langsung dalam Alquran surah al-Isra (17): 1,
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Baca juga: Hikmah Isra’ Mi’raj, Hakikat Mu’jizat
Selain itu, gambaran tentang Isra’ Mi’raj dapat kita perhatikan dalam beberapa bait tarhim yang didendangkan sebelum subuh.
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ;
يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْ;
وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامْ;
وَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَ سَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ.
Salawat dan salam semoga tercurahkan padamu;
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi, engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur;
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam;
Engkau diberangkatkan ke Sidratul Muntaha karena kemulianmu dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu.
Isra’ Mi’raj adalah suatu perjalanan Nabi melintasi bumi dan langit yang belum pernah terjadi sebelum ataupun sesudahnya. Perjumpaan beliau dengan para nabi dan rasul terdahulu hingga perintah menjalankan salat terjadi dalam sehari semalam. Peristiwa yang membuat orang-orang menganggap beliau gila karena menceritakan kejadian di luar nalar manusia. Adalah Abu Bakar yang mempercayai kebenaran cerita tersebut tanpa syarat sehingga mendapat julukan as-Shiddiq.
Baca juga: Di Balik Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad
Jika direfleksikan dengan kondisi umat Rasulullah sekarang ini, agaknya sekarang ini adalah salah satu ‘tahun kesedihan” manusia abad 21; Kondisi batin Rasulullah sebelum Isra’ Mi’raj berada dalam masa sulit. Begitu pula kondisi masyarakat dunia saat ini sedang berduka dengan pandemi Covid-19.
Dengan pandemi Covid-19 yang merebak ke berbagai belahan dunia. Korban kematian bertambah setiap harinya dan sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya. Keadaan yang membuat milyaran penduduk bumi khawatir terpapar virus tersebut. Tempat-tempat perkumpulan ditutup, ibadah dilaksanakan di tempat masing-masing, pembelajaran dialihkan ke daring, dan beberapa hal lainnya.
Situasi ini dirasakan oleh seluruh penduduk dunia, tidak memandang ras, agama, ataupun suku. Semua ini memang ujian yang harus dihadapi dengan ikhtiar dan kesabaran yang tinggi tanpa perlu pesimis karena tidak akan Allah berikan suatu kesulitan kecuali Allah akan berikan setelahnya kemudahan. Allah berfirman dalam Alquran surah al-Talaq (65): 7, “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya, Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Baca juga: Wabah Corona dan Imaji Religiositas yang Timpang
Adapun salah satu refleksi yang dapat kita ambil dari Isra’ Miraj’ Rasulullah saw. terhadap pandemi Covid-19 adalah memperhatikan sikap kita dalam menghadapi kondisi sulit ini. Memang masih ada beberapa orang terlalu menganggap remeh masalah ini dan mengatakan bahwa tidak ada yang ditakutkan kecuali Allah, di sisi lain ada yang terlalu berlebihan. Namun langkah terbaik yang dapat diambil adalah berusaha untuk menghindari dan senantiasa berdo’a pada Allah swt. seperti yang dilakukan Rasulullah. Karena, tidak ada suatu musibah yang terjadi kecuali atas kehendak Allah. Dalam surah al-Taghabun (64): 11 dsebutkan, “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah.”
Dari peristiwa Isra; Mi’raj, kita tahu bahwa Allah pun menghibur hamba-Nya (Rasulullah) dengan memperjalankannya di malam hari. Jika hamba tersebut bersabar, maka akan ada banyak kebaikan yang ia dapatkan. Walaupun prediksi berakhirnya virus corona masih lama, tentu kita tetap harus waspada terhadap bahaya yang mengincar.
Baca juga: Fenomena Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Selain itu, kita harus menaati peraturan dari pemerintah seperti menjauhi kerumunan (social distancing) dan rajin mencuci tangan. Rasulullah pun saat kesedihan menimpa dirinya, tetap melaksanakan perintah Tuhannya dan tidak mengeluhkan keadaan. Semoga kondisi dunia segera membaik dan Allah segera mengangkat virus corona seperti Allah me-mi’raj-kan hamba-Nya ke Sidratul Muntaha.
Selamat Memperingati Isra Mi’raj bagi seluruh umat muslim.[]
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan hubungi [email protected]
Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi 🙂
Silakan bagi (share) ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat!
Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di Artikula.id, silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
0 Comments