Coklat adalah makanan kesukaan semua orang. Baik yang tua, yang muda, anak-anak, laki-laki, maupun perempuan semuanya menyukainya. Tapi tahukah kita coklat yang terasa manis saat kita makan aslinya adalah pahit. Kalau bukan karena campuran dari bahan-bahan lain, maka coklat tidak akan menjadi makanan kesukaan semua orang, karena pahit. Manislah yang membuat coklat disukai.
Coklat yang memiliki rasa manis ini saat memakannya berdasarkan penelitian bisa menghilangkan stres, sehingga tidak salah jika kita memakannya membuat pikiran kita rileks. Kerileks-an yang diberikan oleh coklat pada manusia itu sifatnya hanya sementara, dan tak menyelesaikan masalah.
Baca juga: DILARANG GENDUT!
Coklat meskipun memberikan kerileks-an kalau dimakan secara berlebihan juga tidak baik. Dikarenakan bahan-bahan pemanis yang ada di dalamnya. Beda dengan Allah yang semakin kita mendekat semakin ketenangan itu didapatkan dan tidak ada efek sampingnya, kecuali ketenangan.
Sekali kita mendekat pada Allah bahkan cukup ingat saja saat ada masalah misalnya, maka akan Allah berikan ketenangan. Allah berfirman dalam Q.S ar-Ra’d [13]: 28 yang artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Mari kita telusuri lebih dalam lagi tentang manis-Nya Allah. Manisnya Allah itu murni karena Sifat dan Dzat Allah, bukan karena ada apa-apanya, apalagi karena motif terselubung. Semua hal yang berhubungan dengan Allah adalah manis. Pemberian-Nya manis, taqdir-Nya manis, teguran-Nya manis, ujian-Nya manis, dan semuanya manis.
Baca juga: Menempuh Jalan Allah
Tapi sayang, mata kita tak melihat manis-Nya Allah, telingga kita tak mendengar manisnya ujian Allah, bibir kita membisu tak memuji kemanisan Allah. Hal ini terjadi karena kita terlena akan yang tampak, dan lupa akan Allah yang tak tampak namun Ia selalu ada.
Segala kebaikan yang terjadi dalam diri kita adalah tanda bahwa Allah mengizinkan kita untuk mendekat pada-Nya, sehingga Allah titipkan kebaikan itu dan modal bagi kita mendekat kepada Allah. Sedangkan, keburukan yang terjadi pada diri kita adalah tanda kerendahan diri kita, di sini Allah sebenarnya rindu akan kita. Allah rindu mendengar jerit tanggis kita, Allah rindu mendengar curahan kita. Karena Allah tidak ingin kita jauh dari-Nya.
Jalaluddin Rumi seorang sufi sekaligus penyair Muslim terkenal mengatakan “bukan tidak mudah bagi Allah mengabulkan semua permohonan hamba-Nya, hanya saja Allah suka mendengar jeritan hamba-Nya”. Ini artinya Allah senang jika ada hamba-Nya menjadikan-Nya tempat untuk mengadu, tempat untuk berbagi cerita, tempat untuk berkeluh kesah.
Mari ingat lagi hasil yang kita dapat setelah merenggek kepada Allah. Bukankah Allah selalu memberikan yang terbaik. Bukankah Allah selalu melebihkan dari apa yang kita minta. Karena itu saat berdoa mintalah yang terbaik kepada Allah. Kalau minta surga, mintalah surga Firdaus. Kalau minta jadi orang kaya, minta lah jadi orang yang sangat kaya raya, agar bisa membantu saudara kita yang lain. Mudah bagi Allah mengabulkan doa kita, tinggal seberapa serius kita mintanya pada Allah.
Baca juga: Doa yang Didengar Allah
Kita beruntung menjadi seorang mukmin, karena Allah berikan kelebihan bagi kita, segala hal yang kita lakukan adalah baik. Siang kita baik, malam kita baik, tidur bangunnya kita baik, kerja istirahatnya kita baik, semuanya baik. Itu semua adalah bukti manisnya Allah.
Setelah tahu manisnya Allah itu murni karena Sifat dan Dzat Allah itu sendiri dan bukan karena apa-apa atau motif terselebung. Masihkah kita tidak ingin mendekat pada-Nya. Masihkah menjauhkan diri pada-Nya. Tanyalah pada mata hati kita sendiri.
0 Comments