Media sosial adalah media perantara penyebaran berita yang banyak digunakan di zaman sekarang. Seperti contoh Instagram, Twitter, Facebook, Whatsapp yang bisa dikatakan sebagai media sosial popular untuk sekarang ini.
Media sosial memudahkan kita untuk mengakses dan menyebarkan berbagai informasi, oleh karena itu media sosial bisa membuat hidup kita lebih bermakna jika kita bijak menggunakannya. seperti menyebar konten yang positif berupa artikel pengetahuan, nasihat, dan ragam lainnya.
Atau sebaliknya bisa menambah dosa jika kita salah dalam menggunakannya. Oleh karena itu, keberadaan media sosial saat ini memiliki daya untuk melipat gandakan pahala, nyaris tanpa biaya dan lebih mudah.
Namun sangat disayangkan, ada sebagian orang yang menggunakan media sosial untuk melipat gandakan dosa, atau mungkin bisa disebut investasi dosa.
Salah satunya adalah membuat atau menyebarkan berita hoaks yang merupakan dusta media sosial yang sangat berpotensi menimbulkan buruk sangka, tipu daya, ghibah, finah, adu domba, berbantah, bertengkar, permusuhan, perpecahan, penghinaan dan lain sebagainya.
Suatu ketika Rasulullah saw bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memliki harta benda.”
Kemudian Rasulullah saw berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat, dan pahala hajinya, tetapi ketika hidup di dunia dia mencaci orang lain, menuduh tanpa bukti terhadap orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpahkan darah orang lain (secara bathil), dan dia memukul orang lain.
Maka sebagai tebusan atas kezalimannya, diberikanlah di antara kebaikannya kepada orang yang dizaliminya. Semua amal baik dia bayarkan sampai tidak ada yang tersisa lagi pahala amal salehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu. Dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka.”
Kata Rasulullah saw selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki akhlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka.” (HR Muslim nomor 6522).
Bila ditarik ke dalam konteks zaman sekarang, pembuat berita hoaks menjadi orang yang rugi bahkan bangkrut di akhirat nanti, karena dengan membuat satu berita hoaks, akan banyak yang membaca, kemudian mempercayainya, lalu menyebarkan atau men-share berita hoaks tersebut, secara otomatis pembuat hoaks tersebut akan terkena dosa karena bahaya dari hoaks yang dibuat.
Dosa jariah ini juga akan menimpa penyebar berita hoaks. Karena ia telah menjadi transmiter untuk tersebarnya keburukan dan kebohongan. Padahal Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (Shahih Muslim)
Oleh karena itu, sebagai mukmin yang baik tentunya kita harus memiliki kecerdasan emosional agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial, jangan asal percaya, asal tuduh, asal fitnah apalagi menyebarkan berita palsu.
Selalu tabayyun dan mengklarifikasi kebenaran berita yang didapat sebelum membuat atau menyebarkan suatu berita. Kita juga harus senantiasa berdo’a kepada Allah Swt. agar dijauhakan dari berbagai perbuatan dosa.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Terakhir pesan dari saya, “STOP HOAKS, AGAR DOSA TIDAK BERANAK”
One Comment