Sleman, 13 Agustus 2020, bertempat di Asrom Edupark, seluruh wakil dekan fakultas dan wadir Pascasarjana berkumpul bersama dengan rektor dan wakil rektor dengan acara tunggal: salat hajat. Tradisi baru tersebut digagas oleh Rektor Prof. Almakin, tepat sehari setelah wakil rektor, dekan, serta direktur pascasarjana dilantik.
Kegiatan tersebut awalnya akan dilakukan di sebuah pantai sekaligus refreshing. Hal ini bertujuan guna menyamakan tujuan Rektor sesuai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan, serta memulai awal jabatan dengan doa dan harapan ke depannya.
Pada mulanya, undangan kegiatan tersebut disampaikan melalui pesan viaWhatsApp yang dikirim oleh dekan dan direktur pada jam 11.57 WIB. Pesan tersebut berbunyi:
“Bapak dan Ibu, mohon diinstruksikan agar jam 4 sore ini, para wakil dekan dan asdir (asisten direktur) dapat berkumpul di PAU. Kita bersama akan ke suatu tempat untuk memperoleh briefing dari Rektor …”
Sontak, kawan-kawan pun terkejut dan bertanya-tanya: “Acara apa? Dimana? Dalam rangka apa?” Saat sore hari tiba, kami pun berkumpul di halaman PAU. Yang kami ketahui, kami akan diajak menuju suatu tempat untuk melaksanakan doa bersama dan salat hajat.
Baca Juga: Doa Hamba dan Kemesraan Tuhan |
Kawan-kawan sesama wadek dan asdir bersiap-siap menuju tempat undangan, yang belum kami ketahui di mana tempatnya. Semua yang mendapat undangan sedang sibuk bergulat dengan pertanyaan: “Akan kemana kita sebenarnya? Kegiatan apa pula yang akan dilaksanakan?” Sebab, Warek bidang Kemahasiswaan dan sopir yang membawa kami sedang berkompromi untuk merahasiakan akan dibawa ke mana kami sesungguhnya.
Seiring roda mobil yang terus bergulir menyusuri jalanan, teka-teki tersebut nampaknya mulai terpecahkan. Kemungkinan kami menuju ke Edupark, sebuah tempat yang ada di kawasan Yogyakarta. Dua mobil yang beriringan semakin membuat perjalanan kami menjadi riang gembira.
Tapi ada yang mengganjal lagi. Saat kami sampai pada jalan menuju Edupark, rute yang di tuju bergeser ke arah perkantoran Pemkab Sleman. “Kemana lagi kita ini?” Ah, ternyata tempat yang di tuju adalah Asram Edupark Sleman. Sebuah wahana edukasi baru yang cukup luas, dengan lahannya 10,4 ha serta beragam wahananya yang mencuatkan daya tarik baru di Sleman.
Karena sebelumnya telah diperkirakan bahwasanya acara akan dilaksanakan di sebuah pantai, walhasil, kostum kawan-kawan pun menjadi beragam. Ada yang menggunakan sandal karena khawatir terkena pasir. Ada pula yang menggunakan kaos dan jaket untuk menghindari sapuan angin pantai yang pelan tapi brutal. Tapi semua itu tidak menjadi masalah, karena sudah terlanjur, begitu bukan?
Kegiatan tersebut ternyata dilaksanakan di ruangan terbuka, di sebuah joglo yang turut diramaikan pula oleh sekumpulan nyamuk besar.
Setelah berjalan kaki dari tempat parkir menuju joglo, tempat dihelatnya acara tersebut yang kurang-lebih satu km jaraknya, semua peserta langsung bersiap-siap menunaikan ibadah salat maghrib yang akan diimami langsung oleh Prof. Almakin.
Sebelum salat ditunaikan, Prof Almakin memberikan penjelasan kegiatan bersama wadek dan asdir malam hari ini. Intinya berdoa bersama dan salat hajat. Kegiatan ini pula menurut beliau menjadi tradisi dalam memilih pejabat.
Sesudah salat maghrib, wiridan dan doa dilantunkan bersama. Namun ada yang menarik perhatian pada sesi doa ini. Karena yang hadir−mulai dari Rektor, wakil rektor, dan semua peserta−diberi kesempatan untuk memimpin doa. Rangkaian doa-doa berakhir dengan ditandai kumandang azan Isya.
Beragam gaya dan cara berdoa sangat nampak di sana. Salah satu doa tersingkat adalah doa dari wadek 3 Saintek. Ada pula doa yang melantun dengan iringan untaian air mata, seperti oleh wakil dekan bidang akademik fishum. Dari pusparagam doa yang dipanjatkan, hakikat terdalamnya adalah hajat untuk kebersamaan dalam membangun UIN Sunan Kalijaga.
Baca Juga: Mengenang Sosok Pendidik: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag |
Untaian doa dipanjatkan dalam mengawali masa jabatan tersebut menjadi komitmen dalam perjalanan selama empat tahun ke depan. Tradisi ini adalah nafas segar sekaligus menjadi catatan sejarah, bahwa Prof. Almakin−sang peneliti Nabi-Nabi Nusantara−menjadi pimpinan di UIN Sunan Kalijaga tidak saja memimpin sebagaimana pejabat lainnya, tetapi juga mengantarkan semangat religiutas dengan salat dan berdoa. Bahkan memohon dengan penuh harap kepada Allah swt terkait kesuksesan dalam menjalankan tugas tersebut. Tradisi baru itu, salat hajat dan doa bersama dalam memulai melaksanakan kepemimpinan di ranah PTKIN.
Editor: Ainu Rizqi
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Bagaimana pendapat Anda tentang artikel ini? Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya!
Anda juga bisa mengirimkan naskah Anda tentang topik ini dengan bergabung menjadi anggota di Artikula.id. Baca panduannya di sini!
Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook Artikula.id di sini!
One Comment