UGM Tolak Kehadiran UAS di Masjid Kampus

"Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM."3 min


3
3 points

Rencana Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menghadirkan Ustaz Abdul Somad (UAS) pada Sabtu (12/10/2019) kandas. Pasalnya, pihak Rektorat menolak dan meminta acara yang bakal dihadiri dai kondang asal Pekanbaru tersebut dibatalkan dengan alasan ada ketidakselarasan antara acara dan pembicaranya.

“Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Aryani melalui keterangan tertulis yang disiarkan Detik.com, Rabu (9/10/2019). “(Yang tidak selaras) keterkaitan antara acara dan pembicaranya.”

Pengajar Fakultas Filsafat UGM ini mengungkapkan, pihak Rektorat telah berkirim surat kepada pengurus takmir Masjid Kampus UGM terkait pembatalan kuliah umum bertajuk Integrasi Islam dengan IPTEK: Pondasi Kemajuan Indonesia yang diisi UAS. “Surat ke takmir (Masjid Kampus UGM) sudah proses,” ungkapnya.

Takmir Masjid Blak-blakan

Ketua Takmir Masjid UGM, Drs Mashuri Maschab menilai, penolakan itu cuma alasan menutupi ketidaksukaan UGM. “Kita harus berterus terang, UGM tidak menyukai UAS,” kata Mashuri, di kediamannya, Sleman, dikutip dari Republika.co.id, Rabu (9/10/2019).

Ketika menemui dua wakil rektor UGM, Djagal Wiseso dan Bambang Agus, Mashuri sudah menyampaikan kalau mereka tidak akan berbohong. Maka itu, ia mengaku tidak akan menutupi apa pun dan bicara yang terjadi.

Selama pertemuan, lanjut Mashuri, Djagal menyebutkan berbagai alasan. Salah satunya tekanan alumni. Namun, Djagal meyakini, salah satu penjelasan soal tekanan alumni dari luar menjadi alasan terkuat UGM untuk membatalkan kedatangan UAS.

“Alasannya itu karena UGM dapat tekanan, saya bilang, ‘pak kalau kita bicara tekanan kita harus seimbang, ada yang pro dan kontra, ada yang suka ada yang tidak suka, itu harus diperhatikan’,” ujar Mashuri.

Sayang, lanjut Mashuri, saat itu Djagal tidak mengungkapkan alumni yang dimaksud. Bahkan, Mashuri sempat menanyakan apakah alumni itu pernah ke masjid, berinfaq ke masjid, sampai menolak acara-acara masjid?

“Nah kalau alumni itu di Jakarta, di Manado, misalkan, menolak cuma lewat WA, kan tidak adil, kalau alumni yang menolak itu sering datang itu pasti kita perhatikan,” kata Mashuri.

Mashuri menerangkan, Takmir Masjid UGM sendiri sudah memenuhi kondisi kondisi yang diminta sebelum mengundang UAS. Mulai dari tidak memakai baliho, spanduk atau banner sampai tidak memakai konsep tabligh akbar.

Ia menjelaskan, konsepnya memang seperti diskusi panel dan terbilang serius, tanpa banyak gelak tawa. Karena itu, takmir Masjid UGM memang tidak menyebarkan undangan-undangan secara luas.

Walau komunikasi kepada UAS sudah dilakukan sejak 11 September 2019 lalu, kabar itu tidak lantas disebarluaskan. Bahkan, Rektorat, Dekan, Kepala Pusat Studi lebih dulu disampaikan baru ke rekan-rekan takmir.

Itu pula tampaknya yang membuat kesabaran Mashuri sudah mencapai puncak. Sebab, ketika kondisi-kondisi itu sudah dipenuhi, takmir Masjid UGM tetap diminta membatalkan rencana mendatangkan UAS.

“Tadi saya sudah mengatakan, Pak (Djagal) saya ini orang jujur, saya tidak mau berbohong, dan kali ini kalau misalnya masih dilarang saya tidak akan menutup-nutupi, saya akan bicara ke publik,” ujar Mashuri.

Ia menegaskan, Takmir Masjid UGM memang telah mengundang UAS untuk datang. Karenanya, Mashuri mengaku tidak akan pernah membohongi diri mengatakan dia membatalkan karena memang dia tidak mau membatalkan.

“Saya tidak akan membohongi diri saya, kemudian (agar) tidak datang menggunakan alasan macam-macam, ya sudah, karena yang melarang bukan saya,” kata Mashuri.

Acara Ilmiah Bukan Pengajian

Yang disayangkan panitia, rektorat UGM tidak melakukan dialog mendalam terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melarang acara tersebut. Kedatangan UAS ke Masjid Kampus digagas oleh Pusat Kajian dan Riset Epistemologi Profetik. Lembaga di bawah takmir ini rutin menghadirkan diskusi akademis, khusus mencari keterkaitan antara Islam dan dunia sains.

Najmi Wahyughifary, dari pusat kajian ini, sebagaimana diwartakan VOAIndonesia.com mengatakan, mereka prihatin karena UGM membangun pelarangan ini dengan argumen yang tidak kuat.

“Yang dihidupkan adalah sentimen, padahal kami ingin membangun argumen ke masyarakat. Kita tidak bisa di era sekarang sedikit-sedikit melakukan lbelling tanpa membutikan. Kami juga mengemas UAS hardir disini bukan sebagai penceramah kondang, yang tertawa tawa dan jemaahnya juga penuh tawa,” kata Najmi.

Kajian semacam ini sudah diselenggarakan rutin sejak tahun 2017. Meski diselenggarakan di masjid, seluruh tema yang dibicarakan ada dalam kultur akademis.

“UAS hadir di sini sebagai akademisi, dan beliau sekarang sedang menyelesaikan studi doktoral di Sudan, itu nilai tambah. Seharusnya di dunia akademik, tidak ada istilah pikiran itu dilarang. Itu yang kami sayangkan,” tambah Najmi.

Oleh karena itu acara tidak dilabeli sebagai pengajian atau tabligh akbar. UAS juga dibatasi pembicaraannya oleh panitia sejak awal. Panitia bahkan berharap, yang datang sebagian besar adalah warga kampus sendiri, untuk menjaga tema diskusi.

Beberapa tema yang pernah dibahas dalam kajian ini antara lain adalah Profetisme Mengawal Kebudayaan Kita, Titik Temu Profetisme dengan Teori-Teori Postmarxis, Filsafat Positivisme, Kisah Adam dalam Teori Evolusi, Urban Sufisme, hingga Science Delusion.

“Kita sangat banyak diskusinya. Temanya sangat luas. Tema intinya adalah terkait integrasi sain dan Islam. Kita juga bahas tema-tema yang mungkin di kalangan aktivis muslim dianggap agak sedikit nakal, seperti postmarxis itu,” tambah Najmi.

UAS Legowo

Sementara itu, UAS tidak mempermasalahkan penolakan tersebut. Sebaliknya, UAS mengaku legowo dengan keputusan itu. Namun demikian, dia mengaku akan mengikuti permintaan takmir masjid UGM sebagai pihak pengundang. Sebab, dirinya dan tim semata-mata bertamu.

“Sebagai tamu yang baik, tentunya tidak ingin memberatkan tuan rumah. Saya ikut panitia saja. Kalau memberatkan, saya tidak datang,” tutur UAS, dilansir RMOL.id.

Editor: Makmur


Like it? Share with your friends!

3
3 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
4
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
2
Tidak Suka
Suka Suka
1
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
2
Wooow
Keren Keren
0
Keren
Terkejut Terkejut
3
Terkejut
Redaksi

Legend

Akun resmi tim redaksi Artikula.id

2 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals