Sah! GP. Ade Darmawi Sandang Gelar Doktor Terbaik dan Tercepat

Keberhasilan dosen UIN Suska ini merampungkan penelitian penting terkait Melayu, memberi angin segar sekaligus memperkaya khazanah keilmuan terkait dunia Melayu.2 min


2
2 points
GP. Ade Darmawi (tiga dari kiri) foto bersama usai mengikuti sidang terbuka ujian promosi Doktor UIN Suska Riau.

Senandung menidurkan anak merupakan tradisi yang telah lama hidup dalam batang tubuh masyarakat Melayu. Tradisi ini terus dipertahankan hingga saat ini, meski medium dan kontennya telah mengalami pergeseran.

Meninabobokkan anak melalui pantun yang sarat ajaran kebaikan dan agama merupakan bagian dari tarbiyah al-aulad, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan seorang anak ke depannya. Selain berdampak ke sisi kognitif, tradisi ini juga tentunya berpengaruh ke sisi afektif dan psikologis anak.

Hal ini selaras dengan penelitian Rene Fan de Carr dan Marc Lehrer, yang menandaskan bahwa stimulasi ucapan pada fase pranatal maupun postnatal dapat menopang perkembangan mental bagi si anak. Sehingga si anak siap beradaptasi dengan lingkungannya. Di sisi ini signifikansi penelitian disertasi GP. Ade Darmawi dapat diposisikan.

Disertasi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Pantun (Kajian Tentang Muatan Tunjuk Ajar Melayu Dalam Tradisi Sastra Lisan Nyanyian Menidurkan Anak)” telah sukses dipertahankan seniman senior Riau tersebut dengan predikat cumlaude.

Sidang terbuka yang digelar pada 17 September 2019 tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. Afrizal, M.A. Sedangkan tim penguji diemban oleh Prof. Arrivai Abduh, M.Ag, Dr. Ellya Roza, M.Hum, Prof. Dr. Suwardi, M.S., dan Dr. Abu Anwar, M.Ag.

Ahmad Darmawi memang dikenal publik sebagai seniman dan teaterawan terkemuka dan produktif, namun dengan capaian akademik ini menegaskan posisi beliau sebagai seniman cum akademisi. Di sela-sela pidatonya, GP. Ade (nama pena) menyampaikan keharuan dan rasa syukur terdalam. “Ini semua berkat doa dan didikan orang tua”, sebutnya.

Tradisi menidurkan anak memiliki penyebutan yang berbeda-beda di setiap daerah. Di Indragiri Hulu misalnya, disebut dengan nandung, di Siak atau daerah pesisir dikenal dengan dodoy. Tradisi ini mengandung substansi yang signifikan dalam proses pendidikan dan pengajaran anak usia dini. Bahkan bukan hanya menata mental, namun juga mengeratkan jalinan emosional antara anak dan orang tua.

Ada hal menarik dari penyampaian Dr. Ellya Roza di saat memberi masukan ke penelitian bertajuk tradisi sastra lisan itu, bahwa mendodoikan anak tidak melulu lekat sebagai tugas kaum ibu, namun juga perlu keterlibatan kaum ayah.

Prof. Afrizal juga turut menambahkan berkenaan dengan preferensi masyarakat urban atau generasi milenial terhadap piranti teknologi. Titik tekannya pada bagaimana meneruskan jalinan emosional atau transfer psikologis dari orang tua ke anak. Apakah piranti teknologi, semisal recorder, tape, atau android mampu mewakili hal itu?

Sekian pertanyaan itu ingin diteguh-tegaskan oleh GP. Ade Darmawi lewat penelitiannya tersebut. Bagaimanapun deru-derasnya perkembangan zaman, nilai-nilai pendidikan dalam tradisi menidurkan anak mesti terus direvitalisasi.

Keberhasilan dosen UIN Suska ini merampungkan penelitian penting terkait Melayu, memberi angin segar sekaligus memperkaya khazanah keilmuan terkait dunia Melayu.

Ahmad Darmawi telah sah menyandang gelar doktor dan tercatat sebagai doktor ke-120 di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Semoga ilmu dan pemikirannya dapat terus mengalir manfaat dan faedah.

apa tanda orang bertuah
sepadan ilmu dengan imannya
apa tanda orang bertuah
lahir menakah batin sempurna


Like it? Share with your friends!

2
2 points

What's Your Reaction?

Sedih Sedih
1
Sedih
Cakep Cakep
0
Cakep
Kesal Kesal
0
Kesal
Tidak Suka Tidak Suka
0
Tidak Suka
Suka Suka
9
Suka
Ngakak Ngakak
0
Ngakak
Wooow Wooow
4
Wooow
Keren Keren
5
Keren
Terkejut Terkejut
2
Terkejut
Redaksi

Legend

Akun resmi tim redaksi Artikula.id

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals