Asian Games: Prestasi dan Masa Depan Atlet

Tidak sedikit atlet yang telah mengharumkan Indonesia di kancah internasional tetapi hidupnya miskin, hidup pas-pasan dan tanpa pekerjaan yang tetap.2 min


5
Sumber gambar: kissfmmedan.com

Perhelatan akbar olahraga se Benua Asia yaitu Asian Games 2018  diselenggarakan pada bulan Agustus ini, merupakan ajang pembuktian para atlet terbaik Merah Putih untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat nusantara. Untuk menjadi atlet yang akan bertanding selevel Asian Games, merupakan impian semua orang. Dari sekian ribu bahkan jutaan atlet yang tersebar di seluruh pelosok negeri, merekalah yang saat ini beruntung.

Menjadi atlet nasional mewakili Indonesia seperti event Asian Games, memerlukan perjuangan yang cukup panjang. Mereka harus meniti karir keatletannya dari mulai level daerah, nasional hingga internasional.

Hanya seorang atletlah yang dapat mengumandangkan lagu Indonesia raya dinyanyikan di negara lain, yaitu di saat atlet naik ke podium Juara. Ketika bendera Merah Putih dibentangkan berada di atas negara-negara lain, maka di situlah jati diri bangsa dipertunjukkan. Tingginya prestasi yang diraih, akan menujukkan kemajuan peradaban suatu bangsa serta kualitas pengelolaan SDM-nya.

Atlet adalah seorang pahlawan yang perlu dihargai jerih payahnya. Tidak sedikit atlet yang telah mengharumkan Indonesia di kancah internasional tetapi hidupnya miskin, hidup pas-pasan dan tanpa pekerjaan yang tetap. Ambil contoh, mantan petinju juara dunia versi WBF Rahman Kili Kili yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri disebabkan karena himpitan ekonomi yang melilitnya. Atlet dayung  juara dunia perahu naga yang harum pada masanya yaitu Leni Hainini,  harus menjadi buruh cuci pakaian untuk menyambung hidupnya.

Begitupun dengan Suharto, atlet balap sepeda asal Jawa Timur harus menghidupi keluarganya dengan mengayuh becak yang dia sewa dari tetangganya di tengah penyakit hernia akut yang dideritanya, dan masih banyak lagi deretan atlet dengan segudang prestasi tapi hidupnya memprihatinkan. Kata pepatah, “habis manis sepah dibuang”, itulah gambaran realita yang nampak, untuk para pahlawan bangsa yang mengorbankan jiwa raganya untuk bangsa dan negara.

Masa muda para atlet, hanya disibukkan dengan berbagai latihan demi mengejar prestasi, sehingga kebanyakan dari mereka tidak mempunyai keterampilan yang cukup untuk menjalani kehidupan pasca berakhirnya dari dunia atlet. Jaminan masa depan bagi atlet berupa pekerjaan, keterampilan dan pendidikan perlu menjadi program utama pemerintah untuk menjaga keberlangsungan olahraga nasional.

Pemerintah perlu memberikan keterampilan bagi para atlet supaya mereka mempunyai bekal untuk survive setelah masa pensiun dari profesinya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki, diharapakan mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri untuk bekerja atau terjun di dunia bisnis atau usaha lainnya.

Para atlet yang akademiknya terhambat, karena waktu mereka digunakan untuk berlatih, maka pemberian fasilitas pendidikan, berupa beasiswa yang luas perlu untuk ditingkatkan. Dengan kemampuan akademik serta keterampilan yang dimiliki, kehidupan mereka tidak akan mengalamai kesulitan seperti yang dirasakan atlet-atlet  zaman dulu.

Kebutuhan atlet akan soft skill dan hard skill serta  akademik sangat diperlukan untuk kelangsungan masa depannya. Dengan bekal itu, mereka siap bekerja atau menjalankan kegiatan wirausaha lainnya di mana pun mereka berada. Akan menjadi problem krusial, apabila mereka diangkat menjadi pegawai kalau tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik, karena akan berdampak pada terhambatnya kinerja perusahaan atau lembaga yang mengangkatnya. Sebaliknya dengan kecakapan yang cukup, mereka akan menjadi pegawai yang produktif dan dapat memberikan kinerja yang maksimal.

Nasib atlet sekarang lebih beruntung

Bonus yang diberikan kepada atlet pemenang medali emas seperti pada cabor Taekwondo Devia Rosmaniar, yang senilai 1,5 Miliyar ditambah Rumah, Jaminan pegawai negeri dan Bonus tambahan lainnya, baik dari Sponsor maupun dari pengurus Cabor akan menjadikan dirinya Miliarder. Nasibnya memang beruntung dibanding dengan atlet-atlet pada zaman dulu.

Jaminan pekerjaan yang diberikan akan menjadikan masa depannya sangat Indah. Untuk mendapatkan semuanya tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, dengan proses yang disiplin dan kerja keras membuahkan hasil yang maksimal. Ini merupakan motivasi bagi para remaja Indonesia untuk terus belajar dan berlatih dalam membawa nama harum Indonesia.

Jaminan masa depan untuk atlet yang diberikan pemerintah akan menjadi pemicu semangat masyarakat untuk menekuni profesi atlet. Karena profesi atlet derajatnya sama dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara atau yang lainnya. Pengelolaan atlet yang profesional akan menjadi pendongkrak prestasi olahraga nasional.

Proses penyiapan atlet yang berkelanjutan dari mulai anak-anak sampai usia produktif, serta penyipan sarana dan layanan yang bagus akan menjadikan Indonesia menempati rangking yang tinggi pada bidang olahraga. Prestasi yang tinggi dalam bidang olahraga merupakan manivestasi dari kualitas SDM dan kulaitas kinerja pemerintahan.


Like it? Share with your friends!

5
Hakiman

HAKIMAN. SPd.I, MP.d. Dosen PAI FITK IAIN Surakarta.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals